Deon menatap heran layar ponselnya yang kembali menampilkan nama Axel.
📲 "Apa lagi?" Deon sudah mulai kesal dengan Axel yang punya sifat keras kepala.
📲 "wahh bro jangan marah-marah, gue mau pinjam si botak, boleh gak?"
📲 "Mau lu apain si botak pake pinjam-pinjam?"
📲 "Adek gue ketangkap polisi karena ikut balap liar, jadi gue pinjam botak untuk mewakili adek gue disana".
📲 " Lah emang lu lagi dimana?"
📲 "Gue masih dijalan, tadi gue ada meeting di luar kota, jadi gue gak bisa kesana, jadi pinjam si botak ya".
📲 " Iya iya, nanti gue suruh si botak kesana".
📲 "Makasih Sky ganteng, love you" Exel tertawa keras setelah mengatakan kalimat tersebut.
📲 "Gue masih normal kamfret!" Kesal Deon karena Exel memang sering bercanda seperti itu padanya.
Setelah menutup telepon ya, Deon menatap botak yang terus melirik dia, sejak tadi botak terus menunggu perintah yang akan dikatakan Deon.
"Tak, nanti habis antar gue, lu ke kantor polisi" ujar Deon singkat tanpa penjelasan.
"Kesalahan saya apa tuan? sampai harus ke kantor polisi?" Botak yang mengira Deon menyuruhnya melaporkan diri ke polisi menatap Deon bingung melalui kaca spion.
"Lu gak salah apapun, adek si Axel ketangkap balap liar, lu wakili dia, bilang orang tuanya sedang dirumah sakit, kalau abangnya ada diluar kota, jadi kamu yang ganti mewakili".
" Ohh saya kira tuan suruh saya nyerahin diri kepolisi"
Deon hanya geleng-geleng kepala dengan ucapan Botak.
...🐥🐥🐥🐥🐥...
Ara hanya bisa pasrah mendengar setiap ceramah yang diberi kan polisi padanya, dia menjadi satu satunya perempuan yang ketangkap malam itu. Ara sudah pasrah kalau nanti abangnya datang danarah marah padanya.
"Permisi pak" Semua mata kini tertuju pada pria botak yang masuk kedalam kantor polisi.
"Ya ada yang bisa saya bantu?" tanya polisi ramah.
"Saya wali dari Clara Shahnaz Zoya" Mendengar namanya dipanggil, Ara segera memperhatikan si botak dari bawah hingga atas.
"Sejak kapan abang gue berubah jadi tuyul" batin Ara.
"Lu kenal tu tuyul?" Bisik Juan pada Ara.
"Kagak, sejak kapan abang gue berubah jadi tuyul ya?" Ara balas dengan berbisik juga.
'puk' kepala Ara kembali di pukul oleh Juan, "itu tadi gue dengar dia bilang dia asisten abang lu, makanya dia yang kesini".
" Kok gue gak dengar?" ujar Ara sambil mengelus kepalanya yang baru saja dipukul Juan.
"Jelas gak dengar otak lu ni ya! isinya Dimas semua!" Kesal Juan sambil menjewer telinga Ara.
"Lu suka banget mukul-mukul gue kaduin nanti lu sama si tuyul milik abang gue".
" Kaduin aja emang gue takut"
kedua anak muda itu asik berdebat tanpa mereka sadari pembicaraan mereka didengar semuanya oleh si botak.
...🐣🐣🐣🐣🐣...
Ara masih diam selama perjalanan, hatinya sedikit kesal. Lagi-lagi perwakilan yang datang untuk menyelesaikan masalah yang dia buat. Tadi di kantor polisi Botak sudah menyelesaikan semua, termasuk melepaskan sahabat baiknya Juan.
"Yul".
"Nona memanggil saya?" Botak melirik Ara dari kaca spion.
"Siapa lagi disini kalau bukan elu" Ara memberengut kesal.
"Panggil botak aja non, jangan yang lain".
Ara tertawa keras memegangi perutnya, " Wahh cocok, botak hahahaha".
Botak sama sekali tidak tersinggung ketika Ara tertawa mengenai dirinya, dia sudah biasa mendapatkan ejekan seperti itu.
Ara berusaha menghentikan tawanya, "Tak, sejak kapan lu kerja sama abang gue?"
"Saya tidak bekerja dengan abang non Clara".
" loh tadi kamu bilang asistennya abang gue".
"Biar cepat kelar non, makanya bilang itu, saya asistennya teman bos Axel, bos Axel sedang ada diluar kota, makanya tidak bisa menjemput nona" Jelas botak dengan sangat sopan.
"Terus aja tu tiap hari keluar kota, gue di cuekin mulu" gurutu Ara pelan.
Sudah 3 hari ini Ara tidak pernah melihat abangnya, dan sudah sebulan Ara tidak bertemu dengan orang tuanya, sebulan yang lalu papa Ara dinyatakan sakit keras, dan harus segera melakukan operasi, jadi papa Ara dibawa ke Amerika untuk pengobatan, mama Ara tentu saja ikut mendampingi papa Ara.
Ara memang selalu ditinggalkan sendiri dirumah, sebelum papanya sakitpun Ara memang selalu sendirian, hanya sesekali papa dan mamanya pulang, dan Axel kakaknya selalu mengikuti papa Ara, karena Axel adalah penerus perusahaan milik papanya.
Sejak kecil Ara tidak terlalu pintar, maka dari itu Ara tidak diberikan tuntutan untuk melakukan perintah papanya, berbanding terbalik dengan Axel, dia sangat pintar jadi sejak umur 17 tahun Axel sudah belajar tentang bisnis yang dimiliki papanya.
"Nona tenang saja, kangenannya bisa nanti, tadi bos Axel berpesan agar nona menunggu bos Axel pulang karena bos Axel sedang dalam perjalanan, nona nanti bisa puas mendengar kemarahan bos Axel".
Ara melirik Botak yang masih fokus menyetir mobil, "Siapa bilang gue kangen abang gue! Gak ada ya!" Ara memilih menatap jalan ketimbang menatap wajah menyebalkan botak.
...🐤🐤🐤🐤🐤...
Pukul 1 malam mobil Axel baru sampai di pekarangan rumah. Ara mengintip Axel dari jendela kamarnya, Ara memang memiliki insomnia, sehingga jam 1 malam dia masih tidak bisa tidur, tidak ada seorang pun yang tau tentang penyakit nya itu. Terkadang Ara harus minum obat tidur jika dia harus tidur lebih cepat.
Ara menajamkan pendengaran nya, dia mendengar suara langkah kaki yang mendekati kamarnya. Dengan cepat Ara mematikan lampu dan masuk kedalam selimut.
'Ceklek'
Suara pintu kamar Ara terdengar dibuka, Axel sang pelaku masuk perlahan mendekati Ara yang sedang berpura-pura tertidur.
"Ahh" Ara mendengar suara helaan nafas Axel, tapi matanya masih berpura-pura tertutup.
"Kamu buat masalah lagi ya dek" Suara Axel terdengar sangat dekat dengan Ara. Tangan Axel juga mengelus kepala Ara dengan pelan.
"mau berapa kali lagi kamu buat kakak pusing dengan tingkahmu" Axel terus saja berbicara pada Ara yang berpura-pura tertidur.
"Maaf abang gak bisa datang, abang sedang di luar kota" Axel masih menatap Ara, tangannya juga masih mengelus kepala Ara dengan sayang.
"Abang pusing dengan tingkah kamu dek, kamu perempuan tapi mainnya sama laki-laki, hampir tiap minggu selalu mendapatkan masalah, abang tau kamu seperti ini untuk mencari perhatian, tapi kamu juga harus tau kondisi keluarga kita dek, jika abang tidak bekerja siapa yang akan bayar biaya rumah sakit papa di Amerika, siapa yang akan membayar biaya sekolah kamu, abang lakuin ini karena abang sayang kamu dek, selamat tidur adek ku sayang, mimpi indah, besok pagi kamu harus siap-siap untuk mendapat ceramah abang, siap atau pun tidak" setelah berkata begitu Axel mencium kening Ara dan dia pergi meninggalkan Ara.
Mata Ara terbuka kecil, dia menatap punggung kokoh abangnya yang terlihat sangat letih, Ara tau abangnya pasti sangat kelelahan harus pulang pergi berkali-kali agar tetap melihat muka Ara walau hanya dalam waktu singkat.
...🐥🐥🐥🐥🐥...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Luna Susilawati
sini bang Axel aku pijitin, biar capeknya hilang....
2023-11-13
0
Queen Mother
Oowh jadi Mamanya ikut ma Papanya
2023-06-27
1
Queen Mother
Beneran kocak ini euy, gada sopan”nya ma org tua yak, manggilnya “Yul” 😂😂
2023-06-27
1