Seorang Laki-laki paruh baya baru turun dari pesawat. Dia langsung terbang ke Jakarta saat anak buahnya mengabarkan bahwa ada yang tidak beres dengan dengan orang kepercayaan sang adik.
"Jadi sampai sekarang dia masih menghukum dirinya sendiri dan mengandalkan anak buahnya yang tidak becus itu?"
"Iya Tuan, maaf saya belum berhasil membujuknya."
"Bagaimana keadaannya?"
"Tuan Abimana masih tidak mau melakukan terapi, tubuhnya terlihat lebih kurus dan masih sering mengurung diri di kamar."
"Atur orang-orang kita untuk menyelidiki siapa saja yang berkhianat pada adikku. Aku jadi merasa... kecelakaan Abi mungkin ulah seseorang juga."
"Baik Tuan, akan saya turunkan Bryan untuk menyelidiki dan mengerahkan anak buahnya untuk pencarian kembali Nyonya dan Nona muda."
"Bagus! Sekarang kita langsung ke kediaman Abimana."
*****
Di sebuah mansion tengah disibukkan dengan persiapan menyambut kakak pemilik mansion. Di anatara mereka ada yang mulai memasang mata dan telinga. Dia nanti harus melaporkan apa saja yang terjadi di sana.
Tak lama deru mobil memasuki halaman mansion, terlihat mereka menyambut dengan membungkukkan badan.
"Selamat datang Tuan Aditama." sapa Pak Endra sang kepala pelayan.
"Apa kabar pak? Bagaimana kabar majikanmu? Di mana dia sekarang?" Tanya Aditama Rahardian.
"Alhamdulillah kami baik Tuan, hanya saja keadaan Tuan Abi bisa makin lemah kalau terus seperti ini." ucap pak Endra melaporkan.
"Hmmm... Antar saya ke sana!" perintah Aditama.
"Baik Tuan, mari silakan..."
Saat ini Abimana seperti kehilangan arah hidupnya, seperti mayat hidup. Setelah kesalahan yang dia lakukan hanya karna hasutan dan provokasi yang dilakukan oleh mantan kekasihnya. Dia menjadi gelap mata, dia mengusir istri yang sebenarnya sangat dicintainya juga anaknya yang saat itu belum genap berumur satu tahun.
Setahun setelah kejadian itu barulah dia tahu fakta yang sesungguhnya. Bahwa selama ini dia telah dibodohi oleh mantan kekasihnya, Diana.
Saat itu dia tidak sengaja bertemu dengan Diana di sebuah restoran. Wanita itu menggendong seorang anak yang umurnya kira-kira 2 tahun. Saat itu Diana baru saja bercerai dengan suaminya karena perusahaanny sudah gulung tikar dan dia tidak mau ikut miskin dengan suaminya itu. Namun saat bertemu dengan Abimana dia berkata lain.
"Mas Abi, bisakah saya minta bantuan Mas Abi?"
"Apa yang bisa saya bantu?" Abimana hanya menjawabmya datar.
"Aku baru saja bercerai dengan Liam, selama ini dia melakukan kekerasan rumah tangga. Setiap hari dia menyiksaku dan akhirnya aku kabur mas."
"Lalu?" Abimana mulai tersentuh
"Aku butuh pekerjaan dan tempat tinggal mas. Jadi pembantu di mansion kamu kamu pun aku ga keberatan."
Dari mana perempuan ini tau Abimana punya mansion, bukankah dulu dia mengira bahwa Abimana hanya karyawan rendahan? Abimana hanya mengernyitkan dahinya masih menerka-nerka.
Saat itu Abimana benar-benar membawa Diana ke mansion, sebelum dia menentukan akan di tempatkan di mana mantannya itu.
"Sayang, kenalkan ini Diana temen Mas. Sementara dia akan tinggal di sini sebelum menemukan rumah yang cocok."
Sedikit ragu, namun Laras tetap menyambutnya dengan senyum.
"Saya laras mb. Jangan sungkan, anggap rumah sendiri."
Waktu itu Zaskia baru berumur 8 bulanan. Selang beberapa hari Diana mulai menampakkan sifat aslinya pada Laras.
Waktu itu Laras sedang menemani baby Kia bermain di taman belakang, lalu Diana mendekatinya.
" Eh, mbak Diana... Sudah rapi, mau kemana?"
Saat iti Diana memakai mini dress yang menampakkan belahan dadanya.
"Mau ke kantor suamimu. Apa kau tahu Laras... Abimana itu dulu adalah kekasihku. Dan kamu tahu, apa yang membuat Mas Abi membawaku ke sini?" ucap laras memprovokasi, "Tentu saja karna Mas Abi masih mencintaiku, dan kamu harus menerima jika suatu saat Mas Abi akan menikahiku."
Deg deg deg...
Kia begitu terkejut mendengar fakta ini. Apakah nantinya dia akan menceraikannya dan membuangnya.
Setelah mengatakan itu, Diana pergi meninggalkan mansion.
Sejak saat itu Laras menjadi pendiam, dia selalu memperhatikan gerak-gerik suaminya saat berinteraksi dengan mantannya. Yah... Mas Abinya berlaku lembut dan baik pada Diana. Bahkan terlihat jika Abi mulai bersikap dingin padanya.
"Sebenarnya apa salahku mas? Bukankah seharusnya aku yang marah karna Mas Abi lebih dekat dengan wanita itu." ucapnya dalam hati.
Diana tak jarang mencari gara-gara untuk mendapatkan muka. Dia selalu mengirimkan laki-laki ke rumah untuk mendekati Laras, saat itulah banyak foto yang dia ambil untuk memprovokasi Abimana.
Puncaknya saat itu Abimana dan Laras menghadiri acara yang diadakan kolega bisnisnya. Saat acara berlangsung, Laras ke toilet untuk membersihkan gaunnya yang terkena tumpahan minuman. Saat keluar dari toilet ada seorang. pelayan memberikan pesan, bahwa suaminya menunggu di sebuah kamar hotel. Tanpa curiga dia pun bergegas ke sana, tidak mau sampai suaminya menunggu terlalu lama.
Laras mengetuk pintu kamar namun tak ada sahutan. Pintunya tidak terkunci, tapi mau masuk masih takut. Akhirmya dia mengetuk pintu lagi.
Kreek...
Pintu terbuka namun suaminya tak terlihat. Mungkin ingin memberi kejutan, pikirnya. Atau ingin meminta maaf karna 3 bulan terakhir telah mengabaikan istri dan anaknya.
Perlahan Laras memasuki kamar itu. Baru beberapa langkah seseorang membekapnya dari belakang. Laras ingin melarikan diri tapi pria itu dengan kuat merangkulnya.
Tak lama pintu di buka kasar, dan posisi mereka saat ini terlihat seperti sedang berpelukan dengan seorang pria yang saat itu bertel*nj*ng d*d*.
"Jadi seperti ini kelakuanmu selama ini di belakangku! Biadab! Wanita murahan!" Teriak Abimana sambil menyerat istrinya keluar ruangan.
Plak
Plak
Plak
Tamparan bertubi-tubi dilayangkan ke wajah Laras.
"Mulai hari ini, tinggalkan rumahku dan bawa anak harammu itu. Aku tidak sudi lagi melihat wajah kalian." setelah mengucapkan itu Abimana langsung pergi meninggalkan Laras yang bersimpuh tanpa bisa berkata-kata karena shock. Dunianya tiba-tiba runtuh.
Sampai di mansion Laras sudah mencoba menjelaskan bahwa dia dijebak, tapi Abimana sama sekali tak mempercayainya, bahkan melirik ke arahnya pun tidak. Akhirnya dia menyerah dan keluar dari rumah itu tanpa membawa apa-apa.
Saat itu hujan deras dan angin. Laras berjalan keluar gerbang, dia tidak tahu harus kemana. Saat sudah ada di depan pintu gerbang tiba-tiba ada mobil berhenti.
"Selamat jalan wanita kampungan! Waktumu menjadi ratu sudah berakhir, dan sekarang giliranku."
"Pada saatnya nanti, mbak Diana akan merasakan lebih dari yang saya rasakan. Dan Tuhan pasti mendengarkan doaku." ucap Laras dengan lantang sambil mengacungkan tangannya ke atas. Seketika petir menggelegar. Diana merasa ketakutan dan segera masuk ke mansion.
Saat itu Laras tak tahu arah, dia berteduh di sebuah masjid, bajunya basah, hari pun sudah larut. Untungnya saat itu anaknya tidak rewel. Tapi bagaimana jika anaknya sakit jika basah-basahan seperti itu.
"Neng ngapain malam-malam masih di sini? Dan ini kenapa basah seperti ini?" tanya seorang penjaga masjid.
"Maaf pak, saya membuat kotor. Apa saya boleh numpang nginep di sini Pak? Saya tidak tahu harus ke mana hujan-hujan seperti ini sambil membawa anak saya." Laras memohon pada penjaga masjid itu, matanya mulai berembun seakan putus asa.
"Gini aja, neng nginep di rumah saya aja mau? Biar bisa diganti bajunya si dede. Kebetulan ada baju cucu saya yang sudah tidak dipakai." ucap pria paruh baya itu menawarkan bantuan.
"Memangnya tidak merepotkan pak?"
"Insya Allah tidak neng, mari ikuti bapak."
Sejak saat itu dia mulai tinggal di rumah penjaga masjid itu, membantu istrinya berjualan di warteg dekat masjid.
*******
Hampir setahun setelah Laras pergi, selama itu juga Abimana merasa ada sesuatu dari dalam hatinya yang kosong. Diana semakin gencar menggodanya, tapi entahlah... Sepertinya jiwanya telah mati, Abi menutup rapat hatinya.
Abi memutar kembali memorinya bersama sang istri, ada rasa bersalah ketika di ingat begitu kejamnya dia mengusir istrinya, bahkan ia tahu istrinya itu pergi hanya membawa baju yang dia pakai bersama anaknya. Meski Diana meyakinkan bahwa Zaskia bukan anaknya, namun di sudut hatinya sebenarnya dia masih menyayanginya dan merindukannya. Dia mengisi waktunya dengan bekerja dan bekerja. Sampai larut tengah malam tak juga dia merasakan kantuk, dia iseng membuka folder cctv lengkap dengan speakernya, rekaman beberapa bulan lalu saat Zaskia masih lucu-lucunya, bahkan saat itu membuat Abi selalu ingin cepat-cepat pulang saat ada di kantor. Saat ini Zaskia berarti sudah akan berusia 2 tahun, pikirnya waktu itu.
Matanya terbelalak saat mendengar pembicaraan Diana dan Laras di taman belakang.
"Eh, mbak Diana... Sudah rapi, mau kemana?"
"Mau ke kantor suamimu. Apa kau tahu Laras... Abimana itu dulu adalah kekasihku. Dan kamu tahu, apa yang membuat Mas Abi membawaku ke sini? Tentu saja karna Mas Abi masih mencintaiku, dan kamu harus menerima jika suatu saat Mas Abi akan menikahiku."
Terlihat sekali wajah Laras yang terkejut mendengar pernyataan Diana, bahkan dia menangis.
Bukankah itu adalah hari dimana tiba-tiba Diana datang ke kantornya dan mengatakan kalau dia baru saja mendengar Laras melakukan panggilan video dengan laki-laki yang diyakini selingkuhannya? Abi semakin curiga. Lalu melihat lagi video yang lain. Disana Abi melihat banyak sekali Laras diam-diam menangis saat melihat Abi dan Diana ngobrol begitu akrab dan terlihat sangat menyayangi Lucia, anak Diana. Jantung Abi semakin berdetak kencang.
Adegan selanjutnya adalah kedatangam seorang pria masuk ke mansion. Terlihat Diana mengendap-endap sambil memberi kode untuk ke arah taman. Tiba di taman, ternyata di sana ada Laras yang sedang berkebun. Tanpa ba bi bu, laki-laki ini mendekapnya.
"Brengsek... Lepaskan! Siapa kamu, jangan macam-macam!." Setelah beberapa saat orang itu lari meninggalkan Laras tanpa berucap apa-apa.
Ini Aneh, apakah berarti Laras saat itu dijebak? Waktu itu Diana memperlihatkan beberapa foto adegan pelukan ini. Dan dia memberi ide untuk membalas perlakuannya dengan pura pura terlihat mesra di hadapan Laras.
Abi terus memutar video itu sampai akhirnya...
Brak...
Abi membanting Laptopnya...
Diana... Dialah biang dari semua kejadian yang sudah menimpa hidupnya.
Dianalah yang sudah membuatnya menjadi laki-laki kejam.
Dianalah yang membuat anak dan istrinya menjadi terlantar.
Dianalah saat itu orang yang benar-benar ingin dia hancurkan.
Tak mau menunggu waktu lebih lama apalagi sampai menunggu pagi, dia berteriak memanggil semua yang bekerja di rumah itu...
"Pak Endra... Pak Endra..."
Pak Endra tergopoh-gopoh berlari ke arah majikannya.
"Iya Tuan. Apa terjadi sesuatu?"
"Kumpulkan semua pelayan!"
"Baik Tuan."
Dalam sekejap semua pelayan telah berkumpul dan berjajar rapi.
"Apa ada yang tahu, apa yang dilakukan Diana dulu saat istri saya masih di sini?"
"Ya ampun Tuan, mengapa tidak Tuan tanyakan dari dulu. Apakah sekarang Tuan sudah menyadari ada ular berbisa di sini?" batin para pelayan
"Maaf Tuan, Nyonya adalah orang yang baik. Beliau tidak pernah melakukan hal-hal yang bisa mencoreng nama baik anda, Tuan." Kata salah seorang pelayan memberanikan diri menjawab.
"Dan Bu Diana selalu memprovokasi Nyonya dengan mengatakan bahwa Tuan sering pergi keluar berdua, dan kadang menginap di hotel, Tuan." kata pelayan yang lain mereka sudah pasrah jika karna kejujuran ini mereka akan dipecat.
"Nyonya selalu menangis saat Anda tidak ada Tuan," timpal yang lain
" Pak Endra... Panggilkan keamanan dan hubungi polisi "
Pelayan saling menyikut,
Tamat kita, pasti kita akan diusir, mereka saling berbisik.
Abi masih terlihat merah padam menahan amarah.
Beberapa orang satpam terlihat memasuki mansion.
"Seret wanita ular itu dari kamarnya, beresi semua barang-barangnya. Aku tidak ingin melihat wanita ular itu di sini."
"Baik Tuan..."
Brak brak... brak...
TBC...
Maafasih selalu banyak typo
Jangan lupa dukungannya
Terima kasih❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Ilan Irliana
y ampun....jd salah paham pe brtahun2...
2022-09-30
0
Hajjah Hartini Effendi
o bgtu crita nya, ternyata zaskia anak org kaya ya tour
2022-03-29
0
Sisilia Betekeneng
Diana, iblis berwajah manusia
2022-03-16
1