BAB 2. Aku Jadi Normal?

Sejenak Revan teringat kejadian sebelum peristiwa naas itu terjadi.

"Ma... Revan keluar sebentar ya." pamit nya pada Mama Risna

"Udah malam sayang, mau kemana sih? Mau kencan? Sama siapa, kenalin ke Mama dong?" sang mama  antusias sekali.

Mengingat sang anak memang berbeda dengan laki-laki pada umumnya. Putranya cenderung menjauh dari makhluk atau bahkan mungkin alergi yang bernama wanita, dia merasa tidak nyaman berdekatan bahkan bersentuhan dengan wanita, bahkan bisa berujung mual dan pusing. Ck, udah kaya orang nyidam. Hal itu baru diketahui oleh sang mama, karena sang mama terus mendesak Revan untuk segera mencari pasangan mengingat usianya yang sudah cukup untuk menikah.

Akhirnya Revan menceritakan keadaanya. Ham itu terjadi setelah melihat adegan mesum kekasihnya dengan teman Revan sendiri, juga laki-laki pernah dikenalkannya sebagai sepupu sang gadis. Mungkin akibat trauma pikir mama Revan, tapi sejauh ini Revan belum mau diajak untuk konsultasi ke dokter.

"Sudah deh ma, jangan mulai. Mama doakan saja yang terbaik untuk Revan. Revan sudah ikhlas ma, yang penting Revan bisa bahagiain mama. Itu sudah cukup untuk Revan." ucapnya.

"Iya sayang, mama selalu doakan yang terbaik, agar anak mama juga bahagia." telihat nada sendu dari setiap ucapan Mama Renata.

"Aamiin. Revan berangkat ya ma. Kalo kemaleman mungkin ga pulang, nginep apartemen. Mama jangan tidur terlalu malam, sebentar lagi papa pasti juga pulang. Assalamu alaikum..."

"Wa 'alaikum salam. Hati-hati sayang."

Revan berlalu setelah mencium tangan mama tercintanya.

Masuk ke mobil sambil meletakkan dompet di kursi samping, lalu menelepon seseorang, "otewe ini bawel ah..." 

Ya, Revan ada janji nongkrong dengan temannya di cafe tempat biasa mereka berkumpul untuk sekedar melepas penat. 

Belum sampai tujuan ban mobilnya kempes, dia keluar dari mobil dan langsung menutup pintu tapi lupa mencabut kunci mobilnya.

"Astagfirullaah... Ngenes banget nasib aku Ya Allaah... Gimana ga bisa kebuka kan pintunya."

Untungnya handphone sempet dia bawa keluar, ia pun menghubungi temanya untuk minta dijemput. Baru saja dia akan membuka hp dia sudah mendapat todongan senjata tajam. 

" Serahkan dompet dan kunci mobil! "

" Astaghfirullaah, ga ada bang. "

" jangan bohong gua tau lo keluar dari mobil ini, bawa mobil mahal ga mungkin kan ga punya duit, cepet serahkan!"

Pisau sudah diarahkan ke leher Revan. 

"beneran bang, tuh liat ban mobil kempes kunci ketinggalan di dalam."

"Banyak bacot lu, cepat kita seret ke dalam gang, kita hajar saja. Ambil handphone sama jam-tangan nya kayaknya mahal juga."

"Ambil saja bang, tapi biarkan aku pergi."

Percuma melawan mereka yang jumlahnya 5 orang. Daripada mati konyol lebih baik menyerahkan ho dan jam saja. Tapi ternyata preman2 itu tetap saja menghajarnya, sungguh lawan yang tidak seimbang meskipun sudah berusaha melawan akhirnya tetap kalah. Saat kesadarannya mulai menghilang, datanglah seorang gadis yang menolongnya.

Revan menarik napas dalam, masih memandangi gadis yg dia bilang manis itu.

"Astaghfirullaah... Gimana cara ngubungi orang rumah. Mama pasti panik kalo aku kabari, ck..."

Mau bagaimana lagi, yang dia ingat hanya nomer rumah dan ini masih terlalu malam untuk bikin heboh seisi rumah, akhirnya dia memutuskan untuk menelpon rumah besok pagi.

Menjelang waktu subuh Kia menggeliat, merasakan keningnya yang berdenyut nyeri, padahal semalam tidak sesakit ini, ditambah posisi tidurnya yang sambil duduk membuat tubuhnya tambah pegel-pegel.

Segera bergegas ke kamar mandi, mengambil air wudlu lalu sholat subuh. Ia baru sadar seharian kemarin sudah lalai menjalankan kewajibannya, "Astaghfirullah... Ampuni hambamu ini ya Allaah."

Ketika selesai sholat dia terkejut melihat pasien sudah sadar dan sekarang sudah duduk manis di ranjang pasien...

"Abang sudah sadar?" tanya Kia girang langsung mendekati Revan.

Entahlah, meski hanya bersama semalam bahkan tanpa komunikasi Kia sudah merasa dekat dengan pria ini.

"Makasih ya dek, udah nolongin Abang kemarin,... kamu juga terluka?" mendadak Revan panik, pasalnya semalam luka dikeningnya tidak terlihat karna tertutup rambut. Padahal baru saja dia menertawakan dirinya sendiri dalam hati yang udah sangat lebay menyebut abang adek.

" ga papa kok bang, cuma kena gores aja, tar jg cepet sembuh." sangkalnya padahal rasanya masih cenut- cenut.

"Aku Kia, kalo abang?" tanya Kia sambil mengulurkan tangannya.

Sempat ragu, namun perlahan Revan menyambut tangan gadis kecil itu.

"Revan..." jawabnya singkat, masih mencoba menyelami perasaannya. Tangan gadis itu agak kasar namun pas di genggamannya, dan hangat yang dia rasakan. Tidak ada rasa mual atau pusing seperti sebelum-sebelumnya. 

"Apakah karna digebuki preman kemarin aku jadi normal?" batinnya penuh harap.

Tak lama terdengar derap langkah rombongan beberapa orang menuju ke arahnya. Ternyata ada visit dokter. 

"Selamat pagi mas... Dek... Diperiksa dulu ya..." ucap dokter muda yang mungkin seumuran Revan.

"Apa yang dirasakan sekarang, ada mual atau pusing?" 

Belum sempat menjawab pertanyaan dokter muka Revan sudah memucat...

Perutnya mulai bereaksi ketika ad perawat wanita yang mendekat.

"Stop... Jangan mendekat, tetap disitu!" Teriak Revan yang mendapat tatapan aneh dari penghuni ruangan itu. "Boleh masnya saja yang melakukan?" lanjutnya menunjuk seorang perawat laki-laki.

"Kenapa mas, ga disuntik kok cuma dtensi, ga sakit." ucap perawat perempuan tadi yang belum mengerti maksud Revan, masih berusaha mendekat. Revan semakin gelisah.

"Dek... Tolongin abang dek." teriak nya sambil memandang Kia penuh harap, masih belu mengerti dengan dirinya sendiri, bukankah tadi dengan Kia dia tidak merasakan apa-apa.

-

Setelah sempat bengong, akhirnya dengan cepat Kia mendekat.

"Abang kenapa? Ada yang sakit, mana yang sakit bang?"

"Abang ga kuat dek, mual mau muntah" Entah setan apa yang baru saja lewat, mendadak Revan langsung memeluk Kia. Gejolak diperutnya mulai berkurang. 

"Hah... Dok, apa abang gagar otak kok sampai mau muntah, semalam katanya tidak ada luka dalam."

Dokter yang perlahan mengerti keinginan pasien pun, langsung meminta perawat wanita tadi untuk menjauh digantikan dengan mas perawat.

Dokter mengatakan keadaan Revan akan berangsur membaik hanya masih diperlukan observasi, jika sampai besok sudah tidak ada keluhan maka besok sudah boleh pulang.

"Abang ga papa?" ucap Kia mengurai kecanggungan setelah adegan peluk-pelukan tadi.

Mungkin nanti sebaiknya nanti sekalian konsultasi dengan dokter yang merawatnya tentang apa yang dia alami. batinnya. 

"Sori ya dekk yang tadi, ga sengaja. Reflek tadi."

"Abang kenal mbaknya tadi? Mantan ya, kok kaya ketakutan gitu. Emang abang pernah diapain, sampai ketakutan gitu?"

"Mantan apaan, kenal juga engga. Sudahlah ga usah dibahas, tadi ga tau kenapa, aku jadi mual pas dekat dia." Revan mencoba menjelaskan.

"tapi ga tau kenapa waktu tadi ada kamu mualnya ilang." Lanjutnya

"Beneran bang? Bukan modus kan? Berarti aku tuh obatnya abang. Sayangnya Kia ga bisa temenin abang lebih lama, suruh nunggu pak polisi yang kemarin nolongin kita, abis itu Kia mau melanjutkan perjalanan. Jadi nanti kalo butuh obat minta sama dokter aja ya. " kata Kia dengan percaya diri.

"Mau kemana emang, kamu ga boleh kemana-mana sebelum keluargaku ada yang datang." Ucap Revan seketika membuat Kia mengerutkan alisnya.

" Emang abang udah hubungin keluarga abang? Ibunya Abang tau? "Revan melihat binar bahagia di mata Kia saat menanyakan itu. 

" Ah iya, hampir lupa. Kamu ada handphone ga? Pinjem ya? " ucap Revan to the point

" Ada, pulsa data sama celluler baru kemarin diisi. "

Tanpa menjawab Revan langsung menyambar hape Kia, memasukkan nomor dan melakukan panggilan.  

On call

"...... " 

"Wa 'alaikum salam bi... Ini Revan, tolong panggilkan bang Rey ya bi... Penting." 

"....." 

"Iya bi, cepetan ya ini aku pinjem hape orang"

Beberapa saat menunggu dengan gelisah, semoga abang ga curiga, ga bilang sama mama juga nanti. 

"....." 

"bang, aku mau kasih tau sesuatu tp abang jangan bilang-bilang mama ya. Aku butuh bantuan abang, aku ada di rumah sakit. Ini aku pinjem hape orang tolong ambilin hape aku dkamar ya bang, langsung hidupin aja, kemarin aku matiin soalnya. Nanti aku panggilan wa saja ke nomer aku, soalnya ga ada no yg apal aku bang. "

"..... "

" Ok, aku tutup ya Bang, assalamu alaikum. "

"...... "

Panggilan berakhir lalu masuk ke aplikasi hijau memasukan no wa Revan lalu test contack ke no nya yang di rumah.

" Aku dah simpen no aku, kapan pun kamu butuh bantuan jangan sungkan. Ok? "

Kia hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Yang ke sini bukan ibunya abang ya? Padahal aku pengen kenalan lho, pasti cantik."

"Kenapa, kamu ga mau nglamar aku kan? Emang abang seganteng itu ya?" ucapnya narsis

Plakk...

Tabokan yang lumayan keras mendarat di lengan Revan

"auw... Sakit dek, kuat banget habis makan apa sih?"

Ucap Revan sambil mengusap lengannya. 

"Maaf bang... Sakit banget ya? Abang sih sembarangan bercandanya." sesal kia sambil mengelus-elus bekas tabokanya.

"Abang dah laper belum, mau makan apa? Nanti aku cari keluar."

"Ga usah, nanti ada yang bawa makanan."

Tok tok tok...

Terdengar pintu diketuk, tak lama masuklah 2 orang polisi masuk

"Selamat pagi Mas, Dek... Bagaimana hari ini? Sudah lebih baik?"

"Pagi pak, alhamdulillah saya merasa lebih baik."

"Baiklah, apakah kami sudah bisa meminta keterangan terhadap kasus yang menimpa mas..."

"Revan pak, Revandaru."

"Ok, Mas Revan bisa menceritaman kronologinya?"

Revan pun menceritakan kejadian yang dialaminya secara detail.

"Jadi mobil innova grey dengan no pol xxxx adalah milik anda? Kami sudah mengamankan semalam, sekarang ada di kantor polisi."

"Syukurlah kalau begitu Pak, terrima kasih. Nanti ada orang yang akan mengurusnya."

"Kalau begitu kami permisi dulu, semoga cepat pulih." ucap polisi itu berpamitan, "Adek gimana, mau di antar sekalian ke tujuan?" lanjutnya lagi sambil menatap Kia.

Yang diajak bicara melirik Revan.

"Biar nanti sopir saya yang mengantar Pak."

"Baiklah kalau begitu."

Setelah polisi itu pergi, suasana menjadi hening.

"Kamu kok bisa ada dsana waktu kejadian kemarin?" tanya Revan memecah keheningan. Sejenak mereka saling tatap.

"Aku sedang mencari alamat di sekitar sana Bang... Aku barusaja dari desa, baru kali ini datang ke kota ini." Jawab Kia lalu menunduk.

"Saudara? Kenapa ga minta jemput? Bahaya lho kamu jalan sendirian gitu."

"Udah semingguan ini ga bisa dihubungi, sebernernya dia tunangan aku bang...."

Deg...

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

kecewa van 😀😃😄

2022-07-07

0

Dimas Arfian

Dimas Arfian

Next

2022-03-03

2

Dan Cool

Dan Cool

Next

2022-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. DIKEROYOK
2 BAB 2. Aku Jadi Normal?
3 BAB 3. Merebut Tunangan Orang
4 BAB 4. Tentang Revan
5 BAB 5. Hati yang Terluka
6 BAB 6. TENTANG LAMARAN
7 BAB 7. RENCANA VERA
8 BAB 8. JEBAKAN
9 BAB 9. TAWARAN PEKERJAAN
10 BAB 10. KANGEN
11 BAB 11. MEMBERI TAHU MAMA
12 BAB 12. Bermetamorfisis
13 BAB 13. Pemandangan Syahdu
14 BAB 14. MENEMUKANMU
15 BAB 15. PAKAIAN DALAM
16 BAB 16. PERTEMUAN
17 BAB. 17. CALON ISTRI
18 BAB. 18. Ke Apartemen Revan
19 BAB 19. ABIMANA RAHARDIAN
20 BAB 20. TEROR dan Kecelakaan
21 BAB 21. Gara-gara Kaos
22 BAB 22. CALON MENANTU
23 BAB 23. HANG OUT BARENG CAMER
24 BAB 24. SIMPANAN OM-OM
25 BAB 25. I LOVE YOU
26 BAB 26. CEMBURU
27 BAB 27. RENO ZAYAN ABIDIN
28 BAB 28. OTAK MESUM
29 BAB 29. ZAHRA BIMBANG
30 BAB 30. TALAK TIGA
31 BAB 31. ABIMANA KEMBALI
32 BAB 32. VERA MEMBUAT ULAH
33 BAB 33. PERASAAN TERPENDAM
34 BAB 34. GALERI FOTO
35 BAB 35. MENCERITAKAN
36 BAB 36. MEMINTA IZIN BUNDA
37 BAB 37. PENGUNTIT
38 BAB 38 Melamar Kia
39 BAB 39. ZIAN SANG ASISTEN
40 BAB 40. KILAF
41 BAB 41. ARA DAN ARYA
42 BAB 42. ZASKIA PINGSAN
43 BAB 43. TENTANG MANTAN
44 BAB 44. BIBIT PELAKOR
45 BAB 45. RENCANA FELY
46 BAB 46. Antara Sakit dan Enak
47 BAB 47. LINA DITANGKAP
48 BAB 48. Pertemuan Dua Keluarga
49 BAB 49. BU RETNO HEBOH
50 BAB 50. Masalah di Kafe
51 BAB 51. RENCANA BERTEMU AYAH ABI
52 BAB 52. KEPUTUSAN ZAHRA
53 BAB 53. PERNIKAHAN DADAKAN
54 BAB 54. PAGI PERTAMA
55 BAB 55. BERTEMU BUNDA
56 BAB 56. PERTEMUAN
57 BAB 57. MELEPAS RINDU
58 BAB 58. USAHA ROY
59 BAb 59. MENJADI KELUARGA BESAR
60 BAB 60. CANDU
61 BAB 61. SAHABAT
62 BAB 62. VERA KEPEDEAN
63 BAB 63. MAKE OVER
64 BABA 64. ARA DAN ARYA 2
65 BAB 65. ITSBAT NIKAH
66 BAB 66. PATAH HATI BERJAMAAH
67 BAB 67. 3R BERSAUDARA
68 BAB 68. MENEBUS RINDU
69 BAB 69. SAH
70 BAB 70. PERKENALAN
71 BAB 71. TUNANGAN
72 BAB 72. RITUAL PENGANTIN BARU
73 BAB 73. DUDA RASA PERJAKA
74 Teks Terpotong
75 BAB 74. BOUBLE DATE
76 BAB 75. BELANJA
77 BAB 76. MATA-MATA DI MANSION
78 BAB 78. LARAS VS YAYAN
79 BAB 78. RENCANA
80 BAB 79. AKHIR YAYAN
81 BAB 80. KEMBALINYA NYONYA RUMAH
82 BAB 81. BERTEMU MANTAN
83 BAB 82. KARYAWAN BARU
84 BAB 83. RUMPUT LIAR
85 BAB 84. MINUMAN BERNUTRISI
86 BAB 85. DI BALIK LAYAR
87 BAB 86. Salah Paham Berujung Suka
88 BAB 87. KEKAYAAN REVAN
89 BAB 88. MODEL DADAKAN
90 BAB 89. The Power Of Followers
91 BAB 90. SAKSI KUNCI
92 BAB 91. PULANG KAMPUNG
93 BAB 92. MENYELAMATKAN
94 BAB 93. SALAH SANGKA
95 BAB 94. TIDAK MENGENALI
96 BAB 95. MOTIVATOR GANTENG
97 BAB 96. REVAN UNTUK ZASKIA
98 BAB 97. Kisah Cinta yang Lain
99 BAB 98. MENJENGUK MANTAN CALON MERTUA
100 BAB 99. KUMPUL KELUARGA
101 BAB 100. NGIDAM MARTABAK?
102 BAB 101. TRAGEDI PAGI
103 BAB 102. SESERAHAN
104 BAB 103. MEMINTA MAAF
105 BAB 104. MEMBERI PELAJARAN
106 BAB 105. PENYERGAPAN
107 BAB 106. KEHIDUPAN SETELAH MENIKAH
108 BAB 107. MASALAH DI RUKO
109 BAB 108. YOUTUBER?
110 BAB 109. NGIDAM
111 BAB 110. Aku Ingin Dihamili
112 BAB 111. Datangnya Masa Lalu
Episodes

Updated 112 Episodes

1
BAB 1. DIKEROYOK
2
BAB 2. Aku Jadi Normal?
3
BAB 3. Merebut Tunangan Orang
4
BAB 4. Tentang Revan
5
BAB 5. Hati yang Terluka
6
BAB 6. TENTANG LAMARAN
7
BAB 7. RENCANA VERA
8
BAB 8. JEBAKAN
9
BAB 9. TAWARAN PEKERJAAN
10
BAB 10. KANGEN
11
BAB 11. MEMBERI TAHU MAMA
12
BAB 12. Bermetamorfisis
13
BAB 13. Pemandangan Syahdu
14
BAB 14. MENEMUKANMU
15
BAB 15. PAKAIAN DALAM
16
BAB 16. PERTEMUAN
17
BAB. 17. CALON ISTRI
18
BAB. 18. Ke Apartemen Revan
19
BAB 19. ABIMANA RAHARDIAN
20
BAB 20. TEROR dan Kecelakaan
21
BAB 21. Gara-gara Kaos
22
BAB 22. CALON MENANTU
23
BAB 23. HANG OUT BARENG CAMER
24
BAB 24. SIMPANAN OM-OM
25
BAB 25. I LOVE YOU
26
BAB 26. CEMBURU
27
BAB 27. RENO ZAYAN ABIDIN
28
BAB 28. OTAK MESUM
29
BAB 29. ZAHRA BIMBANG
30
BAB 30. TALAK TIGA
31
BAB 31. ABIMANA KEMBALI
32
BAB 32. VERA MEMBUAT ULAH
33
BAB 33. PERASAAN TERPENDAM
34
BAB 34. GALERI FOTO
35
BAB 35. MENCERITAKAN
36
BAB 36. MEMINTA IZIN BUNDA
37
BAB 37. PENGUNTIT
38
BAB 38 Melamar Kia
39
BAB 39. ZIAN SANG ASISTEN
40
BAB 40. KILAF
41
BAB 41. ARA DAN ARYA
42
BAB 42. ZASKIA PINGSAN
43
BAB 43. TENTANG MANTAN
44
BAB 44. BIBIT PELAKOR
45
BAB 45. RENCANA FELY
46
BAB 46. Antara Sakit dan Enak
47
BAB 47. LINA DITANGKAP
48
BAB 48. Pertemuan Dua Keluarga
49
BAB 49. BU RETNO HEBOH
50
BAB 50. Masalah di Kafe
51
BAB 51. RENCANA BERTEMU AYAH ABI
52
BAB 52. KEPUTUSAN ZAHRA
53
BAB 53. PERNIKAHAN DADAKAN
54
BAB 54. PAGI PERTAMA
55
BAB 55. BERTEMU BUNDA
56
BAB 56. PERTEMUAN
57
BAB 57. MELEPAS RINDU
58
BAB 58. USAHA ROY
59
BAb 59. MENJADI KELUARGA BESAR
60
BAB 60. CANDU
61
BAB 61. SAHABAT
62
BAB 62. VERA KEPEDEAN
63
BAB 63. MAKE OVER
64
BABA 64. ARA DAN ARYA 2
65
BAB 65. ITSBAT NIKAH
66
BAB 66. PATAH HATI BERJAMAAH
67
BAB 67. 3R BERSAUDARA
68
BAB 68. MENEBUS RINDU
69
BAB 69. SAH
70
BAB 70. PERKENALAN
71
BAB 71. TUNANGAN
72
BAB 72. RITUAL PENGANTIN BARU
73
BAB 73. DUDA RASA PERJAKA
74
Teks Terpotong
75
BAB 74. BOUBLE DATE
76
BAB 75. BELANJA
77
BAB 76. MATA-MATA DI MANSION
78
BAB 78. LARAS VS YAYAN
79
BAB 78. RENCANA
80
BAB 79. AKHIR YAYAN
81
BAB 80. KEMBALINYA NYONYA RUMAH
82
BAB 81. BERTEMU MANTAN
83
BAB 82. KARYAWAN BARU
84
BAB 83. RUMPUT LIAR
85
BAB 84. MINUMAN BERNUTRISI
86
BAB 85. DI BALIK LAYAR
87
BAB 86. Salah Paham Berujung Suka
88
BAB 87. KEKAYAAN REVAN
89
BAB 88. MODEL DADAKAN
90
BAB 89. The Power Of Followers
91
BAB 90. SAKSI KUNCI
92
BAB 91. PULANG KAMPUNG
93
BAB 92. MENYELAMATKAN
94
BAB 93. SALAH SANGKA
95
BAB 94. TIDAK MENGENALI
96
BAB 95. MOTIVATOR GANTENG
97
BAB 96. REVAN UNTUK ZASKIA
98
BAB 97. Kisah Cinta yang Lain
99
BAB 98. MENJENGUK MANTAN CALON MERTUA
100
BAB 99. KUMPUL KELUARGA
101
BAB 100. NGIDAM MARTABAK?
102
BAB 101. TRAGEDI PAGI
103
BAB 102. SESERAHAN
104
BAB 103. MEMINTA MAAF
105
BAB 104. MEMBERI PELAJARAN
106
BAB 105. PENYERGAPAN
107
BAB 106. KEHIDUPAN SETELAH MENIKAH
108
BAB 107. MASALAH DI RUKO
109
BAB 108. YOUTUBER?
110
BAB 109. NGIDAM
111
BAB 110. Aku Ingin Dihamili
112
BAB 111. Datangnya Masa Lalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!