Pukul 1 malam Deon berniat untuk diam diam memperhartikan bagaimana wajah Ara tidur, tapi yang ada Deon melihat Ara sedang asik bermain game yang ada di ponselnya, gadis kecil itu bersorak riang menatap layar ponselnya sesekali dia memencet beberapa tombol di ponsel dengan gerakan cepat.
Deon melangkah masuk kedalam kamar Ara dengan sangat pelan, "Ara?" Panggil pria itu pelan.
Ara terloncat kaget dan ponselnya terlempar, untung saja jatuhnya tidak ke lantai melainkan masih ditempat tidur.
"Kak Deon! kenapa jalannya gak napak lagi!" teriak Ara kesal, jantungnya kembali berdetak cepat karena terkejut.
Deon yang awalnya ingin marah jadi tidak bisa, ucapan Ara membuat nya ingin tertawa, emang gadis itu pikir Deon Hantu jalan gak napak.
Deon menunjuk kakinya membuat Ara ikut melihat kaki yang ditunjuk Deon.
"Nempel kan?" tanya Deon dengan seringai yang mengerikan.
"iya iya, tapi kak, harusnya kalau mau masuk kamar cewek itu ketuk dulu, jangan main asal masuk, gimana kalau tadi Ara sedang ganti baju?" gerutu Ara panjang.
"Ada kamar ganti yang bisa digunakan, apa gunanya aku membuat kamar ganti sebesar itu tapi tidak digunakan?"
"Iya iya, kakak emang selalu benar" ketus Ara.
"Kenapa jam segini belum tidur? ini sudah larut malam, apa tidak nyaman dengan kamar ini?"
Ara menggeleng pelan menjawab pertanyaan Deon.
"lalu kenapa?" ulang Deon.
"Obat tidur Ara ketinggalan di rumah kak, jadi Ara gak bisa tidur cepat" Ara menunduk setelah menjawab.
Deon segera duduk mendekat kearah Ara, mengangkat dagu gadis itu agar menatap matanya.
"Obat?" Setahu Deon Ara tidak sakit, kenapa dia membutuhkan obat.
"Iya, obat tidur, sebenarnya Ara punya insomnia akut, Ara baru bisa tidur sekitar jam 1 ke atas jika belum jam segitu maka, Ara tidak akan bisa tidur".
"Apa Axel tau? sejak kapan kamu seperti ini?"
Ara menggeleng pelan, "Bang Axel gak tau begitu juga dengan orang tua Ara, bahkan pengasuh Ara saja gak tau, orang setiap bang Axel mau masuk kamar, Ara selalu pura pura tidur, agar bang Axel gak tau".
Mendengar penuturan Ara Deon beralih memasuki badannya kedalam selimut Ara.
Tangan Ara dengan cepat memeluk dirinya sendiri, menyilangkan kedua tangan Ara agar dapat melindungi diri.
"Kakak gak akan ngelakuin hal yang ada dalam otak kecilmu itu" Deon sudah membaringkan badan dan menarik Ara dengan kuat Agar cepat membaringkan di sebelahnya.
"Ka-kak ma-mau nga-ngapain" tanya Ara lagi dengan sedikit tergagap.
Bukannya menjawab langsung Deon menarik tubuh Ara agar lebih mendekat padanya, setelah dekat Deon memeluk tubuh gadis itu. "gimana mau tidur kalau tangan dan mata terus memperhatikan Ponsel".
"ihhh kak! orang Ara benaran! Mau mejam sampai satu jam juga kalau belum diatas jam 1 Ara gak bisa tidur, ini ngapain kita kayak gini?" Ara sedikit takut dengan apa yang hendak dilakukan Deon.
"Diam aja, pejamkan mata, kakak gak bakal melakukan hal yang aneh-aneh, apa lagi hal yang ada dalam otak kecilmu sekarang".
" Emang kakak tau Ara lagi mikir apa" Ara masih terus saja menjawab setiap pertanyaan Deon, gadis kecil itu tidak pernah kehabisan kata-kata dalam menjawabnya.
"Tau, sekarang tutup mulut kamu dan tidur Ara" Perintah Deon dengan nada pelan.
"Udah Ara bilangin ya, kalau Ara gak bakal bisa cepat tidur, nanti tangan kakak pegal Ara gak tanggung jawab loh" Ara mulai memejamkan matanya sesuai perintah Deon dan tidak lupa gadis itu memberi ancaman pada Deon.
.
Lima menit pun berlalu tanpa suara yang keluar dari mulut Ara dan Deon, Ara semakin mendekatkan badannya kearah badan Deon menjadikan badan deon seperti pengganti bantal gulingnya.
"Ra?" Panggil Deon pelan. Deon ingin bertanya lagi apa penyebab dia bisa seperti itu.
Tapi Ara yang dipanggil tidak bergerak, matanya terpejam sempurna, dan sapuan nafasnya yang teratur mengenai leher Deon.
Deon sedikit menjauh kan badan Ara darinya, dia ingin melihat wajah Ara, apa gadis itu sudah tidur atau pura-pura.
"Ra?" panggil Deon sekali lagi, matanya menatap lekat lekat wajah Ara yang terpejam, wajah gadis itu benar-benar terlihat sangat damai, dia benar benar tertidur.
"Siapa yang bilang tadi? gak bisa tidur walau memejamkan mata? apa dia bohong?" gerutu Deon masih dengan volume yang pelan.
Deon hendak berdiri dengan perlahan menarik tangannya yang berada dibawah leher Ara. tapi yang terjadi malah membuat Deon menjadi semakin salah tingkah. Ara menahan badan Deon dan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Deon, gadis itu tidak membiarkan Deon menjauh dari dirinya.
"Wahhh ara-ara, kalau seperti ini aku yang sulit menahan diri" keluh Deon, dia akhirnya pasrah membiarkan gadis itu untuk memeluknya, dia tidak mau gadis itu terbangun.
...🐣🐣🐣🐣🐣...
Pukul lima pagi Deon lebih dulu membuka matanya, kini dia asik menatap wajah Ara yang masih memejamkan matanya. Ara sudah melepaskan pelukan nya dari Deon entah itu sejak kapan.
Deon perlahan berdiri, dia tidak ingin gadis itu berteriak ketakutan ketika melihat dirinya masih berada satu tempat tidur dengan dirinya.
.
Lima belas menit setelah Deon keluar dari kamar Ara, Ara baru membuka matanya.
Ara merentang kan tangannya sambil melirik ke kanan dan kiri mencari sosok Deon.
"Bagaimana aku bisa tidur kemarin?" Ara memukul kepalanya pelan, merutuki dirinya yang bisa langsung tertidur begitu mencium aroma maskulin milik Deon. Apa karena aroma Deon yang menenangkan atau karena tepukan pelan di punggungnya Ara bisa langsung tertidur, Ara sama sekali tidak mengetahui penyebabnya.
Cepat-cepat ara berlari ke kamar mandi, dia merasa sedikit segar hari itu, karena biasanya jika dia tertidur pun dia akan terbangun dan tertidur berulang kali, tapi kemarin Ara tidur pulas seperti bayi.
...🐤🐤🐤🐤🐤...
Ara melangkahkan kakinya pelan menuju meja makan di sana Deon sedang asik membaca notebook sambil memakan roti isinya.
Ara sedikit malu untuk berhadapan dengan Deon, wajah gadis itu sudah memerah padam karena malu.
Ketika sampai di depan Deon, Pria itu hanya tersenyum hangat pada nya.
"Pa-pagi kak" sapa Ara pelan.
"Pagi, cepat makan sarapan mu" perintah Deon. Matanya kembali memperhatikan notebook nya. Deon tau Ara sangat canggung padanya, makanya Deon bersikap biasa saja padahal saat ini jantungnya dah dig dug shheerrr menari nari seperti disko.
"Pagi non" Sapa bi Arin ketika melihat Ara sudah duduk di meja makan.
"pagi bi" balas Ara dengan senyum ramah.
"Non mau sandwich, atau roti selai untuk sarapan?" tawar bi Arin.
"Hmm roti selai coklat dua, sama susu vanilanya bi" pinta Ara.
"Baiklah baik non".
Bi Arin bergerak dengan cepat, dia segera meletakkan pesanan Ara di meja makan dan mempersilahkan Ara untuk segera makan.
"Nanti pulang sekolah jangan kemana-mana ya, kakak yang jemput".
"kakak gak sibuk? biar Ara aja yang numpang sama teman".
Deon menggeleng pelan, " tidak, dengar perintah kakak, jangan bolos dan tunggu saja pulang sekolah kakak akan menjemput Ara".
Ara mengangguk mengerti sambil memakan habis roti selainya.
...🐥🐥🐥🐥🐥...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
jeonkookie🐰🐰
Ara yg dikeloni aq yg senyum senyum🫣
2023-11-16
1
Khendiz
di jaga memang jodohnya ya deon 🤣🤣
2023-07-01
0
anisa f
kl trio badboy gpp tau rumahnya deon
tp si kopel kekasih itu jgn d bolehin ra
2023-05-30
0