Terlihat ponsel Kia masih menyala, dia segera meraihnya dan melihat asal panggilan, ternyata benar Denis melakukan panggilan video, Kia segera menekan tombol hijau.
"Assalamu alaikum"
"Wa alaikum salam. Sori agak lama, tadi aku mampir dulu ke toko bokap agak lama. Ini ada ibumu juga baru pulang dari tempat pak RT." Denis mengarahkan kepada ibundanya.
"Assalamu alaikum nduk... Kamu sehat?" nampak disana mata ibu berembunbahkan sebelum Kia menceritakan apa yang menimpanya.
"Alhamdulillaah sehat Bun, Bunda jangan cape-cape ya."
"Iya, bunda ga cape kok. Gimana, sudah ketemu Masmu? Dia sehat kan? Terus apa kata Masmu, apa rencana menikah setelah lulus jadi? Atau malah mau diundur." tanya Bu laran panjang.
Kia hanya nyengir, mencoba merangkai kata agar nanti berita yang akan dia sampaikan tidak membuat ibunya shock dan dakit hati. A
" Emmm Bun... Kalau Kia ga jadi nikah sama Mas Andre ga papa kan? Sepertinya Kia ga cocok sama mas Ande."
"Lho memangnya kenapa to nduk... Apa ada masalah? Mana nak Andrenya, biar ibu yang ngomong dan tanya langsung."
Kia gelagapan mendengar ibunya berkata seperti itu?
"Mas Andrenya masih kerja bu. Kia juga sudah dapat kerjaan dan besok mulai kerjanya. Ga ada masalah apa-apa bu, karna memang kami lebih cocok jadi saudara saja. Dan lagi Kia ga mau menikah atas dasar balas budi saja." Kia masih mengurai sesak didadanya saat harus sedikit berbohong. "Lagian sebenarnya Vera menyukai Mas Andre, Bunda tau sendiri kan gimana Vera, apalagi sekarang mereka bekerja di tempat yang sama jadi sangat bisa magi Vera untuk mendapatkan Mas Andre. Kia hanya ga mau nantinya ada masalah lain dengan keluarga Vera bu. Jadi lebih baik Kia mundur saja, mas Andre juga ga keberatan kok. Kami baik-baik saja."
Terlihat bunda menghela napas panjang, wajahnya terlihat sedih, dia juga baru mengetahui fakta baru kalau keponakannya itu menyukai tunangan anaknya dan sekarang malah bekerja di tempat yang sama, apakah ini memang sudah direncanakan, mengingat mereka yang selalu berusaha mengganggunya dan mengambil apa saja miliknya dengan licik. Bunda memejamkan mata sebentar, lamu tersenyum, Bunda adalah orang yang sangat sabar, bahkan saat suaminya mengusirnya dulu, dia sama sekali tidak membencinya dan malah masih menyimpan cinta sampai saat ini. Tapi entah mengapa sampai saat ini suaminya itu tidak pernah mencarinya, mungkin kebenaran belum terungkap atau malah tidak akan terungkap, pikirnya.
"Lakukan apa yang menurutmu baik nduk, kamu hanya harus terus semangat dan jangan menyerah, ya..."
"Iya bun, Kia hanya butuh doa dan restu Bunda. Bunda jaga kesehatan ya, jangan terlalu cape bekerja."
"Iya sayang, kalau gitu bunda masuk dulu ya mau bersih-bersih dulu baru pulang, gerah." ucap Bu Laras yang hanya di jawab angguknan dan senyum oleh Kia. "Den, ini hapenya. Makasih ya udah jauh-jauh datang ke sini."
"Iya bu, sama-sama. Jangan sungkan." terlihat setelah menyerahkan ponsel, Bu Laras masuk ke rumah.
"Kenapa bohong sih? Kenapa kamu ga bilang kalau Vera dan Andre sudah menikah diam-diam."
"Aku ga mau ibu kepikiran Den, lagian aku sudah ga papa. Aku dapet teman baru, besok aku sudah mulai kerja. Jangan mencemaskanku lagi, ok?!"
"Ck... Kamu memang keras kepala. Ya sudah kamu jaga diri ya, kabari kalau ada apa-apa."
"Oke siap, Assalamu Alaikum."
"Wa alaikum salam."
"Telpon dari ibumu?" tanya Rita yang tiba-tiba datang mengagetkanku.
"Astaga, untung aku ga jantungan. Iya tadi bunda..."
"Udah jangan sedih, semangat. Jangan biarkan dia senang karna kamu terlihat hancur."
"Iya mbak, aku ga papa kok. Oiya besok pake apa aku kerjanya.?
" yang penting celana panjang hitam, sampai sana dapet sragam tapi lengan pendek, pake manset kalo suka lengam panjang. Eh by the way itu kulitmu kok bisa belang gitu sih? " Rita penasaran membandingkan punggung tangan dan muka dan lengan Kia," Tuh lengan kamu putih, tapi punggung tangan kamu sama muka kamu kok sampai berwarna lebih gelap kaya gini, biasanya nih ya, muka itu lebih putih dari tangan. " dengan gerakan cepat Rita menaikkan atasan baju yang dipakai Kia dan memaksa meloloskannya.
"Ih... Mbak Rita apaan sih, mbak mau mesumin aku ya. Aku ga mau mb, aku masih normal, pengen cowok ganteng." ucap Kia sambil menutupi dadanya yang masih tertutup dengan kalengnya. Ngomongin cowok ganteng, Kia jadi teringat Bang Revan Ganteng.
Rita masih melongo menyaksikan tubuh Kia yang indah, kulitnya putih bersih.
"Anjir, ga nyangka kamu tuh punya kulit sindah ini, sumpah aku iri sama kamu. Aku aja yang cewek langsung terpesona."
"Jangan macem-macem ya mbak."
Rita tidak menggubris malah membuka tangan Kia yang masih menutupi dadanya. "Asetmu juga montok untuk cewek seumur kamu Ki... Astaga, itu mantan kamu pasti bakalan nyesel udah ninggalin kamu." ucaonya berapi-api.
Kia mendorong tubuh Rita agar menjauh kemudian menggunakan bajunya lagi.
"Mbak Rita tuh ternyata calon mesum ya emang, awas bunting duluan lho, masa punya cewek aja terpesona, emang ga sama dengan punya mbak sendiri." Kia masih merengut.
Rita malah tertawa, entahlah melihat Kia seperti dia memang jadi berpikitan kotor terus.
" Aku yakin kamu di sini sebulan aja, pasti udah beda. Aku jamin . Sini, aku pakein skin care, meski bukan skincare mahal, tapi ini aman kok. Besok kalau ijazah SMA udah keluar mending nglamar bagian kasir atau waitrees aja." Rita menarik tangan Kia dan mendudukkanya di depan meja rias, lalu memakaikan serangkaian skincare miliknya.
"Eh, aku tadi mau bantuin ibu masak lho mbak, lagian ini kan punya mbak nanti kalau habis gimana?"
"Habis selesai ini kita bantuin ibu sama-sama. Kalau habis ya besok kamu beli sendiri kalo udah gajian. Soal aku gampang. Ah... Aku penasaran bakal secantik apa besok kalau kamu sudah bermetamorfosis." ucap Rita penuh semangat ingin melihat hasil karyanya.
"Bahasamu mbak, bermetamorfosis segala."
Setelah beberapa saat selesailah Rita menggarap wajah Kia.
"Tuh kan, baru pertama pakai aja, muka kamu udah kelihatan beda. Lebih glowing. Ini tuh akibat terpapar sinar uv. Emang kamu ngapain aja sih bisa sampe kayak gini?"
"Eh, iya ya. Kok bisa muka aku jadi kayak gini?" kia takjub saatelihat dirinya di cermin. "Aku itu sejak SMP sering menggantikan Bunda buruh di kebun atau di sawah. Kalau ga gitu kami ga bisa memenuhi kebutuhan kami." kenang Kia membayangkan hari-harinya yang berat.
"Bisa makan aja kami sudah bersyukur. Ya udah kita ke dapur bantu ibu yuk mbak."
Mereka beriringan menuju dapur membatu menyiapkan makan malam sambil menunggu Bapak pulang kerja dan adiknya yang tadi katanya sedang ke rumah temannya mengerjakan tugas sekolah.
******
Setelah selesai melakukan panggilan video dengan putri tercintanya Bunda laras masuk dan berdiri si balik pintu. Sebenarnya dia tau, putrinya saat ini hanya menghiburnya saja apalagi setelah mendengar pembicaraan Denis Dan Kia, bu Laras semakin yakin.
"Ya Allah, sebenarnya apa dosa kami sampai Engkau menghukum kami seperti ini? Tidak cukupknah hamba saja yang terluka karna cinta?" ucapnya lirih setelah dia benar-benar masuk kamar. Air matanya mulai deras, dadanya sesak mengingat akan suaminya yang percaya pada oramg lain yang telah meniduhnya selingkuh.
Saat itu, mereka sedang berada dalam sebuah acara yang diadakan di sebuah hotel. Suaminya adalah seorang pengusaha yang cukup sukses pada masa itu. Namanya Abimana Rahardian, semenjak pertemuan dengan mantan kekasihnya beberapa minggu sebelum acara itu memang sikap suaminya itu tarasa berbeda, lebih dingin terhadapnya. Padahal selama ini Abimana memperlakuannya seperti Ratu.
Setelah kejadian terjebak dihotel dengan pria asing saat acara berlangsung, Laras baru sadar kalau semuanya sudah direncanakan. Hanya saja dia tidak tau sia yang melakukannya, dan posisinya yang lemah saat itu hanya menerima saja saat suaminya mengusir bahkan tidak mengakui anaknya. Bahkan setelah keluar dari rumah suaminya, dia masih diteror oleh mantan kekasih suaminya, Diana. Dan sangat mungkin yang menjebaknya saat itu adalah Diana. Sampai dia harua bersembunyi dan menjadi oembantu selama 3 tahun agar tak diketahui keberadaanya.
Semua sudah berlalu, meskipun sudah 17 tahun tapi saat mengenangnya, Bunda Laras merasakan nyeri di hatinya. Ia sadar Kia berhak untuk tahu tentang ayahnya. Tapi selama ini Bunda Laras hanya mengatakan kepada putrinya bahwa ayahnya adalah sosok yang baik, dan selalu memperingatkan Zaskia untuk selalu mendoakannya.
*****
"Zaskia... kamu di mana sayang? Maafkan mas, kembalilah sayang. Mas mencintai kamu." Andre tidak menyangka semua kan serumit ini. Ada bagian hatinya yang hilang.
"Ya ini memang salahku, kalau saja mas bisa menahannya, semua pasti tidak akan seperti ini, maafin mas Zaskia..."
Saat ini Andre ada dipinggir jalan dekat area Agen bus, berharap akan bertemu Kia di sini. Sejak tadi dia menghubungi Kia dan juga mengirimi pesan tapi sama sekali tidak direspon.
Drrrtt... Drrrttt... Suara ponselnya berdering, berharap itu dari Kia tapi ternyata ituboanggilan dari Vera. Dia memilih mengabaikannya. Tak berapa lama ponselnya berbunyi lagi, kali ini dari ibunya, "Assalamu alaikum, bagaimana Ndre... Udah ketemu Kia?" ucap ibunya terdengar serak
"Maaf bu, Andre belum menemukan Kia."
"Sekalian pesankan tiket bus, ibu mau pulang besok."
"Kenapa buru-buru bu, bagaimana kalau beberapa hari lagi saja?"
"Banyak hal yang harus ibu urus akibat ulah kamu ini."
"Baiklah Bu..." Andre turun dari mobil dan membeli tiket untuk ibunya.
Baru turun dari mobil dia sudah dikejutkan dengan seseorang.
"Pak Andre...!"
❤️❤️❤️
Typo masih bertebaran, maad ya pemirsah!
Jangan lupa dukunyannya. Makasih semua❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Nano Kj
ceritanya bagus aku suka
2022-06-13
1
Sisilia Betekeneng
mudah2an, Kia tdk dipertemukan kembali Dengan Andre sipengkianat itu
2022-03-15
1
Dimas Arfian
Biar nyesel iti si andre
2022-03-05
1