Saat ini Revan sedang dalam perjalan ke kafe. Saat mendengar tunangan Kia menikah ada rasa senang sekaligus sedih. Allah seakan langsung menghijabah doanya, ketika dia meminta untuk menjadikan Kia jodohnya dan menggantikan Kia dengan wanita lain, di sisi lain dia juga tak tega melihat hadis pujaannya tersakiti.
Tapi Revan yakin dia bisa menjadi pengobat luka hati Zaskia Maharani. Sepanjang perjalanan senyum tak pernah luntur dari bibirnya. Berbagai rencana telah siapkan untuk membuat kejutan pada gadis kecil itu.
"Pak kita ke Mall dulu ya." ucap Revan masih mempertahankan senyumnya.
Pak Nano dari tadi hanya ikut tersenyum melihat anak majikannya yang nampak berbeda sore ini. Mendengar cerita tentang Revan yang seolah menjadi trauma karna patah hati, tentunya menjadi kesedihan semua penghuni rumah besar termasuk sopir, satpam, tukang kebun dan ART. Saat salah satu dari mereka mendengar kabar bahwa anak bungsu sang Nyonya besar menemukan pujaan hatinya tentulah mereka ikut senang, bahkan ada yang sengaja melihat gerak-gerik tuan mudanya untuk memastikan benar tidaknya berita tersebut. Saat makan siang tadi pak Nano juga jadi sasaran orang-orang yang bekerja di sana.
"Pak No, jadi bener Mas Revan sudah punya calon istri?" Tanya Mbok Nah salah satu ART bagian dapur.
"Doakan saja mbok... Mas Revan sedang berusaha." jawab pak No singkat takut salah jawab.
"Denger-denger Mas Evan merebut istri orang apa bener?" tanya susi yang bekerja sebagai salah satu penanggung jawab kebersihan.
"Ssstttt... Kalau itu ga mungkinlah, jangan bikin gosip. Mbok Mi itu ngerawat dia dari orok, mbok tau kepribadiannya." timpal mbok Mi, orang yang membantu menjaga Revan dari bayi, bahkan sikap manjanya pada mbok Mi masih dilalukannya sampai saat ini.
"Iya bener itu, kalau pun benar, ga mungkin lah ibu dan bapak ngijinin." timpal yang lain.
"Susi itu salah info, dia memang calon istri orang tapi ga jadi nikah soalnya calonnya sudah menikahi sepupunya sendiri." jawab pan No menjelaskan. "Dan satu lagi, gadis itu juga yang sudah membantu menyelamatkan mas Revan saat dikeroyok preman." lanjutnya.
"Kasihan ya, sungguh gadis yang malang." jawab mereka berrgantian, karna merasa simpati oleh kejadian yang di alami oleh gadis yang mencuri hati anak majikannya itu.
"Sudah - sudah... Yang penting kita doakan saja mas Revan mendapatkan jodoh yang terbaik."
"Aamiin..." jawab mereka seremoak.
*****
Revan telah memasuki mall, pak No senantiasa mengikuti dari belakang sebagai tameng kalau ada perempuan yang dengan sengaja atau tidak mendekati Revan.
Bukannya kalau sebagai tameng itu jalannya di depan ya thor? Iya kalau perangnya dimedan perang pemirsah... Pokoknya versinya author gitu deh🤭
Yang pertama dituju adalah toko perhiasan, entahlah mungkin untuk beli mahar...
"Mas, saya mau kalung yang nantinya bisa dikasih semacam pelacak atau kalau ga kalung ya gelang deh atau dua-duanya juga boleh? Carikan yang bagus." ucap revan pada penjaga toko perhiasan itu, dia sengaja memilih laki-laki untuk melayaninya.
"Ok Mas, saya ambilkan dulu." ucap pelayan toko tersebut. Tak lama si menunjukkan bebrapa model gelang dan kalung keluaran terbaru. "ini keluaran terbaru mas, silahkan dipilih-pilih dulu."
Setelah agak lama revan memutuskan untuk mengambil kalung dengan liontin yang bertahta permata. Dan sebuah gelang yang hanya seperti tali biasa tapi dikombinasikan dengan berlian.
"Wah, selera Masnya memang luar biasa, gelang ini lagi hits mas. Ditoko - toko online sudah banyak yang jual kwnya."
Revan hanya tersenyum tanpa menanggapi, "Sama cincin untuk lamaran dan cincin kawin sekalian."
Pelayan toko itu langsung bersorak dalam hati, karna pasti akan mendapat bonus besar saat ada pelanggan yang membeli dalam jumlah banyak.
Meskipun Revan tidak tahu akan bagaimana ke depannya. Namun dia tetap mengambil langkah awal dalam perjuangannya. Yang pasti, dia tidak akan melepaskan gadis ini lagi.
"Ga tau bener atau tidak, katanya jika cincin ini jika dipakai masnya di jari kelingking pas, kalau jodoh, nanti akan muat di jari manis mbaknya." ucap pelayan tadi saat Revan tidak tau ukuran jari calon istrinya.
"Hmmmm oke, bismillaah... Saya ambil ini sama cincin kawin sepasang model yang ini." tunjuk Revan pada pilihannya.
Dengan terus berdoa dalam hati agar Allah memudahkan rencananya, menjadikan Kia istrinya dalam ikatan halal.
"Jadi total nya Rp 3,2 milyar ya Mas." ucap pelayan sambil menunjukkan total jumlah yang harus dibayar
"Ok, yang gelang saya bawa langsung saja mas, terus yang lain kirim ke rumah. Ini alamatnya dan ini kartunya." ucap Revan.
Setelah semua beres, revan menuju M*t*h*r* dept store. Mengambil beberapa kaos lengan panjang dan pendek, beberapa celana panjang, beberapa stel baju tidur dan dress. Pak No hanya geleng-geleng menyaksikan keajaiban anak majikannya ini, bahkan Revan belum pernah berbelanja untuk keperluannya sendiri. Mudah-mudahan pilihan Revan muat nantinya.
Saat sudah di kasir dia tak langsung membayar, dia menghampiri kasir laki-laki, "Mas, saya mau membelikan daleman untuk calon istri saya, tapi ga tau ukurannya. Emmm... Kira-kira tinggi dan postur tubuhnya sama dengan mbak yang itu." ucap Revan sambil menunjuk seorang spg.
"Kalau minta tolong sama mbaknya sekalian gimana mas? soalnya saya juga ga tau selera cewek."
"Ya, ok. Panggilkan!"
"Lun, sini bentar"
"ya mas, gimana? Ada yang bisa di bantu." ucap spg wanita itu, terlihat di name tagnya bernama Luna.
"Masnya ini butuh bantuan untuk nyari pakaian dalam wanita katanya bentuk tubuhnya seperti kamu."
"Oh iya mas, bisa." Luna menatap Revan takjub, tapi Revan sama sekali tidak tersenyum. "Mas mau yang model seperti apa? Terus branya mau yang ada kawatnya atau tidak, yang ada busanya atau tidak."
Revan berpikir sejenak, dia pernah menderngar temannya berkata, dibalik pakaian longgar seorang wanita biasanya terdapat aset yang besar. Revan jadi tersenyum sekilas.
"Tidak perlu pakai busa dan kawat, cari beberapa model dan warna. 10 set. Carikan bahan yang terbaik agar nyaman dipakai." ucap Revan tanpa senyum. Meski berdiri agak jauh dari wanita ini tapi Revan tidak suka melihat tatapannya.
"Ok, siap Mas." ucap Luna. Dia berlalu sambil menggerutu, "Ganteng sih, dilihat dari panampilannnya juga kayaknya tajir, tapi ga bisa didekati kayaknya. Senyum dikit kek, udah dibantuin juga."
Dia segera ke outlet pakaian dalam dan mulai memilih.
"Dari dulu kalau lihat model ini cuma bisa nelen ludah, ga kuat belinya, satu stel masa setara 1 bulan uang kost. Ck... Tak carikan yang mahal-mahal biar bangkrut dia."
Biar sambil ngedumel Luna tetap mencari yang sekiranya pas sesuai ukurannya.
Setelah selesai dia menuju kasir, disana sudah ada Revan yang menunggu dengan gelisah. Mungkin tadi kelamaan milihnya, pikirnya.
" Ini mas, mau dilihat dulu atau langsung bayar.?"
Revan nampak melihat sekilas, "Ok, saya percaya pilihan kamu. Kalau kamu bohong nanti pasti saya akan complain."
Revan mengambil dompet, mengeluarkan kartu untuk membayar belanjaannya dan beberapa lembar uang merah muda bergambar sukarno-hatta yang dia berikan kepada spg itu. "Anggap sebagai tanda terima kasih karna telah membantu saya." ucapnya lagi datar.
Terlihat spg tadi kegirangan, merasa malu karna tadi sudah mengumpatnya. "Makasih ya mas, semoga pas di tubuh istri anda."
Revan hanya mengangguk sebagai jawaban.
Kasir laki-laki tadi segera mengitung totalnya, "Semuanya jadi Rp 23,6juta mas."
Pak Nano dengan sigap menerima beberapa paper bag hasil perburuan tuan mudanya ini.
Hanya butuh 15 menit waktu yang diperlukan untuk sampai di cafe. Ternyata Revan terlalu lama berkeliling mall, tak terasa sampai sudah menjelang magrib.
"Pak No nanti pulang duluan ga papa, soalnya saya nunggu sampai tutup. Nanti pulangnya gampang. Paling nginep di apartemen biar deket."
"Iya mas, terus belanjaanya gimana?"
"Oh iya. Tolong anter ke apartemen sekalian ya pak."
Sebelum turun Revan memberi pak No uang merah 5 lembar untuk beli rokok katanya. Selain mbok Mi, pak No juga dekat dengan Revan , saat ini anaknya yang dikampung akan mendaftar ke SMA, maka revan akhir-akhir ini sering memberi uang lebih untuknya.
Meski menggunakan masker dan topi, penampilan Revan saat ini sangat mencuri perhatian penghuni kafe, baik pelanggan atau pegawainya. Di pintu masuk sudah ada Roni yang menyambut sahabat sekalian bosnya ini, mereka berjalan bersisian ke ruangan Revan. Kedua pria tampan ini langsung menjadi pusat perhatian.
"Sori bro, kemarin belum sempet tengokin. Eh, sekarang malah sudah nongol. Gimana, udah beneran pulih." tanya Roni.
"Cuma luka kecil aja, Mama aja yang ngurung aku di rumah." Revan terkekeh, teringat mamanya yang posesif saat anaknya sakit. Setelah sampai ruangan Revan melepas maskernya.
"Kalo gitu aku ambilin laporan kafe dulu ya, btw mau minum apa bro? Teh atau kopi hitam?"
"Kopi aja bro, biar betah melek malam ini." jawab Revan sambil terkekeh. "O iya, denger-denger ada pegawai baru ya."
Roni mengernyitkan dahinya, masih belum mengerti maksud pemilik kafe ini. "Ada sih bagian serabutan. Kenapa emang?"
"Namanya?"
Roni makin merasa aneh, "Kamu kenapa sih? Tumben segala urusan pegawai diurusin?" sejenak mata Roni terbelalak.
"Kamu ga ada niat buat pecat dia kan?" cecarnya kemudian.
"Janganlah bro, kasihan dia. Sempet denger dari anak-anak, dia korban pengkhianatan."
"Ck... Lo makin cerewet ya lama-lama. Yang mau pecat siapa?" Revan menghela nafas sejenak. "Jadi, siapa namanya?"
"Kia, Zaskia Maharani."
"Ok, aku mau dia yang buatin kopi dan suruh anter ke sini. Ga usah komen dan jangan membantah."
"Ck, sejak kapan sih kamu jadi bossy gini" Roni menggerutu, namun tak urung dia tetap melangkah ke luar.
Revan tertawa lepas setelah mengerjai sahabatnya itu. Dia segera mamakai masker dan topinya lagi. Tak sabar dia menunggu sambil mondar-mandir gelisah.
Beberapa saat kemudian, dari dalam ruangan Revan melihat gadis yang dirindukannya, hatinya bergetar, jantungnya semakin berdetak kencang. Dia segera memposisikan diri di belakang pintu.
Tok tok tok...
"Permisi Pak, saya membawa pesanan Bapak." lama tidak di jawab. "Saya masuk ya Pak." dengan langkah pelan dan juga sedikit gemetar Kia masuk dan meletakkan Kopi tersebut di atas meja. Namun baru saja dia akan berbalik tiba-tiba ada yang menutup matanya.
"Aaaaa..."
TBC...
Terima kasih untuk dukungannya, plis mohon dukungannya ya pemirsah... Vote, like dan komen
Makasih❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Hajjah Hartini Effendi
mantap tour seru bagus crita nya. semangat ya zaskia semoga berjodoh sama Revan
2022-03-29
1