Ara mengendap endap kebelakang sekolah, seperti biasa gadis itu datang telat lagi.
'puk' pukulan dari belakang kepalanya membuat Ara merasa sangat kesal tapi dia tidak dapat marah, Juan sang pelaku hanya nyengir menunjukkan gigi putihnya pada Ara.
"Cepat loncat! sebelum guru masuk!" perintah Juan pada Ara.
Ara masih menatap Juan dengan kesal, dia kembali menatap Roby dan leo, keempat orang itu adalah langganan datang telat ke sekolah.
"Kalian resek! sakit tau kepala gue!" kesal Ara, dia suda mengambil posisi untuk meloncat. tasnya sudah di tenteng dipunggung, Ara berlari dan meloncat dengan sangat mulus. sampai di halaman belakang sekolah.
"Hehehe hebat juga kan" pujinya pada diri sendiri.
'puk' sekali lagi kepala Ara menjadi korban pukulan, kali ini berasal dari Leo, dia melempar tasnya dan berhasil mengenai kepala Ara lalu tas itu mendarat sempurna ditangan Ara.
wajah Ara sudah memerah marah. Leo yang baru saja sampai di depan Ara hanya nyengir melihat kemarahan Ara.
tidak lama kemudian kedua temannya juga muncul sama seperti Leo Robi dan Juan juga melemparkan tas dan tepat mengenai Ara.
Wajah Ara sudah sekerti kepiting rebus, dia sudah mulai mengamuk.
"Gila ya kalian! emang ini kepala tempat lempar tas apa!" Pekik Ara tidak terima menjadi sasaran pelemparan tas, dia saja membawa tasnya saat meloncat, kenapa ketiga pria itu tidak mampu mengikuti jejaknya.
"Sabar Ra, kalau teriak teriak ntar kita ketahuan loh" Leo berusaha membuat kemarahan Ara mereda.
Ara seketika sadar dan mulai melemparkan kembali tas masing-masing temannya, "tanggung jawab kalau kepalaku benjol, traktir makan!" bukan Ara miskin makanya dia minta traktir, tapi yang namanya traktiran pasti banyak yang suka.
"iya iya nanti Leo yang traktir" bukan Leo yang mengatakan, melainkan Juan.
"Lah, yang ngomong seharusnya yang teraktir kok ditimpa ke gue!" Ujar Leo tidak Terima.
"Biar adil semalam gue udah teraktir" Juan kembali tertawa menunjukkan gigi putihnya.
"sebelum itu bisa tidak kita kabur dari orang itu?" Robi menunjuk Dimas yang berjalan mendekatk keempat orang itu.
"eh pagi pujaan ku" sapa Ara, wajahnya sudah memerah ketika melihat Dimas yang mulai mendekat kearahnya.
'Puk puk puk' ketiga pria itu serempak menoyor kepala Ara karena menyapa Dimas.
Ara memegangi kepalanya yang di toyor sambil memberengut kesal, "Apaan sih, kan Dimas emang sayangnya Ara, pagi Dimas".
"Pagi" Sapa singkat dimas tanpa senyuman dan hanya ada wajah datar.
"Ya ampun tetap tampan walau cuek" gumam Ara lagi.
Dimas menatap sinis Ara yang baru saja memujinya, Dimas sangat kesal jika Ara menganggap dirinya adalah milik Ara.
"Kalian berempat ikut aku" Perintah Dimas tanpa basa basi. Sebagai ketua OSIS dia sangat disiplin, walaupun keempatnya adalah teman baiknya Dimas tidak akan memberikan ampunan pada mereka.
"Yaahhh sakali aja bisa tidak melepaskan kami" Gerutu Robi, wajahnya sudah mulai kesal karena sikap Dimas.
"Tidak bisa, kalian telat! jadi tetap harus dihukum" sekali lagi Dimas berbalik dengan muka datarmya.
"Baiklah kamin memang salah, tunggu aku sayang" Ara berlari dan merangkul sebelah tangan Dimas. Namun dengan cepat Dimas tepis, Dimas juga mendorong badan Ara agar menjauh darinya.
Hampir saja Ara terjatuh jika Leo dan Juan tidak menahan badan Ara agar tidak Jatuh, selalu seperti ini Ara hanya membalas kekhawatiran ketiga temannya dengan senyum cerianya, walau sedih Ara tetap tidak akan menyerah untuk mendapatkan Hati Dimas, Ara yakin Dimas pasti akan luluh dengan kecantikannya.
Ara memang terkenal sangat cantik, tapi sikapnya sangat kekanakan dan manja. Dia adalah idola disekolahnya, banyak pria yang jatuh cinta padanya, tapi Hanya Dimas yang belum dapat jatuh cinta dengan kecantikan nya.
Ara bukanlah gadis jahat, dia tidak pernah membully teman sekolahnya, malah Ara sering membantu melindungi teman teman yang di bully di sekolah.
...🐣🐣🐣🐣🐣...
"Ara mau sampai kapan kamu menyukai Dimas sih!"
"Benar kata Juan! pria nyebelin kayak Dimas masih juga dikejar kejar!" Robi ikut menyahuti.
Ara menatap sinis para sahabat nya yang selalu kesal dengan tingkah Ara.
"Ssttttss berisik, mending kalian diam aja, tenaga gue bakalan hilang dijemur kayak gini! kulit putih gue lama lama bakal jadi hitam" keluh Ara, pasalnya keempat orang itu mendapat hukuman hormat kepada bendera selama satu jam mata pelajaran sekolah.
"Yang dibilang Juan dan Robi benar! mau sampai kapan kamu mengejar pria seperti Dimas".
"Sampai Dimas menyambut perasaanku".
Ara sangat yakin Bahwa Dimas akan menyambut perasaannya, tidak akan ada pria yang menolak wanita cantik pikir Ara, dia sangat percaya diri dengan kecantikan yang dia miliki.
"Ahhh" ketiga temannya menghela nafas berat.
"Udah jelas didepan mata kamu Dimas hanya menyukai Shasa, masih juga mengejar dia".
"ckckckck kalian bertiga tidak tau, Shasa itu hanya mau fokus dengan sekolah, jadi dia tidak mau pacaran, dan kalian tidak tau es kalau disiram air terus menerus pasti akan cair, aku yakin dewi seperti aku pasti akan mendapatkan Dimas".
"uueeeekkk".
"Wahhh aku mual liat tingkat kepercayaan diri ni anak".
"Ara percaya diri itu boleh, tapi jangan terlalu ketinggian, nanti jatuhnya sakit" ledek Robi.
"Ihhh ini kenyataan! gue emang cantik___"
"Tapi tidak mampu meluluhkan hati Dimas!" Potong ketiga teman Ara cepat. mereka bertos ria karena Ara memberengut kesal kepada mereka bertiga.
"Nanti malam ada balap liar, siapa yang mau ikut?"
Roby, Leo dan Ara melirik kearah Juan yang tiba-tiba menyatakan tentang balap liar.
"Motor gue lagi dibengkel jadi tidak bisa paling nanti ikut nonton aja"
"Motor gue belum dipermak, masih kurang pas untuk dibawa ngebut" Robi juga ikut menolak ajakan Juan.
"Berarti gue dong? motor gue lagi dalam kondisi bagus, dan bisa dibawa balap ayo kita balap nanti malam" Ara tersenyum bahagia pada ketiga sahabatnya, dia termasuk hebat dalam balapan liar mereka berempat tidak pernah balapan bersama karena tidak ada yang mau mengalah, semuanya ingin mendapatkan posisi nomor satu. Jadi jika ada balap liar mereka akan membicarakan siapa salah satu dari mereka yang ikut.
"Gue pinjam motor lo Ra, gue lagi butuh duit, buat bayar bengkel, ATM gue ditahan bokap".
"Lah?? yakin lo? coba dulu deh takutnya gak bisa lo bawa motor gue, ntar lecet lagi bebeb gue"
"Yakin gue, sekarang aja mending coba motor lo?"
"Sekarang?" serentak Ara, Robi, dan Juan menatap Leo.
"Iya bolos aja yuk! capek gue hormat terus, lama lama gue hancur kan juga ni tiang bendera".
"kalau bolos gue ikut, yuk Ra kita balap satu ronde"
"Tapi ayank Dimas gue gimana?"
"Alah ikut aja, dia gak bakal ke mana-mana, besok aja kejar ayank Dimas nya" Robi menarik tangan Ara dan mengambil tas Ara.
Keempat orang itu langsung berlari kembali melompati pagar sekolah mereka.
...🐣🐣🐣🐣🐣...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Mamah Kekey
Ara pinter loncat pagar..
2024-05-06
0
Queen Mother
Pindahin tuh tiang benderanya 😩😂
2023-06-27
1
Queen Mother
Idiiih
2023-06-27
0