Setelah pertemuan dengan Raina dan Leon membuat Adry tidak tenang. Dia mencoba mengingat tentang Raina tetapi tidak pernah bisa. Dia mulai mengingat kejadian sepuluh tahun lalu. Siapa saja wanita yang pernah bersamanya.
Netranya tiba-tiba membelalak lebar, teringat akan sebuah kejadian ketika dia ke Indonesia untuk melamar Nita pada malam tahun baru. Nita malah pergi ke Cina untuk acara peragaan busana sehingga dia menghabiskan waktu sendiri di sana.
Dia lalu mengabiskan malam tahun baru itu di sebuah klub malam dekat dengan pantai di Bali dan mulai meminum wine untuk mengatasi kekesalannya. Setelah bosan lalu kembali ke villanya. Ketika dia hendak menutup pintu villa tiba-tiba seorang wanita masuk meminta tolong padanya karena dikejar oleh tiga orang pria.
"Ku mohon tolong aku. Mereka mengejarku," kata wanita itu menunjuk keluar pintu yang sedikit terbuka. Adry mendekat dan ikut mengintip keluar memang ada beberapa pria yang sedang berkeliling mencari seseorang.
Adry bisa mencium bau alkohol dari tubuh wanita itu. "Ku mohon, aku mencari teman-temanku namun aku tidak menemukan mereka. Aku takut." Wanita itu terlihat memeluk tubuhnya sendiri.
Adry memang tidak melihat dengan jelas wajah wanita itu karena belum menyalakan lampu. Lagi pula jika dia melakukannya maka akan menimbulkan kecurigaan dari tiga pria di depan sana. Adry sedang tidak ingin menambah masalahnya.
Salah satu pria kemudian mendekat ke arah villa itu. Wanita misterius itu menutup pintu dan memekik tertahan. Dia lalu bersembunyi dibelakang tubuh Adry.
"Kumohon tolonglah aku!" ucap wanita itu memegang punggung belakang Adry dan bersembunyi di belakangnya. Adry bisa merasakan jika tubuh wanita itu bergetar ketakutan.
"Apa kau mengenal mereka?"
"Mereka menggangguku di klub tadi."
Pintu rumah mulai diketuk. Pegangan di punggung Adry semakin kuat. Adry tahu apa yang harus dia lakukan.
"Tunggu di sini." kata Adry agar wanita itu bersembunyi di belakang pintu. Adry lalu membuka sedikit pintu villanya.
"Ada apa?" tanya Adry dingin memasang wajah tidak senang.
"Sorry sir apakah kau melihat ada seorang wanita berjalan di dekat villa ini?"
"Tidak."
"Ya, sudah jika begitu," ucap pria itu. "Maaf jika menganggu kenyamanan Anda." Pria itu langsung berlalu pergi.
Adry bisa tahu jika pria yang dia temui itu bukan pria baik-baik dari banyaknya tatto yang terlihat di tubuhnya.
Adry menutup pintu itu dan melihat wanita itu sedang mengusap tubuhnya sendiri dengan gelisah. Adry seperti tahu apa yang wanita itu rasakan.
"Pria itu sudah pergi, kau bisa pergi dari sini lima menit lagi menunggu mereka jauh."
"Terima kasih."
"Apakah kau punya segelas air minum, panas, sangat panas aku haus," ucap wanita itu. Tangan Adri mendekat mengusap wajah wanita itu untuk meyakinkan sesuatu.
Wajah wanita itu malah terlihat menikmati usapan tangan Adri seperti seekor kucing yang dibelai majikannya. Tangannya seperti tidak mau berhenti menyentuhnya.
Tiba-tiba pikiran jahat merasuk dalam dirinya. Nita, dia tidak tahu apa yang sedang wanita itu lakukan. Kini dia mendapatkan seorang wanita yang akan menemaninya malam ini.
"Ku kira aku tahu apa yang kau butuhkan saat ini," ucap Adry yang mulai naik libidonya ketika mendengar desaahahan wanita itu.
Lamunannya terhenti ketika mendengar suara penanya yang patah. Wajahnya memucat seketika. Hanya dengan wanita itu dia tidak menggunakan alat pengaman dan mereka tidak melakukan satu kali saja. Dia meninggalkan wanita itu begitu saja setelah mereka melakukan One night Stand. Namun, cincin yang seharusnya dia berikan pada Nita dia sematkan di jari manis wanita itu sebagai ucapan permintaan maaf karena mengambil sesuatu yang berharga dari wanita itu dan sebagai ucapan terimakasih atas malam indah mereka.
Adry langsung berdiri dia mengambil gagang telephon di dekatnya dan memerintahkan sekretarisnya untuk memanggil Roy, sang asisten. Warga campuran Indonesia Inggris.
Beberapa menit kemudian Roy telah berada di depannya.
"Roy, aku akan menikahi seorang wanita bernama Raina Kailani. Aku minta kau cari tahu tentang wanita itu semuanya dan satu lagi masa lalunya. Aku juga ingin kau cari tahu tentang anaknya yang bernama Leon, riwayat kesehatannya dan semua yang berkaitan dengan mereka."
"Baik, Tuan," jawab Roy.
"Roy, kau ingat kejadian sepuluh tahun lalu di Bali sewaktu kita terbang ke negara ini untuk menemui Nita."
"Apakah maksud Anda kejadian malam tahun baru itu Tuan?"
"Kau benar, bisa kau selidiki tentang wanita yang bersamaku malam itu? Apakah dia adalah Raina?"
"Itu sangat sulit Tuan tetapi akan kuusahakan. Tetapi apa yang saya pikirkan apakah sama dengan yang Tuan inginkan?"
"Apa itu?" Adry menaikkan kedua alisnya ke atas.
"Apakah Tuan mengira jika anak wanita itu adalah putra Tuan?"
"Kau selalu bisa menebak hatiku."
"Jika begitu mengapa harus menyelidiki masalah sepuluh tahun yang lalu. Tuan bisa saja melakukan tes DNA tanpa diketahui oleh wanita itu."
"Aku sendiri tidak yakin jika wanita itu apakah Raina atau bukan?" ujar Adry.
"Apakah Anda benar-benar tidak melihat wajahnya?"
"Samar, hanya sinar bulan yang menerangi suasana kamar pada saat itu."
"Kita lihat catatan kesehatannya saja Tuan, jika golongan darah anak itu sama dengan Tuan maka kita akan mengecek lebih jauh. Caranya dengan melakukan tes DNA. Untuk menghemat waktu. Atau Anda bisa tanyakan hal ini pada wanita itu saja."
"Tidak bisa. Tanpa ada bukti yang nyata dia bisa saja menyangkalnya. Lagi pula dia mengatakan bahwa anak itu suka di telephon oleh ayahnya."
"Kepalaku serasa mau pecah memikirkan hal ini."
"Apakah Nyonya Nita tahu akan hal ini?"
" Belum dan jangan beritahu dia!"
"Dokter Ryan mengusulkan ide gila dengan menyewa rahim Raina untuk digunakan program bayi tabung kami. Awalnya aku tidak setuju dan mencari cara untuk menggagalkannya. Apalagi ketika Raina mengajukan keinginan untuk menikah dahulu sebelum melakukannya. Aku pikir dia wanita licik yang ingin ambil keuntungan lebih. Namun, ketika bertemu dengan Leon, keinginan untuk menggagalkan rencana mencari ibu pengganti sirna sudah. Aku ingin tahu lebih banyak tentang mereka. Jadi aku memutuskan bersedia menikahi Raina."
"Jika anak itu adalah putra Tuan, mungkin ini jalan dari semua permasalahan yang mendera Anda."
"Ya, mungkin saja dan aku berharap bahwa itu benar adanya. Namun, aku tidak ingin gegabah untuk melakukan semuanya. Tidak ada yang boleh tersakiti di sini. Walau anak itu adalah anakku, aku tidak akan melepaskan Nita bagaimanapun dia adalah cintaku."
"Bagaimana jika orang tua Anda tahu masalah ini? Tuan Besar, bukan orang yang bisa Anda tipu!"
"Ayah bukan orang yang mudah untuk dipermainkan. Dia selalu memantau dari jauh, apa yang dilakukan oleh semua anggota keluarganya. Oleh karena itu, kau harus berhati-hati dalam mencari kebenaran. Jangan sampai ada yang mencium kabar ini sebelum semua terbuka kebenarannya!" perintah Adry. Dia sendiri tidak yakin bisa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
Christy Oeki
dikuatkan imannya
2022-06-13
1
Azizka Amelia Putri
𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐛𝐚𝐫 𝐥𝐚𝐡 𝐫𝐚𝐢𝐧𝐚
2022-06-12
0
Lalatime
aihhh sedih nya... ternyata begitu awalnya
2022-05-27
0