Baru saja Zeno hendak masuk kedalam kediaman rumah keluarga Wijaya, terlihat dari kejauhan segerombolan orang yang berlari menuju gerbang. Nampak ada seorang pria paruh baya berambut putih yang memakai seragam satpam, ibu-ibu yang memakai daster, dan seorang pria umur 30an membawa sapu lidi. Zeno pun terkejut karena dia berpikir bahwa dia akan diusir sebelum menginjakkan kakinya masuk kedalam rumah itu.
Waduh mamp*s gua, belom sempet bales dendam udah mau dihajar massa, batin Zeno.
Segerombolan orang-orang itu pun mulai mendekat kearah Zeno. Zeno pun sudah mengambil ancang-ancang untuk melindungi tubuhnya dengan tangannya. Namun orang-orang itu hanya melewatinya tanpa melakukan apapun terhadapnya, malah terdengar mereka memanggil-manggil nama seseorang.
"Non! Non Jessie jangan kabur lagi dong," teriak satpam tua itu sambil ngos-ngosan.
"Haduh Non, Bibi bisa kambuh migrainnya kalo Non Jessie kabur terus," ucap ibu-ibu berdaster itu.
Zeno yang melihat hal tersebut pun terbengong heran.
"Lah gua kira mau gebukin gua, taunya manggil orang toh", gumam Zeno.
Ketiga orang yang berlari tadi pun menengok kearah Zeno dikarenakan Zeno bergumam begitu kencang. Mereka memperhatikan penampilan Zeno dari atas kebawah. Penampilan Zeno memang terlihat norak dan kampungan. Zeno memakai baju kaos partai dengan celana setengah tiang banyak kantung. Kesan kampungan dan noraknya pun semakin bertambah karena Zeno membawa tas yang terbuat dari karung goni yang ia jahit sendiri di punggungnya sambil menenteng seekor ayam jago. Makin diperparah dengan penampilan Zeno yang tak terurus dan dekil.
"Mas gelandangan ya? Tolong Mas jangan berdiri didepan gerbang," ucap laki-laki yang membawa sapu lidi.
Wah aje gile gua dibilang gelandangan.
Zeno pun menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke kediaman keluarga Wijaya. Ketiga orang tadi pun mengerti dan mempersilakan Zeno masuk kedalam. Padahal seharusnya para peserta audisi yang hadir harus melewati gerbang selatan bukan melewati gerbang utama rumah seperti Zeno (pantes aja sepi).
Dalam hati Zeno mengumpat tak kala dia mengingat Abang ojek yang baru saja mengantarnya tadi. Karena Abang ojek itu mengantarkan Zeno ke gerbang yang salah. Untung saja itu gerbang rumah bukan gerbang Neraka.
Wah gua ditipu mentah-mentah sama tukang ojek syalan itu! Awas aja! umpat Zeno dalam hati.
.
.
.
***
Zeno yang selama ini hidup di kampung pun begitu takjub dengan kediaman keluarga Wijaya yang begitu mewah dan besar. Wajahnya melongo dan mulutnya menganga sangking takjub dengan rumah tersebut. Rumah itu didesain dengan konsep yang mirip dengan bangunan mewah di negara Inggris.
Luar binasa bener ini rumah, rumah gua di kampung mah cuma segede pos satpam doang.
Jeno pun diantar oleh Bang Ismed, orang yang memegang sapu lidi tadi ke tempat dimana audisi para bodyguard diadakan. Bahkan Bang Ismed harus menggunakan motor pada saat mengantar Zeno ke tempat audisi. Bisa dibayangkan betapa luasnya kediaman keluarga Wijaya.
Sesampainya ditempat audisi, terlihat banyak sekali orang yang berkumpul dan berbaris. Bahkan ada tempat dimana untuk mengambil nomor antrian. Zeno pun bergegas menuju meja yang memberikan nomor antrian. Dia pun kaget karena dia mendapatkan nomor antrian 15.655.
Buset ini mau ngantri daftar jadi bodyguard apa mau daftar CPNS sih, batin Zeno.
.
.
.
***
Lima jam pun berlalu, sangking lamanya menunggu Zeno pun tertidur dibawah pohon beringin yang ada disana (rumah apa hutan ada pohon beringin). Suara pengeras suara pun mengumandangkan nomor antrian Zeno. Zeno pun sontak terkaget dan terbangun dari tidurnya sambil mengelap liurnya.
"Saya hadir, Pak!" teriak Zeno sambil mendekati sumber suara.
Akhirnya Zeno pun dipersilahkan untuk memasuki ruang audisi. Ternyata ruang audisinya merupakan sebuah aula besar yang mampu menampung sekitar 1000 orang. Terlihat banyak sekali laki-laki yang mengikuti audisi, mereka nampak datang dari berbagai daerah.
"Misi, Mas darimana ya?" tanya Zeno kepada seorang pria berkulit agak gelap disampingnya.
"Beta dari Ambon Manise" jawab pria itu.
Zeno pun hanya tersenyum mendengar jawaban dari pria itu.
Gile jauh amat orang dari Ambon mau ikut audisi kenapa gak sekalian dari Papua aja ikutan juga, batin Zeno.
Tak lama kemudian ada seorang pria berkulit hitam yang menyahut dari samping pria Ambon tadi.
"Kalau saya dari Papua Kakak, tepatnya daerah perbatasan dengan Papua Nugini Kakak," sahut pria yang berkulit hitam.
Zeno hanya tersenyum dengan wajah yang aneh mendengar hal itu.
.
.
.
***
Audisi pun dimulai, terlihat seorang bapak-bapak dengan kumis hitam tebal dan wajah yang galak yang berdiri didepan para peserta audisi. Bapak tersebut adalah juri audisi tahap pertama ini. Di spanduk tertulis bahwa audisi tahap pertama ini bertema "AYO GETARKAN DUNIA". Zeno masih belum paham apa maksud dari tema audisi pertama ini.
Zeno yang masih bingung pun hanya mendengar dengan seksama penjelasan dari bapak tersebut. Namun tetap saja dia tidak mengerti karena bapak itu menjelaskan dengan bahasa yang cukup aneh, hanya beberapa orang peserta audisi yang mengerti dan tertawa.
Tak berapa lama kemudian terdengarlah suara musik dangdut koplo. Ada sebagian peserta yang mulai berjoget mengikuti irama namun ada pula yang bingung termasuk Zeno.
Ini audisi jadi bodyguard apa jadi dangduters sih, gerutu Zeno dalam hati.
Tiba-tiba ada suara nyaring dari pengeras suara.
Bagi para peserta yang jogetnya paling yahud akan lolos ke audisi tahap kedua. Suara toak.
Zeno yang mendengar hal itu pun langsung berjoget dengan gaya-gaya yang diluar nalar manusia. Sehingga membuat para peserta yang lainnya tertegun. Karena gaya jogetnya tersebut dia pun lolos dengan peringkat pertama. Author juga bingung bagaimana jogetnya Zeno? Ya sudah kalian pikirkan saja sendiri dengan imajinasi liar kalian sendiri, muehehe.
.
.
.
***
Selesai audisi Zeno pun duduk diruang tunggu para peserta audisi yang lolos tahap kedua. Ternyata dari sekitar 20 ribu peserta, yang lolos audisi tahap kedua hanya sekitar 1000 orang termasuk Zeno.
Zeno sejenak tak habis pikir dengan audisi yang dialaminya barusan. Dia menganggap bahwa latihan beladiri yang bertahun-tahun dia tekuni semuanya sia-sia.
"Tau audisinya kayak gini mending gua dangdutan aja terus tiap malem sama Bang Jamil," gumam Zeno.
Walaupun begitu, Zeno tetap bersyukur karena dia masih bisa lolos audisi. Tidak lupa Zeno pergi ke Mushola yang ada disana. Dia menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim dan memanjatkan doa agar apa yang menjadi tujuannya bisa tercapai. Padahal mau balas dendam aja pake acara berdoa, dasar Zeno.
Note : Bang Jamil adalah raja dangdut Desa Umbul Jaya, Desa tempat Zeno tinggal.
***
HAPPY READING 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Rahman Hartomo
mantap thor sampai ngakak gue tpi y jgn terlalu ngebanyol thor mosok bodyguard lucu nggk d wibawanya agak tegasan dong dan jgn culun2 amat
2023-09-26
3
Enung Samsiah
hahaha,,,,ini audisi joget ky Agustusan atau audisi bodigar wkwkwk,,,,, saking asyiknya joget smpi lupa bls dendam,, parah nih 😂😂😂
2023-07-11
0
Ririe Handay
ikut joget dong zen....
2022-06-12
0