Mobil milik Deon tiba-tiba berhenti di pinggir jalan, sang supir sedikit takut melihat Deon, dia takut mendapat amukan dari Deon.
"Kenapa berhenti?" Suara dingin Deon terdengar dari kursi belakang.
"A-anu tu-tuan sepertinya mogok" Jawab supir takut-takut.
"ck"
Deon berdecak kesal, padahal dia harus sampai pada rapat penting kali ini, dia jadi harus mengabari si botak untuk menunda rapat yang akan dia hadiri. Si botak adalah panggilan Deon pada Asisten pribadinya yang memiliki penampilan seperti tuyul karena rambutnya selalu dicukur.
"Tuan sepertinya ada masalah dengan Aki nya, akan sangat lama jika tuan menunggu" Supir yang tadi pergi keluar untuk mengecek segera melaporkan keadaan yang terjadi pada Deon.
"Haiss baiklah aku akan menelpon si Botak" keluh Deon. Dia keluar dari mobil hendak menelpon Si botak. tapi dia urungkan ketika tiba-tiba seorang anak sekolahan mendarat tepat didepannya.
"Hap pendaratan sempurna, Leo cepat!" teriak Juan, dia segera berlari menuju motor miliknya yang diparkir kan agak jauh dari sekolahnya.
'hap' Satu lagi murid pria mendarat tepat dihadapan Deon, membuat pria itu kembali terkejut.
Deon dan Leo saling berpandangan, lalu Leo menunjukkan senyumnya pada Deon.
"Maaf om jangan kaget ya" Leo segera berlari mengejar Juan yang sudah menghilang di persimpangan, dia tadi pergi memang bersama dengan Juan.
"Wahh ommm ngagetin aja, kenapa muncul disini!" Robi memegang bagian jantungnya karena terkejut melihat Deon yang tiba-tiba ada dihadapannya, padahal yang muncul mendadak adalah dirinya.
"Ara hati-hati!" teriak peringatan Robi, tapi dia tidak menunggu Ara untuk meloncat, dia sudah berlari meninggal kan Deon yang masih mematung.
"Apaan?!" tanya Ara bingung, dia tidak terlalu mendengar ucapan Robi, karena tidak mendengar Ara dengan sangat santai melompat tapi ketika ingin mendarat dia terkejut, posisinya hampir menumbruk Deon.
"Awaaasss" Teriak Ara kencang, dia tidak dapat mengontrol gerakannya karena sudah dalam posisi melompat.
Deon terkejut melihat orang yang tiba-tiba muncul diatas kepalanya, tangannya reflek untuk menangkap badan Ara.
Jadi lah posisi Ara seperti di gendong ala bridal style oleh Deon.
Tangan Deon menyentuh kulit lengan Ara, dan itu membuat Deon terkejut.
"Wahh oom hebat! Terima kasih ya om ganteng!" Ara segera melompat dari gendongan Deon dan menepuk tangan Deon, sekali lagi kulit Deon bersentuhan dengan makhluk yang namanya wanita.
"Bye bye om" Teriak Ara yang sudah berlari menjauh menuju motornya terparkir.
.
Sekitar lima menitan Deon terpaku menatap jalan yang tadi sudah dilalui Ara.
"Tu-tuan" panggil Sang supir dengan ketakutan, dia tau Deon memiliki Alergi pada makhluk yang namanya wanita, dan jika alerginya kambuh emosi Deon akan memuncak dan dia akan mirip seperti iblis.
"Tu-tuan tidak apa?" panggilan kedua itu menyadarkan Deon dari lamunannya, Deon segera membuka lengan jas dan melipat lengan kemejanya, dia harus segera menempelkan salep pada lengannya agar alerginya tidak terlalu terasa menyakitkan.
Deon sedikit bingung pasalnya lengan kanannya tidak muncul tanda-tanda alergi, lalu pria itu beralih melihat lengan kirinya, siapa tau alergi nya muncul di lengan kiri tapi setelah dilihat tidak juga ada alergi.
"ini tuan" Supir Deon telah menyodorkan salep yang harusnya di oleskan Deon pada alerginya.
Deon memiliki alergi pada wanita apabila ada bagian tubuh nya yang disentuh atau tidak sengaja bersentuhan dengan makhluk yang namanya wanita maka tubuhnya akan muncul bintik bintik merah dan dia akan mulai gatal-gatal.
Tapi tapi sudah lebih dari lima menit berlalu tapi alergi Deon belum juga muncul.
"Apa tadi bukan wanita ya?" gumam Deon karena alerginya tidak kambuh, dua kali Deon bersentuhan dengan wanita itu, dan alerginya tidak kambuh.
"wanita tuan, badannya kecil punya buah d*d*, rambutnya panjang dan sangat cantik" Sang supir menjawab pertanyaan Deon yang ditujukan untuk dirinya sendiri.
"Mungkin karena aku terkejut, makanya tidak kambuh" lanjut Deon, tapi pikirannya masih terngiang wajah cantik Ara.
...🐤🐤🐤🐤🐤...
Deon sejak tadi melamun, dia sama sekali tidak mendengarkan rapat yang sedang berlangsung, pikirannya terus mengulang ulang kejadian yang barusan saja terjadi pada dirinya, sampai saat dirinya kembali kedalam ruang kerja pun Deon masih diam memikirkan Ara.
"tuan!"
"tuan!" Dua kali Botak memanggil Deon, tapi Deon tidak juga menggubris panggilan botak.
"kenapa alergi ku tidak kambuh? Padahal jelas jelas tadi tangan ku menyentuh lengannya, dan tangannya menepuk tangan ku, lalu kenapa alergi ku tidak kambuh, apa benar dia bukan wanita? Apa dia banci?" Batin Deon berkata.
"TUAN MUDA!!!" Botak kali ini berteriak dengan kencang agar Deon sadar dari lamunannya.
"ehh banci!" Deon terkejut dan tidak sengaja mengutarakan ucapannya keluar karena dikejutkan oleh botak.
"saya botak tuan bukan banci" Kesal botak karena dia pikir Deon memanggilnya dengan sebutan banci.
"iya saya tau kamu botak! kenapa kamu manggil saya?"
"Jadi tuan sejak tadi tuan tidak mendengarkan saya? ya ampun tuan, saya sudah ngomong dari sabang sampai merauke, tuan tidak mendengarkan?"
"iya maaf, cepat katakan apa yang tadi kamu bilang, pikiran saya tadi sedang berkecamuk".
" Keram mulut saya tuan! nanti ujung-ujungnya tuan tidak memperhatikan saya" Botak mulai aksi ngambek pada boss nya.
"Siapa bos disini tak? kamu atau saya!?" Bentak Deon emosinya sudah mulai naik.
"Tentu saja bosnnya tuan muda, saya sebagai bawahan selalu salah tuan, kalo saya benar tetap kembali ke pasal satu tuan yang selalu benar" Botak menunduk lesu. Dia mulai kembali membaca rangkuman hasil rapat tadi.
Deon kali ini mendengarkan dengan serius, tapi terkadang pikirannya masih melayang sesaat ketika melihat tangan nya yang pernah disentuh oleh Ara.
🎼 terdengar nada dering ponsel milik Deon. Tangan nya segera merogoh saku, setelah menyuruh botak untuk berhenti sesaat, Deon mulai menjawab ponselnya.
📲 "Ada apa xel?"
📲 "Sorry gue ganggu, besok lo ada waktu gak? Gue butuh bantuan lo sky"
📲 "Kalau bantuan yang kemarin kemarin sorry gue gak bisa, lo tau sendiri gue alergi cewek, malah disuruh untuk jaga adik lo"
📲 "Please Sky, gue cuma percaya sama lo, gak mungkin gue minta bantuan dua Badboy itu, yang ada adek gue pulang pulang udah berbadan dua". Axel memang selalu memanggil Deon dengan panggilan Sky karena itu juga salah satu nama panggilan Deon.
📲 "Gak peduli gue, gue gak mau tiap hari alergi gue kambuh!" Sekali lagi Deon menolak permintaan Axel.
Beberapa hari yang lalu Axel sahabat baik Deon meminta pertolongan pada Deon untuk menjaga adiknya, selama Axel pergi keluar negeri, karena adiknya tidak bisa dititipkan kepada para pembantu saja, adiknya sangat nakal dan para pembantu di rumahnya tidak akan mampu untuk menahan kenakalan Adik Axel selama mereka masih menjadi pembantunya, karena dengan ancaman pemecatan dan pemotongan gaji, para pembantu akan menurut dan menutupi kenakalan adiknya dengan sangat sempurna.
Karena itu Axel mencari orang yang dapat menjaga Adiknya selama dia tidak ada dirumah selama setahun. dan Axel meminta bantuan Deon, selama mengenal Deon, dia pria yang sangat jauh dari kata narkoba **** dan hal dilarang lainnya, hanya sesekali Deon ikut mabuk mabukan, namun bisa dibilang masih dalam batas wajar, dan Deon sangat menjauhi yang namanya wanita, karena dia alergi pada wanita.
Karena itu Axel memilih Deon sebagai kandidat untuk menjaga adik bungsunya.
📲 "Sky aku mohon besok tolong dengar penjelasan aku, dan aku akan mempertemukan kamu dengan adikku, please sekali aja, hanya kamu teman baikku Sky".
📲 "Haisss, iya baiklah! kita bertemu besok jam 2 siang di tempat biasa".
📲 "Hahahhaa thank you Sky kau memang yang terbaik" Sorak bahagia Axel terdengar dari dalam ponsel Deon.
Setelah panggilan berakhir, Deon memijit pelipisnya, dia bingung cara apa lagi yang bisa digunakan untuk menolak Axel, pria itu sangat gigih dan tidak akan berhenti sampai Deon mengatakan Iya.
...🐥🐥🐥🐥🐥...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
@fjr_nfs
ya Tuhan 😭😭🤣
2023-08-18
1
Nana
😭🤣
2023-07-12
0
Queen Mother
Tikoh “Botak” ga diliatin visualnya, Thor?
2023-06-27
0