"Ra, lu tenang aja kan masih ada gue, jadi lu gak perlu merasa kesepian, ada Robi, leo dan Juan" Shasa berkata sambil mengelus lengan Ara pelan.
"Ahh gue ada ide! Bagaimana kalau Ara menginap di rumah gue aja, jadi Ara gak kesepian" usul Shasa, dia yakin abang Ara akan memberikan uang pada keluarganya jika Ara menginap di rumahnya.
Ara menggeleng pelan, dia tidak mungkin menginap di rumah Shasa, Shasa bukanlah gadis berada seperti dia, Shasa saja harus berbagi kamar dengan adik nya, bagaimana jika Ara menginap di sana mau di mana adik Shasa tidur, tempat tidur Shasa saja hanya muat untuk dua orang, lagian pasti Shasa ingin punya privasi sendiri.
"Gak deh sha, makasih atas tawarannya" tolak Ara secara halus, dia tidak ingin membebankan masalahnya pada Shasa.
Leo, Juan dan Robi juga setuju dengan penolakan Ara, mereka bertiga juga tau Shasa bukan dari kalangan berada seperti mereka. Tapi ketiganya tidak mungkin menawarkan diri agar Ara tinggal di rumah mereka, karena mereka berbeda jenis kelamin.
"Ahhh! gimana kalau gue yang tinggal di rumah lu ra? gue tau lu nolak karena kondisi keluarga gue, tapi kalau gue yang tinggal di rumah lu kan, lu jadi gak kesepian kita bisa tiap hari pulang pergi bersama" Usul Shasa lagi, Tiba-tiba saja gadis itu mendapatkan ide briliant, Shasa sudah sangat senang membayangkan akan tinggal di rumah besar milik Ara, akan dilayani oleh banyak pembantu, dan bisa meminjam barang-barang bermerek milik Ara.
"Iya! ide bagus, tapi" Wajah Ara yang senang tiba-tiba berubah sedih.
"Tapi kenapa Ra?" Shasa merasa takut Ara menolak ide nya, karena Shasa sudah sangat berharap untuk dapat menikmati kehidupan mewah Ara.
"Gue harus tanya abang gue dulu" Ara terlihat sangat lesu. Gadis itu berharap dia dapat tinggal dengan Shasa, pulang dan pergi bersama pasti terasa menyenangkan.
"Loh kok pakai tanya dulu? kan lu ditinggal sendiri di rumah, jadi abang lu gak tau dong" Tanya Shasa lagi, dia berusaha membuat Ara mengikuti idenya.
Ara menggeleng pelan, "masalahnya gue udah dititipin abang gue ke temannya, jadi gue gak tinggal di rumah gue selama abang gue gak ada".
"Lu tinggal di mana ra?" tanya Juan menimpali pembicaraan kedua gadis itu.
"Gue gak tau di mana, yang pasti gue tinggal sama teman abang gue untuk sementara waktu, dia sahabat baik abang gue, dan orang tua gue juga setuju gue di jaga dengan dia" Jelas Ara.
Leo mengangguk senang, "Bagus deh, itu tandanya abang lu sayang sama lu, makanya ada yang jagain lu, gue sih setuju sama keputusan abang lu" Leo sebenarnya tidak terlalu suka dengan Shasa, leo tau niat gadis itu berteman dengan Ara hanya karena kekayaan Ara, tapi Leo tidak bisa mengatakan pada Ara, dia tidak mau Ara yang sudah dia anggap seperti adiknya itu sedih.
"Tapikan pasti gak enak hidup dengan orang yang baru kita temui, Ara pasti gak betah" Shasa berusaha memberikan opini negatif pada Ara.
Ara berpikir sebentar, memang benar yang dikatakan Shasa, tidak enak tinggal satu atap dengan orang yang baru ditemui, tapi entah kenapa Ara merasa nyaman berada di dekat teman abangnya itu, karena itu Ara akhirnya mengalah dengan keputusan Axel.
"Mending lu tanya dulu sama bang Axel, kalau kita beropini macam-macam dan sudah berhayal terlalu tinggi, nanti kalau bang Axel gak bolehin gimana? nanti lu jadi tambah sedih ra".
"benar yang di bilang Leo, mending lu minta persetujuan Bang Axel dulu" Robi ikut menambahkan, dia sama dengan Leo, pria itu tidak menyukai Shasa, dia tau Shasa memakai topeng baik didepan mereka.
Aura muka Shasa terlihat tidak senang, karena teman-teman Ara lebih mendukung keputusan Axel dibanding ide nya. Tapi itu hanya berlaku beberapa detik, karena sekarang Shasa tersenyum kearah Ara, "Iya mending kamu tanya dulu ra, siapa tau bang Axel bolehkah, dan bilang kalau kita adalah teman baik ra".
Ara mengangguk senang, " Baiklah, tapi kalau tidak disetujui Shasa jangan sedih ya, kitakan masih bisa bertemu di sekolah.
Leo, robi dan juan saling tos di belakang punggung mereka, mereka senang Ara mengikuti perkataan mereka.
...🐣🐣🐣🐣🐣...
Saat pulang sekolah Ara masih terlihat lemah, dia memang sudah kembali kedalam kelas, tapi sejak dikelas dia hanya menidurkan kepalanya di meja.
"Ra, Ara" panggil Dimas pelan sambil menggoyangkan bahu Ara.
"Hmmm?" hanya suara itu yang keluar dari mulut Ara, gadis itu tidak berniat untuk mengangkat kepalanya sedikitpun.
"Lu ke sekolah diantar?"
"Iya" Kali ini Ara berhasil mengangkat kepalanya dan menatap mata dimas yang terlihat cemas. Gadis itu tersenyum kecut, selama lima tahun yang berlalu, ini pertama kalinya Dimas yang bertanya duluan padanya, Dimas selalu menganggap Ara seperti hama, tapi setelah kemarin Ara bersikap cuek dan acuh padanya, Dimas baru berubah sikap.
"Biar gue antar pulang mau?" tawar Dimas lagi.
Ara menatap Shasa yang berdiri di sebelahnya, Shasa terlihat sedih, melihat Dimas yang perhatian padanya.
"Gak deh Dim, gue mau pulang sama Leo aja, motor gue masih sama dia" Ara mengkode Leo dengan matanya.
Seolah dapat sinyal dari Ara, Leo segera mendekati Ara dan merangkul pundak Ara, "Iya gue mau balikin motor Ara sekalian, jadi Ara pulangnya sama gue".
" Sama gue aja, nanti Leo bisa ngikuti kita dibelakang" Dimas bersikeras untuk mengajak Ara pulang bersamanya.
Ara kembali menggeleng pelan, "Mending lu antarin Shasa pulang juga, dia kan ke sekolah juga diantar, gue masih ada Leo, Robi dan Juan, jadi lu gak perlu khawatir sama gue" tegas Ara.
Sebenarnya sejak Shasa mengatakan perasaannya pada Ara, Ara mulai berusaha menghilangkan perasaan sukanya pada Dimas, dia merasa waktu 5 tahun sudah cukup untuknya mengejar Dimas, dia sudah tidak mau menyakiti dirinya lagi.
Dimas melirik Shasa lalu balik ke Ara, "Yakin gak mau gue antarin?" tanya Dimas kembali, dia tau Ara masih menyukai nya.
Ara mengangguk cepat dan tersenyum tulus, "Yakin lah, sana lu antar Shasa aja, gue bareng tiga badboy gue" Ara merangkul ketiga sahabatnya.
"Baiklah, Sha yuk kita pergi" Dimas sedikit marah karena tawaran baiknya di tolak Ara, padahal dia sudah menawarkan secara baik-baik pada Ara, Dimas tidak akan bersikap memohon agar Ara mau ikut dengannya, harga diri pria itu terlalu tinggi untuk melakukan hal yang dia pikir sangat memalukan.
Shasa menggandeng tangan Dimas dan berjalan keluar kelas dengan sangat bahagia. Dia berniat krmbali mengkompori Dimas dan membuat Dimas kembali membenci Ara.
...🐤🐤🐤🐤🐤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kalian itu emang cocok,yang satu miskin gak sadar diri,yg satu nya lagi sok soan paling bagus..🙄🙄🙄
2024-03-29
0
Qaisaa Nazarudin
Kan ku bilang juga apa,Kadang cowok itu gak suka di tempelin,Mending jual mahal dari jadi cewek murahan.. Sekarang kamu udah tau sikapnya Dimas itu gimana,Mending kamu menjauh aja,jaga jarak dgn dia..
2024-03-29
0
Qaisaa Nazarudin
Bagus,,Untung aja temen2 pria nya pada ngerti semua,Harusnya mereka jujur aja ke Ara,Ara dengerin ataungaknyanitu terpulang ke Ara,Yang penting kalian udah ngomong ke Ara,Biar Ara berhati2 dgn temen toxic kek Shasa..
2024-03-29
0