Ara berangkat ke sekolah dengan sangat tidak bersemangat. Besok adalah keberangkatan Abangnya ke Jerman untuk mengurus perusahaan papa nya yang ada di Jerman. Dan mulai besok Ara akan tinggal bersama Deon, beberapa barang Ara sudah dipindahkan ke rumah Deon agar besok Ara bisa pindah dengan cepat.
Sampai dikelas Ara langsung membaringkan kepalanya di meja, masalahnya bertambah, belum selesai dengan urusan persahabatannya, Ara juga harus berurusan dengan baby sister ganteng yang akan menjaganya sebentar lagi.
"Woi Ara! jangan bengong pagi-pagi" Juan mengejutkan Ara yang baru saja akan terlelap dalam tidurnya.
Hal itu membuat Ara menjadi marah besar, padahal tadi dia hampir saja bisa tertidur, tadi malam Ara kembali insomnia, dia baru bisa tidur pada pukul Tiga pagi dan hal itu membuat kepala Ara sangat sakit saat ini.
"Bengs*k! Nyebelin! kurang ajar! s*alan!" Ara mengumpat kata-kata kasar pada Juan. Air matanya juga mulai tergenang, mungkin karena Ara sedang datang bulan emosinya sedang sulit diatur.
Juan segera mendapat jitakan dari leo dan Robi. karena baru saja membuat Ara menangis. Sementara Shasa sedikit syok melihat Ara seperti itu, biasanya gadis itu tidak pernah menangis mau seberapa jahil ketiga teman Ara mengerjai Ara.
Shasa segera memeluk tubuh Ara, begitu melihat perhatian di kelas mulai tertuju pada Ara.
"ssttt udah ya jangan nangis lagi" ujar Shasa pelan sambil mengusap punggung Ara.
"Ra maaf dong, gue niatnya cuma bercanda loh" Juan yang merasa bersalah langsung berusaha meminta maaf pada Ara.
"Ada apa ini?" suara dimas terdengar dari belakang Ara, sementara Ara masih tidak mau menatap siapapun saat ini.
"Itu Juan buat Ara nangis" kadu Shasa, dia berusaha bersikap seperti orang baik di sana.
Dimas menatap intens Juan meminta penjelasan pada pria itu, dan tak lama Juan memberikan penjelasan, Ara Akhirnya berhenti juga menangis.
"Ra maaf ya, mau gak gue belikan Ice cream?" bujuk Juan. Biasanya Ara akan kembali moodnya jika ditawarkan ice cream dan makanan manis lainnya.
"Ice cream?" Ara mengangkat kepalanya menatap juan, "Tapi aku sedang tidak boleh makan ice" ara kembali lesu.
Seolah tau Ara sedang datang bulan, maka Juan menawarkan makanan lain, "kalau gitu cake coklat sama puding coklat mau?" tawar Juan lagi.
"mau" jawab Ara cepat.
"Cepat sana belikan untuk Ara, ketimbang ni anak nangis lagi" perintah leo cepat. Juan segera berlari keluar untuk mencari makanan yang Ara inginkan, dia sangat merasa bersalah.
.
Tangan Dimas tiba-tiba mendarat di kening Ara, membuat gadis itu sedikit stok begitu juga dengan Shasa, karena tidak pernah Dimas duluan yang mempunyai inisiatif untuk menyentuh Ara duluan, biasanya selalu Ara yang berusaha mengejar Dimas dan mendekati pria itu.
"Wajah lu pucat ra, lu gak sakit kan?" Tanya Dimas.
"Se-sedikit pusing sama sakit perut" Ara sempat tergagap mendapatkan perhatian dari pria pujaannya. Hatinya sedikit senang pria itu sudah mau mendekatinya.
Shasa yang berada disebelah Ara dengan cepat menyingkirkan tangan Dimas dari kening Ara, "Biar gue antar ke UKS aja ya" tawar Shasa.
Ara membalas dengan anggukan singkat, dia membiarkan saja Shasa membawanya meninggalkan ruangan kelas.
...🐤🐤🐤🐤🐤...
Shasa sedikit kesal dengan tingkah Ara hari ini, Ara gadis yang biasa bertingkah menyebalkan berubah hari ini, gadis itu sedikit kalem dan terlihat lemah. Bahkan tadi Ara mampu mengambil perhatian Dimas sang idola di sekolah.
Sebenarnya Shasa sangat membenci Ara, dulu dia selalu dibilang ratu kecantikan dan dia selalu dipuja puja cantik dan pintar, tapi setelah masuk SMA, gelar kecantikannya berpindah pada Ara, semua hadiah yang biasanya Shasa dapat dari penggemar nya selalu diberikan pada Ara. untung saja dia masih memiliki gelar si nomor satu karena selama sekolah Shasa selalu menempati posisi nomor 1. Shasa sangat bersyukur Ara merupakan murid bandel dan bodoh disekolah, jadi posisi sebagai dewi kebaikan masih ditempati olehnya.
Selama ini Shasa berteman dengan Ara hanya untuk mengambil keuntungan dari Ara, Ara sering mentraktir Shasa makan, dan shopping karena Ara berasal dari keluarga kaya raya sedangkan Shasa dia hanya berasal dari keluarga sederhana yang memiliki 4 saudara bahkan untuk tidur saja Shasa tidak memiliki kamar sendiri dia harus berbagi dengan adik perempuannya.
Niat Shasa berteman dengan Ara bukan hanya masalah materi, tapi juga untuk menjatuhkan Ara secara diam-diam. Shasa sering menceritakan hal jelek jelek tentang Ara pada teman sekolahnya, dan karena hanya Shasa perempuan yang berteman dengan Ara, maka mereka selalu mempercayai perkataan Shasa.
Ara juga gadis yang royal, dia sering membelikan Shasa hadiah dan beberapa barang bermerek karena Ara bilang dia ingin Shasa juga memiliki barang itu. Hal seperti itulah yang membuat Shasa tetap mau berpura-pura sebagai teman Ara.
.
Begitu sampai UKS Shasa segera menanyakan alasan sikap Ara hari ini.
"Ara lu kenapa sih? lu masih marah sama gue karena kemarin?" Tanya Shasa dengan sedikit acting sedih.
Ara menggeleng pelan dan tersenyum, "Bukan, gue cuma lagi ada masalah aja" ujar Ara pelan.
"Masalah apa? sampai lu gak mau cerita sama kami" Suara itu berasal dari pintu, di sana Juan, leo dan Robi berjalan mendekati ranjang Ara.
"Nih pesanannya nona, diantar sesuai aplikasi ya" Juan meletakkan satu kantong plastik besar diatas pangkuan Ara, dia ber acting seolah olah sedang menjadi supir antar makanan.
"Makacih Juan" Ara berucap seperti anak kecil, dia tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Leo.
"Ra jawab, lu udah gak anggap kami teman?" tanya Robi kali ini.
Ara akhirnya menarik nafas panjang dan mulai menceritakan alasan dia bersedih dan bersikap seperti itu karena abangnya Axel yang akan pergi meninggalkan dia di Indonesia karena Axel akan tinggal di Jerman untuk menyelesaikan masalah pekerjaan di sana selama satu tahun.
selama ini Ara tidak pernah ditinggal lebih dari satu minggu oleh abang dan kedua orang tuanya. Biasanya jika abangnya pergi selama lebih dari satu tahun masih ada orang tuanya, begitu pula sebaliknya, memang orang tua dan abangnya sibuk tapi mereka selalu menyempatkan bertemu muka dengan Ara jika berada di rumah.
Jadi sikap Ara seperti itu karena merasa sedih akan ditinggal oleh abangnya dalam waktu yang cukup lama. Orang tua Ara juga masih sibuk mengurus kesehatan papa nya yang masih perlu beberapa operasi dan terapi lagi.
Leo, Robi, dan Juan akhirnya mengerti kenapa sahabatnya itu bersikap mellow tidak seperti biasanya. Mereka memang sudah biasa menghadapi sikap kekanakan Ara tapi ini pertama kalinya Ara menangis didepan mereka, makanya mereka sedikit kebingungan.
"Ra, lu tenang aja kan masih ada gue, jadi lu gak perlu merasa kesepian, ada Robi, leo dan Juan" Shasa berkata sambil mengelus lengan Ara pelan.
"Ahh aku ada ide! Bagaimana.... "
...🐥🐥🐥🐥🐥...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Cuuiihh sok perhatian 🙄🙄🙄
2024-03-29
0
Nuraeniy352
julukan princess charming klakuan kaya boneka anabell pa boneka choky,,,shasa serasa pling cantik ampe g da yg boleh nyaingin,,hidup ja d'hutan no
2023-08-06
0
Queen Mother
Wkwkwkwk… temen”nya kocak bener dah ah
2023-06-27
0