Masih di gym MAREN, Kyla kebingungan melihat sahabatnya Jessie sudah pingsan dan tak sadarkan diri. Zeno pun mengangkat dan mengendong Jessie untuk menuju mobil namun Key menghalangi Zeno.
"Stop! Biar gua yang gendong Jessie," kata Key sambil menghalangi langkah Zeno.
"Maaf, tapi Non Jessie adalah tanggung jawab saya," ujar Zeno tetap bersikeras membawa Jessie.
Kyla pun terlihat pusing melihat perdebatan antara Zeno dan Key.
"Udah! Jangan berdebat terus! Mending kalian pake baju dulu, deh! Gak baik buat mata soalnya, teriak Kyla.
Zeno dan Key hanya manggut-manggut tanda mengerti ucapan dari Kyla. Key berhenti menghalangi Zeno dan langsung mengambil bajunya. Zeno tanpa sadar menjatuhkan Jessie dari gendongan ala bridal style-nya karena hendak mengambil bajunya.
Bruk!
Jessie pun jatuh dan tergeletak dilantai. Untung saja Jessie masih pingsan sehingga mereka terbebas dari ocehan Jessie yang terkenal sangat galak itu. Zeno pun terlihat biasa saja ketika melihat Jessie yang jatuh dan tergeletak dilantai.
"Ups! Gak sengaja!" ucap Zeno sambil menutup mulut dengan tangannya.
Untung Jessie belom sadar, batin Kyla.
Setelah mereka berdua memakai baju, perdebatan itu terjadi lagi. Mereka berdua adu mulut bagai istri sah dan pelakor yang sedang war. Keributan yang dibuat mereka berdua pun membuat orang-orang yang berada di gym tersebut memperhatikan mereka.
"Biar gua yang gendong Jessie ke mobil!" Key bersikeras.
"Tidak bisa! Saya memegang tanggung jawab penuh untuk menjaga Non Jessie," kilah Zeno.
"Gua ini tunangannya, Jessie!" tegas Key.
"Masih tunangan bukan suami." Zeno tidak mau kalah berdebat.
Mereka berdua ribut diatas tubuh Jessie yang masih tergeletak dilantai. Kyla yang melihat hal itu merasa kesal dan naik darah. Akhirnya Kyla memutuskan untuk mengangkat Jessie dan menggendongnya ala bridal style.
"Gak usah banyak bacot! Biar gua yang gendong!" teriak Kyla kesal.
Kedua lelaki itu hanya saling menatap bingung satu sama lain. Mereka pun akhirnya mengikuti Kyla yang menggendong Jessie berjalan menuju parkiran mobil.
.
.
.
***
Dua hari kemudian, Jessie belum kunjung sadarkan diri. Kejadian kali ini sungguh berbeda dari biasanya. Biasanya hanya satu hari Jessie akan pingsan pasca melihat roti sobek cowok. Namun kali ini berbeda, dua hari dia tidak sadarkan diri karena pemandangannya pun tidak biasa. Kalau dalam game, Jessie mengalami double kill roti sobek yang menggoda iman.
Jessie masih pingsan dan terbaring dikasurnya. Namun tiba-tiba dia tersadar ketika mendengar suara berisik dari arah belakang rumahnya. Kebetulan memang dari kamar Jessie segala suara yang berasal dari luar terutama belakang rumah, terdengar sangat jelas. Waktu itu saja pernah terdengar suara kucing berantem, suara tangisan Zeno saat Zaenudin tak sadarkan diri, suara orang-orang yang ribut saat manjat pohon jengkol. Pokoknya segala jenis suara pernah terdengar.
"Bibi!" teriak Jessie kencang.
Bibi Juneng yang mendengar teriakkan dari Jessie pun bergegas menuju kamar Jessie.
"Ada apa, Non?! Non Jessie sudah sadar?! Alhamdulillah...." Bibi Juneng terlihat sangat lega.
Dengan rambut berantakan dan wajah yang masih sembab, Jessie menanggapi perkataan bibi Juneng dan bertanya. "Itu suara berisik apaan, Bi?!"
"Ah itu ... ada yang lagi bangun sesuatu, Non," jawab Bi Juneng.
Jessie yang penasaran pun langsung beranjak dari tempat tidurnya dan turun menuju arah belakang rumah. Sebelum itu, dia tak lupa mencuci muka dan menyikat giginya.
.
.
.
***
Sesampainya Jessie di belakang rumahnya, dia melihat sebuah pemandangan aneh. Bagaimana tidak aneh, terlihat Zeno sedang sibuk membangun sebuah kandang ayam tapi ayamnya sendiri sedang asyik nonton YouTube pertandingan adu ayam.
"Woy! Ngapain lo bangun kandang ayam disini?!" teriak Jessie ngegas.
"Oh ... Non Jessie, saya sudah minta izin dengan Tuan Frans kok, katanya gak apa-apa," tanggap Zeno santai.
Jessie tak habis pikir dan menepuk jidatnya. Jessie pun mendekati kandang yang dibuat oleh Jeno lalu dia memperhatikan bentuk kandang yang sedang dibuat Zeno. Kandang ayam itu berukuran sekitar 100 cm x 100 cm, kandang tersebut lebih besar dibandingkan dengan kandang ayam biasa, untuk satu ekor ayam.
"Ini kandang ayam apa rumah Barbie? Masa dindingnya dikasih wallpaper? Warna pink lagi," tanya Jessie sambil garuk-garuk kepala.
"Terus apaan itu masa ada kasurnya?!" sambung Jessie bertambah heran.
"Zaenudin suka warna pink dan dia gak bisa kalo tidur ditempat yang alasnya keras, waktu itu terpaksa aja dia tidur di bawah pohon jengkol karena gak ada pilihan," jelas Zeno.
Jessie tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan dari Zeno. Namun Zeno hanya menanggapi dengan biasa saja.
"Ayam lo ngotak amat, ya?! Gua potong juga ntar, ha-ha-ha!" Jessie tertawa makin kencang.
Zaenudin yang sedang asyik nonton YouTube pun tersentak saat mendengar dirinya hendak dipotong oleh Jessie. Zaenudin hampir emosi dan hendak menyerang Jessie tapi Zeno dengan tanggap langsung menangkap Zaenudin.
"Jangan Zaenudin! Dia itu majikan kita, nanti kalo gua dipecat, gimana?!" Zeno memberikan pengertian kepada ayamnya itu.
Zaenudin pun mengerti dan kembali menonton YouTube.
Jessie yang mendengar dan melihat hal itu pun tertawa makin kencang, Jessie sampai tak sadar dan berjalan mundur kebelakang sehingga dia tersandung sebuah batu besar. Baru saja dia oleng dan akan terjatuh, Zeno dengan cepat meraih pinggang Jessie dan menyelamatkannya.
Mata Jessie terbelalak melihat keindahan Zeno yang sedang berkeringat sehingga membuatnya menelan liur dalam-dalam. Zeno makin menggoda karena jakunnya yang menonjol seksi dan membuat siapa saja yang melihatnya akan goyah imannya. Jessie pun memejamkan matanya dengan tujuan agar dia tidak pingsan lagi.
Deg-deg-deg!
Suara detak jantung Zeno terdengar sangat kencang. Entah apa yang membuat detak jantungnya sekencang itu. Mungkin karena?
Kenapa dia nutup mata? Apa ini mirip dengan adegan romantis di film-film itu? Jangan-jangan dia minta di ... Ah! Mana mungkin! Tapi kenapa dia merem, batin Zeno bertanya-tanya.
Zeno pun memejamkan matanya juga, perlahan-lahan wajahnya mendekati wajah Jessie. Detak jantung yang makin kencang dan hembusan nafas Zeno yang makin terasa membelai wajah Jessie pun membuat Jessie langsung membuka matanya kaget. Dilihatnya Zeno yang sedang memejamkan matanya dan memonyongkan bibirnya. Sontak hal tersebut membuat Jessie langsung mendorong Zeno menjauh.
"Mau ngapain, lo?!" teriak Jessie.
"Eh! Saya kira Non Jessie minta di...."
Belum sempat Zeno melanjutkan ucapannya, Jessie langsung menyahut dengan nada suara meninggi. "Enak aja! Sembarangan!"
"Awas lo, ya!" ancam Jessie sambil menunjuk dan pergi menjauh dari Zeno.
Zeno pun bingung dan mengerutkan dahinya. "Salah perkiraan, ya."
Sedangkan Jessie yang mulai berjalan menjauh merasakan detak jantungnya lebih kencang dari biasanya.
Deg-deg-deg!
"Jangan kenceng-kenceng kenapa detaknya!" gumam Jessie sambil memukul-mukul dadanya.
.
.
.
***
Next Episode>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Ririe Handay
kau kepedean zen
2022-06-16
2
R_3DHE 💪('ω'💪)
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-02-05
0
Ida Lailamajenun
gimana kyk aku yg tiap hari lihat roti sobek saat olahraga,khn dampingan ma gedung cwok yg roti sobek smua😂😂😂tapi gk pingsan" 😂😂cuma halu Travelling 🤣🤣🤣
2021-10-03
0