Deon baru saja kembali ke ruangan V. I. P dia mendengar suara Ara yang masih berbicara dengan teman diteleponnya, tapi dia tidak terlalu tau apa yang Ara ucapkan.
'Ceklek' suara Deon yang sedang membuka pintu, Mata Ara yang menatap Deon Langsung memancarkan rona bahagia.
"Udah kak?" Tanya Ara, tadi saat dia ditelepon Shasa, Deon juga ditelepon botak masalah pekerjaan, jadi Deon mengalah keluar, takut Dia mengganggu Ara dan takut dia juga terganggu.
"Udah, mau kemana lagi?"
Ara tersenyum senang pria didepannya ini sangat memperhatikan nya bahkan melebihi abangnya Axel.
Ara menggeleng pelan, "Ara capek, pengen rebahan ditempat tidur aja" rengek Ara kemudian.
Deon kembali menyunggingkan senyumannya melihat Ara yang saat ini sedang memerengutkan bibir.
"Oke, udah seratus persen belum?" Deon mengulurkan sebelah tangan nya pada Ara.
Seolah tau maksud yang Deon berikan Ara segera menyambut ukuran tangan Deon, gadis itu terus saja tersenyum sambil merangkul lengan Deon, "Udah full seratus persen" ucapnya bahagia.
...🐥🐥🐥🐥🐥...
Ara menatap rumah megah milik Deon, rumahnya dua kali lebih besar dari rumah milik Ara, halamannya saja juga luas.
"Kak, ini memang rumah kakak? yakin mau tinggal sendirian di rumah sebesar ini?" Ara menatap Deon Dengan polos.
Deon terkekeh kecil dan mengelus puncak kepala Ara pelan. "Ini emang rumah punya kakak sendiri, kakak buat ini sejak umur dua puluh tahun, untuk istri dan anak kakak di masa depan" tidak dipungkiri sebenarnya Deon ingin berkeluarga juga, tapi apalah daya, tidak ada wanita yang berhasil menyembuhkan dia dari alerginya, dia juga sering ke psikiater tapi semua percuma tidak ada yang berhasil menyembuhkan penyakit Deon.
"Yakin Ara boleh tinggal disini?" tanya Ara ragu, setelah tau silsilah rumah megah di depannya.
"Iya yakin, ayo cepat" Deon menarik pergelangan tangan Ara dengan lembut, beberapa pelayan yang dilewati Deon dan Ara segera menunduk hormat dengan wajah terkejut.
Terkejut? tentu saja mereka terkejut, setahu mereka tuan mudanya punya alergi pada wanita, nah ini tuannya sedang menggandeng mesra seorang gadis kecil.
"Selamat datang tuan muda dan nona muda" Seorang wanita paruh baya menyapa mereka.
"Ara ini bi Arin dia kepala pelayan disini, BI ini yang namanya Ara, yang saya ceritakan kemarin dengan bibi" Deon memperkenalkan dua wanita berbeda usia itu.
Ara tersenyum manis dan mengambil tangan bi Arin dan mencium tangan bi Arin, membuat kepala pelayan itu sedikit kaget dan segan.
"Aduh non gak perlu" tolak Ara.
Ara cemberut, "Gak papa bi, bibi kan yang paling tua disini Ara harus sopan, bibi berarti orang tua kedua Ara, Salam kenal bi, panggil Ara aja gak apa" gadis itu memperkenalkan dirinya dengan senyuman yang sangat meluluhkan hati yang melihat.
"Baiklah non Ara selamat datang di kediaman ini"
Ara mengucapkan Terima kasih dan melepaskan tangannya yang tadi menyalami bi Arin, kini Ara kembali merangkul lengan Deon, hal itu membuat bi Arin semakin tersenyum, dan berucap syukur dalam hati, bi Arin senang tuan mudanya sudah memiliki pujaan Hati, bi Arin kira tuan muda nya itu selamanya akan melajang karena alerginya yang belum juga sembuh.
"Kamar Ara di mana kak?" mata Ara mengelilingi setiap sudut rumah megah itu.
"Di sebelah kamar kakak, kamu mau makan dulu atau langsung ke kamar".
Ara memegangi perutnya yang sudah terisi tadi, " udah kenyang, nanti malam aja makannya, mau istirahat langsung" pinta Ara.
Deon mengangguk mengerti, dia mengelus pelan puncak kepala Ara, "Bi, tolong antar kan Ara ke kamarnya, kakak pergi sebentar ya, nanti pas makan malam kakak pasti pulang, kamu jangan nakal di rumah, kalau ada apa apa minta ke bi Arin atau hubungi kakak".
Ara memberi hormat pada Deon layaknya sedang hormat kepada bendera, " Siap bos".
Deon terkekeh gemas sambil mencubit pelan pipi Ara. "Kerjakan tugas sekolah jangan lupa" ucap Deon sebelum pergi.
...🐣🐣🐣🐣🐣...
Bi Arin membawa Ara kesebuah kamar bernuansa Biru laut, Deon tau Ara sangat suka warna biru laut dari Axel, jadi dia sengaja mempersiapkan kamar untuk Ara dengan kejar tayang masih sedikit tercium nuansa kamar baru dari kamar itu.
"Ini kamar untuk Ara, bi? Ara menunjuk dirinya sendiri.
Bi Arin mengangguk mengiyakan sambil merapikan koper yang tadi Ara bawa kedalam kamar ganti yang sudah disediakan.
Ara berlari mengikuti bi Arin yang berjalan memasuki kamar ganti.
Disana banyak barang barang bermerek dari baju, aksesoris hingga tas untuk anak seumuran Ara.
"ini milik siapa bi?" tanya Ara bingung dengan semua barang barang baru yang ada di kamar ganti itu.
"Semua yang ada dikamar ini milik nona, dan di dekat sofa ada kulkas kecil, jika non lapar cuma mau cemilan atau buah ada disana, ada juga beberapa minuman kaleng" Bi Arin menjelaskan beberapa fasilitas yang ada dikamar itu, termasuk telepon yang bisa dia gunakan untuk meminta pembantu membuatkan makanan atau permintaan lainnya.
Ara sampai melongo mendengarkan vsemua penjelasan bi Arin, dia memang kaya tapi tidak dapat dia pungkiri ternyata Deon lebih kaya dari dirinya.
"Jadi ini semua milik Ara?" Mata Ara tampak berbinar menatap tas tas cantik yang berjejer didalam tempat penyimpanan.
"Iya non, semuanya sudah disiapkan oleh tuan muda agar nona betah tinggal disini" bibib kembali menjelaskan bahwa semua barang itu adalah miliknya.
"Baiklah bi terima kasih ya" Ara memberikan senyum seperti biasa pada bi Arin.
"Maaf non, bibi boleh tanya?"
Ara langsung mengalihkan pandangannya untuk menatap bi Arin, "tanya apa bi?"
"Makanan kesukaan nona apa, dan apa yang tidak disukai, biar bibi bisa catat".
Ara tertawa kecil, " Ara kira apaan, Ara suka semua kok bi, tapi paling suka dessert, Ara suka banget sama yang manis manis, tapi jangan ada strawberry, blueberry atau berry berry yang lainnya ya bi, untuk apapun itu mau susu, atau kue soalnya Ara alergi sama berry berry an, kalau Ara makan maka tenggorokan ara akan mengalami pembengkakan dan ara kesulitan bernafas bahkan bisa sampai kematian" jelas Ara panjang.
"Baik non akan bibi catat" lalu bi Arin melangkah ke arah kulkas kecil di samping sofa. mengeluarkan beberapa susu dan yogurt yang memiliki rasa Strawberry dan blueberry, Setelah itu bi Arin meninggalkan Ara tinggal di kamar itu sendirian.
Ara masih menatap ke sekitarnya, dikamar itu ada rak buku yang disiapkan Deon, sudah berisi buku buku milik Ara dan beberapa buku tambahan dari Deon, di meja belajar nya juga sudah tersedia barang-barang yang Ara perlukan seperti notebook dan laptop, dan ada bingkai foto yang berisikan jadwal belajar Ara disekolah tergantung di dekat meja belajar.
"Wahh kak Deon sempurna banget nyiapin nya, bahkan sampai jadwal pelajaran sekolah pun kak Deon sudah buatkan, dari mana dia tau?" Ara berbicara pada dirinya sendiri.
Ara kini melangkah ke kamar mandi, betapa terkejutnya dia melihat kamar mandi yang begitu mewah, tempat make up ara juga tersedia lengkap dengan make up mahal, Ara menggeleng pelan, dia tidak habis pikir Deon bisa menyiapkan semuanya hanya dalam beberapa hari saja.
...🐤🐤🐤🐤🐤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kalo Shasa tau kehidupan Ara di RATUkan begini,Pasti tambah iri dianya tuh..😂😂😂
2024-03-29
1
Mulyani Asti
boleh,,,tapi harus se menggemas kan Ara hehehe
2023-10-27
2
sesilia
nak order satu yang kek kak Dion boleh.... Kat Mane Thor???
2023-08-22
1