Ara menatap nanar mata Dimas, selama 5 tahun ini mereka berteman, Dimas masih tidak bisa memahami Ara, berkali-kali Dimas salah paham padanya dan memarahi Ara tanpa sebab.
"Udah Bi, leo, juan, biarkan aja, gue capek" ucap Ara, dia kembali menundukkan kepalanya, kepalanya sedikit pusing saat ini, ditambah moodnya down.
Dimas terlihat terkejut mendapat perlakuan seperti itu dari Ara, biasanya gadis itu akan memohon padanya agar dipercayai olehnya, dan biasanya dia akan membalikkan kata-kata Dimas dengan cara yang tidak dapat dimas duga, tapi sekarang gadis itu terlihat sangat cuek padanya.
...🐥🐥🐥🐥🐥...
Begitu jam pulang sekolah berbunyi, Ara segera meminta Leo untuk mengantarkan dia ke tempat abangnya, gadis itu sama sekali tidak melirik pada Dimas, biasanya jika Ara diantar dia selalu berusaha meminta Dimas untuk mengantarkan dia pulang dan biasanya Dimas akan mengantarkan dengan terpaksa.
.
Selama perjalanan Leo sama sekali tidak bertanya apapun, dia tau mood sahabatnya itu sedang hancur.
Sampai ditempat tujuan juga, tanpa berkata apapun, Ara langsung meninggalkan Leo dan pergi masuk kedalam Restoran.
...🐣🐣🐣🐣🐣...
Didalam sebuah ruangan V.I.P terdengar perdebatan yang cukup alot.
Deon berkali-kali berusaha menolak permintaan Axel, begitu juga dengan Axel dia berkali-kali meminta bantuan Deon, Axel orang yang sedikit keras kepala, jika ada yang sedang dia inginkan, dia akan mendapatkannya dengan cara apapun itu.
🎼 terdengar bunyi ponsel masuk dari saku celana Axel.
📲 "dimana dek?"
📲 "udah sampai, abang dimana?" ketus Ara.
📲 "jangan marah-marah gitu, cepatan kesini tanya sama petugas dibawah ruang VIP atas nama Axel, cepatan kesini abang udah belikan ice cream coklat" Axel yang mengira Ara marah karena disuruh pergi ke tempat itu sudah mempersiapkan ice cream sebagai penambah semangat Ara, gadis manis itu sangat menyukai Ice cream, jadi mau semarah apapun dia, jika sudah di hadapkan dengan Ice cream maka dia akan luluh dan menjadi jinak.
.
"Adek gue udah sam__"
"Hello abang axel ganteng!" Ara berteriak kencang ketika tangannya sudah membuka pintu.
"Dek bisa gak jadi cewek tu feminin sedikit, tu toa dibawa kemana-mana, malu dek" tegur Axel pada Ara.
Yang ditegur hanya nyengir dan langsung mengambil posisi ditengah-tengah antara Axel dan Dion.
"Hai tak" sapa Ara sekilas, tangannya sudah meraih mangkuk yang berisi ice cream kesukaannya.
botak yang disapa hanya tersenyum dan mengangguk Ara. botak sejak tadi berdiri di belakang Deon.
"ini dia adek gue sky" Axel mengelus puncak kepala Ara dengan lembut.
Deon masih menatap Ara dari atas hingga bawah, dia yakin pernah bertemu dengan gadis kecil itu.
Sementara Ara yang merasa abangnya sedang memperkenalkan dia dengan seseorang segera memalingkan matanya untuk melihat siapa orang itu.
Mata Ara terbelalak kaget melihat wajah tampan itu sekali lagi. Pertama dia bertemu dengan wajah itu saat dia bolos dari sekolah, bisa gawat kalau pria itu mengadu pada abangnya.
"Ara perkenalkan diri kamu" perintah Axel.
Ara tersenyum manis sambil menjulurkan tangannya pada Deon dalam hati gadis itu berharap Deon tidak membicarakan hal apapun tentang bolos nya dia beberapa hari yang lalu, ara baru saja berjanji pada Axel untuk tidak membolos sekolah, jika ketahuan semua fasilitas nya bisa disita.
Deon masih menatap tangan Ara tanpa menjawab atau berniat menyambut uluran tangan itu. Pria itu memang penasaran pada Ara, dia baru ingat gadis kecil didepannya adalah gadis yang dia kira sebagai banci yang tidak sengaja menyentuh kulitnya.
Melihat Deon yang tidak berniat meraih tangan adiknya, Axel segera menurunkan tangan Ara. Axel pikir Deon masih takut bersentuhan dengan wanita, padahal sekarang otak Deon sedang merangkai dan mencari jawaban atas hal yang terjadi padanya dan gadis kecil itu.
"Gue pernah me__" Deon tak dapat melanjutkan kata-katanya lagi, karena mulutnya telah ditutup menggunakan tangan kecil Ara.
Axel dan botak langsung keringat dingin melihat tingkah Ara.
"Om! muka om celemotan, om makan apasih tadi!" Ara memlototkan mata dan tersenyum mengerikan pada Deon. "om please jangan katakan apapun" ucap Ara tanpa suara.
Deon menganggukkan kepalanya pelan seolah-olah mengerti dengan peringatan Ara. Ara yang yakin Deon mengerti segera melepaskan tangannya, gadis itu kembali duduk di kursi dan memakan kembali ice creamnya.
"Abang sama botak kenapa?" tanya Ara dengan polosnya saat melihat muka bengong Axel dan botak.
"kalian berdua kenapa sih jadi robot?! ngeselin aja!" Ara tegak dari kursinya berniat keluar.
"Mau kemana dek?" tanya Axel cepat, dia belum mau adiknya itu pergi.
"kamar mandi, mau ikut?!" setelah berkata begitu Ara benar-benar menghilang. meninggalkan 3 orang yang masih terkejut dengan kelakuan yang baru saja Ara lakukan.
"Tu-tuan muda" Botak menyodorkan salep yang biasanya Deon gunakan jika ada perempuan yang menyentuh Deon.
Deon masih diam memperhatikan salep di tangan botak, lalu kepalanya menggeleng pelan, "Gak apa tak, gak perlu".
Ucapan Deon barusan tambah membuat Axel dan botak semakin bingung.
"Lu udah sembuh Sky?" tanya Axel akhirnya.
"Maybe" Deon menggidikkan bahunya. "Masih mau nitip adek lu sama gue?"
Axel berpikir sebentar, "Gue kenal lu sangat lama, gue masih mau titip dia sama lu, gue udah percaya nya sama lu, dibanding dua cecunguk itu".
Deon tertawa pelan mendengar ucapan Axel, sejak dulu kalau masalah Ara, Axel selalu tidak pernah mau memperkenalkan Ara pada teman-temannya, dan Axel hanya sesekali bercerita tentang Adeknya hanya pada deon, dua sahabat Axel tidak pernah mendengar cerita tentang Ara, karena memang dua sahabat nya itu seorang playboy dan suka menjadikan wanita sebagai one night stand saja.
"Sebelum itu, adek lu perempuan tulen kan?"
Axel sempat syok mendengar pertanyaan Deon barusan, jelas jelas Deon melihat adiknya sangat cantik dan mempunyai body luar biasa, masih sempat sempat nya Deon bertanya tentang itu.
"100 persen perempuan tulen".
"Ya udah sekarang terserah lu, masih mau titipkan adek lu sama gue atau dia tetap di jaga pembantu di rumah lu".
Axel mengambil nafas panjang, sebenarnya axel sangat berat untuk menitipkan Ara pada Deon tapi axel tidak punya kerabat ataupun teman perempuan, makanya Axel hanya mempunyai Deon sebagai opsi.
"Ara tidak bisa hanya dijaga oleh pembantu di rumah, sedangkan aku ada saja, pembantu di rumah tidak bisa melarangnya untuk keluar dari rumah, apalagi aku tidak ada, aku tidak yakin dia akan betah di rumah".
Axel menjeda kalimatnya menatap Deon lekat, " tolong jaga Ara, selama setahun ini, dan gue mohon jaga dia seperti lu menjaga keluarga lu, gue gak ngelarang lu suka dengan adek gue, karena gue tidak bisa ngelarang ada perasaan tumbuh dari mata lu, sky".
"Apaan, gk mungkin gue suka sama adek lu" elak Deon cepat.
"Terserah lu, tapi gue mohon tolong jaga adek gue dan jangan lu sakiti, sebelum lu nikahin dia" Axel mengedipkan matanya dan tertawa keras setelah berkata begitu.
Muka Deon memerah padam, dia segera memalingkan mukanya agar axel berhenti menggodanya.
'tok tok tok'
"Maaf Pak pesanannya" suara pelayan yang mengantar kan pesanan.
...🐤🐤🐤🐤🐤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
capricorn♑
rasain lo somad gua selalu gk suka sama orang yg namanya dimas karna udah pernah disakitin ama orang yg namanya dimas dan disini karakter menyebalkannya dimas ya..?!gua jadiin sasaran boleh ya abis gua jengkel bangett...😡
2023-09-01
0
Queen Mother
Wkwkwkwk… toa masjid noh dibawa kabur ma si Ara 😂😂
2023-06-27
0
neng Dhea
baca lagi,, soalnya suka sama ceritanya 😁
2022-12-21
1