Andre memang membeli perumahan sederhana hasil dari tabungannya selama bekerja dibantu ayahnya juga tentunya, setelah itu dia kredit mobil yang akan dia cicil setiap bulannya. Jika dia mau dia bisa saja minta ayahnya untuk membelikannya tanpa kredit, tapi dia memilih untuk mendapatkannya dari hasil keringatnya.
Menimbang bahwa Vera adalah saudara calon istrinya maka dia mengijinkan Vera untuk tinggal bersamanya. Dia tidak memberi tahu Kia, toh cuma sebulan pikirnya. Tanpa ia sadari telah masuk dalam jebakan Vera.
Vera berusaha tampil menarik dan cantik di depan Andre setiap harinya, menggunakan pakaian seksi juga agar andre meliriknya. Pintu kamarnya tak pernah dia kunci bahkan dibiarkan selalu terbuka. Sudah dua minggu ini usahanya itu dia lakukan tapi sepertinya, andre bisa menahan hasratnya.
Vera sepertinya sepertinya harus lebih memeras otak untuk memikirkan bagaimana cara menakhlukkan Andre. Saat itu Vera dan teman-temannya sedang hang out setelah pulang kerja. Melilih kafe yang sedang naik daun di kalangan anak muda, berada di meja pojok bersama temannya, dua wanita dan 2 pria.
"Kalian tau Pak Andre kan, aku tuh udah lama targetin dia tapi sedikit pun dia ga nglirik aku, katanya sih dia udah punya calon. Aku heran deh, secantik apa sih wanitanya sampai sesetia itu?" tanya Nuri salah satu teman Vera yang tidak tau bahwa Vera kenal dengan Andre dan tinggal bersama.
"Mungkin dia nyari yang orisinil jadi dia ga tertarik sama yang second," celetuk seorang pria yang bernama Mario yang sukses mendapat tabokan dari Nuri.
"Asal nyablak aja ya kalo mgomong, biar second nyatanya kamu juga ketagihan kan." ucapnya terang terangan, dan Vera baru tau kalu teman-temannya ini begitu vulgar.
Bukannya merasa tidak enak, Vera malah senang mendapatkan teman-teman yang tidak tabu tentang hal-hal yang berbau mesum.
"Kalian pacaran?" tanya Vera yang disambut tawa oleh ke empat orang disekitarnya.
"Emang melakukan itu harus ada ikatan? Kamu hidup dimana sih? Katrok banget," kali ini Rico yang bersuara. Sedangkan Rosa hanya tersenyum menyimak sambil menikmati remasan-remasan dipahanya, palakunya adalah Rico.
"Eh, sebenarnya ga semua orang juga kayak gitu ding. Tau ga aku itu sampai harus menjebak kakak iparku untuk bisa tidur dengannya, eh setelah itu dia malah ketagihan." mario bercerita sambil tertawa.
Tunggu, apa tadi obat perangsang? Vera tersenyum licik, sepertinya kali ini pasti Andre akan takhluk.
"Kamu sama kakak ipar kamu? Ga takut ketahuan?" tanya Vera basa-basi.
"Ya jangan sampai tahu. Harus pinter-pinter." jawab Rico asal.
"Terus dapat obat perangsangnya dari mana, aku pesen bisa ga?" tanya Vera serius.
"Buat apa sih kamu obat perangsang, cowok kamu ga bisa on? Udah sama aku aja kalo gitu. Mau berapa ronde ayok, ga perlu obat kaya gitu." tanggapan Rico yang dibarengi anggukan oleh Mario. Sementara Rosa mencubit perut Rico.
"Aduh yang... Kok cubit diperut sih, agak kebawah dong. Bercanda sayang, jangan cemberut." ucap Rico lagi, meski sebenarnya dalam hati dia juga menginginkan Vera.
"Berani emang?" ucap Rosa menantang Rico.
"Enggak yang... bener, cuma bercanda tadi." Rico berusaha meyakinkan.
Vera terbengong, "Kok kalian pake sayang-sayangan juga, kalo ga pacaran?" ucapnya sambil melihat Rico dan Rosa bergantian.
"Kalau mereka bulan depan menikah." jelas Nuri, Vera hanya ber-oh ria menanggapi.
"O iya, yang obat perangsang tadi aku serius lho Mar. Bisa carikan kan?" tanya Vera penuh harap.
"Sebenarnya buat apa sih? Secara orang kalo lihat kamu itu ga perlu dikasih obat harusnya sudah langsung on, kecuali ada kelainan?" ucap Mario berargumen.
"Ck, bukan urusan kamu, ga usah kepo deh. Aku pesen itu, besok sudah harus ada. Titik." ucap Vera tak ingin dibantah.
"Galak juga kamu ya, pasti galak juga dong di ranjang. Boleh sih, tapi ada syaratnya, kalo kamu mau aku akan berikan cuma-cuma, masih ada di kost." ucap laki-laki itu.
Tangannya mulai nakal meraba paha Vera, sambil menatap vera penuh napsu.
Vera yang sudah lama tak mendapat sentuhan pun nampaknya juga berhasrat apalagi Mario ini juga terbilang tampan meski tak setampan Andre.
"Pulang kerja ke kost aku ya, nanti bisa lamgsung kamu bawa..." suaranya parau, Vera mengangguk.
Ini emang Veranya gatel apa gimana, main iya-iya aja sama orang yang belum lama dikenal, othornya juga heran 🤭.
Semua sesuai rencana, sebelumnya Vera minta izin pada Andre untuk menginap dirumah teman karna besok adalah jadwal liburnya. Maka yang terjadi terjadilah sesuai rencana.
Keesokan harinya vera kembali ke kost dengan membawa sesuatu yang dia harapkan akan mampu mengubah takdirnya.
"Sebentar lagi kamu akan jadi milikku mas. Aku yakin selama ini kamu juga suka kan sama aku. Sok sokan kuat melihat tubuhku. Kupastikan setelah ini, aku akan mulai menaklukkanmu."
Sore hari setelah Andre pulang kerja langsung membersihkan tubuhnya, sejenak melepas rindu dengan calon istrinya yang ada jauh di sana melalui panggilan video.
"Assalamu alaikum calon istri..." kata Andre sambil tersenyum saat melihat wajah ayu tunangannya.
"Wa 'alaikum salam. Mas baru pulang kerja? Kayak habis mandi gitu."
"Iya sayang, capek banget nih. Pijitin dong yang..." ucap Andre manja.
"Ya udah sini, aku pijitin." jawab Kia sambil sesekali melihat bukunya.
" Ujiannya kapan sih yang? Belum ada sebulan rasanya kayak setaun. Kangen yang.... " Andre mulai menggombal.
Mendapat gombalan seperti itu hati kia jadi berbunga-bunga.
Tapi dalam hati Kia selalu membentengi diri agar tidak memberikan hatinya sepenuhnya pada laki-laki ini. Dia hanya takut kecewa.
Setelah acara kangen-kangenan berakhir dia menuju dapur, masih menyisakan senyuman mengingat ancamanya tadi, "Kalau ketemu, pokoknya mas mau cium kamu sepuasnya." hal itu praktis dihadiahi pelototan oleh calon istrimya itu. Entahlah dia senang sekali menggodanya.
Saat di dapur, dilihatnya banyak makanan tersaji di meja makan, Ia melihat Vera memakai mini dress diatas lutut sedang membuat teh.
Bukannya tak tertarik, andre laki-laki normal terkadang nalurinya terpancing. Tapi sebisa mungkin menepis pikiran kotornya. Apalagi vera adalah saudara calon istrinya.
"Kamu masak ver? Enak nih kayaknya."
"Iya mas, tadi pagi ada tukang sayur lewat didepan, mumpung libur jadi aku masak." tersenyum dalam hati, padahal tadi beli lauk dan sayur di warteg depan, cuma nasinya saja yang masak pake magic com.
Vera mulai menyiapkan piring dan mengambilkan makanan untuk adre di piringnya.
"Segini cukup mas? "
"Iya, nanti kalau kurang nambah lagi." Andre mulai mengunyah makanannya,, "Enak... Bisa masak juga ya kamu."
"Iya lah mas, biar nanti yang jadi suami Vera seneng." Ucapnya sambil melirik ke arah Andre ingin melihat reaksinya namun Andre hanya manggut-manggut saja.
Selesai makan andre minum tehnya hingga kandas lalu pergi ke kamar berniat istirahat.
Sementara vera mencuci bekas makan mereka.
"Kok, ga bereaksi apa-apa sih. Padahal obatnya aku campur dalam makanan mas andre biar tidak ketahuan." pikirnya kalau dicampur dalam tehnya takutnya rasanya akan beda dan andre akan curiga.
Dengan muka cemberut dia masuk kamar.
"Jangan-jangan Mario salah kasih obat lagi. Ck, mau main-main kayaknya tu orang."
Namun tak berapa lama Andre tiba-tiba masuk ke kamarnya, muka Vera mulai berbinar...
"Ada apa mas?" vera pura-pura kaget melihat muka frustasi Andre.
Vera segera beranjak mendekati andre, dan memegang keningnya.
"Mas Andre sakit? Kenapa kusut kayak gini, tadi kayaknya baik-baik saja?" tanya Vera lagi dan mulai menuntun Andre ke ranjang.
"Ga panas." Vera mulai mengelus kepala andre dan meremas rambutnya pelan, mulai mendudukkan dirinya dihadapan andre, sengaja menyingkap dressnya ke atas sehingga terpampanglah paha mulusnya. Jangan lupa dengan kancing depan atas yang sudah dia buka sebelum Andre masuk.
Andre semakin gelisah mendapat sentuhan dari Vera.
"Mas kenapa sih?" Masih pura-pura bego.
"Panas Ver rasanya...." andre semakin frustasi apalagi melihat dada Vera yang terbuka terpampang jelas di depannya.
"Ya udah buka baju aja, sini aku bantu." tanpa menunggu jawaban Vera mulai melepas kancing baju satu persatu dengan gerakan pelan. Hal itu semakin membuat andre frustasi. Apalagi Vera mulai berani meraba dadanya.
Melihat arah mata andre yang memperhatikan dadanya Vera tersenyum penuh kemenangan. Pasti obatmya sudah bereaksi, pikir Vera yakin.
"Mas mau??" Vera melepaskan semua kancing bajunya dan menuntun tangan Andre untuk menyentuhnya.
"Kamu sudah pernah melakukan Vera?" Sejenak Vera menatap Andre.
"Sudah... Dulu sama pacarku tapi dia ninggalin aku." ucapnya menunduk pura-pura sedih.
Tangan andre sudah tak bisa diam, perlahan dia memegang wajah Vera, mengelus kemudian menciumnya.
Melihat tak ada perlawanan Andre melanjutkan aksinya, entahlah mengapa jiwanya seakan ingin dipuaskan dan tak bisa menahanya lagi. Padahal selama ini bukankan dia bisa menahanya.
"Boleh?" tanya andre dengan mata sayu dan hanya dijawab anggukan oleh vera.
Maka terjadilah sesuatu yang diinginkan...
Dah... Jangan minta othor jelasin, bayangin aja sendiri🤭
Pesan author : menjaga harga diri itu salah satunya dengan tidak membiarkan orang sembarangan menyentuh kita.
Semoga yang sudah berumah tangga diberikan keberkahan dalam rumah tangganya
Yang belum menikah akan mendapat jodoh yang baik. Aamiin
Mohon dukungannya ya para reasers yang baik, jangan lupa like dan komen
❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Nurwana
itw Andre bodoh atw ap.... masa iy hrus tnggal satu rmh, pdahal dah sudah tau bhea Vera merayunya.
2022-03-29
2
Maliqa Effendy
Andre bodoh banget ya..Mau alasan sodara pacarnya jg ga pantes di biarin tinggal bareng
2022-03-24
2
Sisilia Betekeneng
kasihan si Andre, akhirx jatuh juga
2022-03-14
1