Pagi itu Ara lagi-lagi terlambat bangun karena tadi malam dia baru tertidur pukul 2 malam. Dengan tergesa-gesa Ara turun dari tangga rumahnya.
Di ruang makan, Ara melihat abangnya sedang melahap roti sandwich yang sudah dibuatkan pembantunya.
Dengan sedikit takut Ara duduk didepan Axel, yang masih asik makan sambil melihat notebook.
"Abang sudah dengar semuanya dari botak" Axel berbicara tanpa melirik Ara. Ara yang mendengar suara Axel langsung menunduk takut, kepercayaan dirinya langsung hilang mendengar suara Axel.
Hampir lima belas menit Ara dimarahi Axel, gadis itu tidak membantah perkataan Axel sedikit pun. memang benar Ara selalu membuat masalah, contohnya malam tadi saat dia pergi balapan liar, selain itu beberapa hari yang lalu Axel dipanggil pihak sekolah Ara, karena terlalu sering membolos dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan.
Beberapa hari sebelum itu Ara membuat masalah dengan mabuk-mabukan di klub, dan banyak lagi masalah yang Ara buat, semua semata-mata agar mendapatkan perhatian Axel dan kedua orang tuanya.
Tapi setiap masalah yang Ara buat, selalu saja bukan Axel atau kedua orang tuanya yang datang, melainkan Asisten Axel yang selalu menyelesaikan semua masalahnya.
"Mau sampai kapan kamu buat masalah?" tanya Axel akhirnya setelah menceramahi Ara panjang kali lebar.
Ara masih tidak berani menjawab, dia hanya menatap Sandwich di piringnya.
"Abang mau pergi ke Jerman 2 Hari lagi, dan kamu masih membuat masalah sampai sekarang".
Ara semakin menunduk takut, dia sebenarnya sengaja membuat masalah sebanyak-banyaknya agar sang abang tidak jadi pergi ke Jerman.
"Kakak jadi takut menitipkan mu pada bibi Sumi dan pembantu lainnya" Axel berkata sambil memijat keningnya.
"Maaf kak" Hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Ara.
"Nanti jam 2 setelah kamu pulang sekolah, pergi ke lokasi yang kakak kirimkan".
'Ting' bunyi pesan masuk ke dalam ponsel Ara. Ara menyerngit kan kepalanya. "ngapain kak?"
"Datang saja, kalau tidak datang semua fasilitas kamu dari motor, mobil, ATM, ponsel dan notebook semuanya abang sita" ancam Axel.
"Loh kok gitu kak?" Protes Ara tidak Terima.
"Makanya datang, jangan keluyuran kemanapun" Ancam Axel lagi.
Setelah perdebatan yang cukup panjang di meja makan, Axel mengantarkan Adiknya itu ke sekolah, dan dia berangkat ke kantor nya untuk mempersiapkan semua keberangkatan nya ke Jerman.
...🐣🐣🐣🐣🐣...
Shasa tampak asik bersenda gurau dengan teman-temannya sekolah nya, beberapa pria yang melewati Shasa menyapa dan tersenyum padanya.
"Sha, lu kenapa masih temanan sama si Ara sih" ucap salah satu teman yang duduk di bangku depan Shasa.
"Iya sha, lu baik banget, nanti orang yang lu suka bakal berpaling hati padanya loh" tambah teman lainnya.
Para makhluk yang namanya wanita disekolah itu sangat membenci Ara, hanya Shasa lah yang mau berteman dengannya.
"Kalian apaan sih, Ara itu baik kok" balas Shasa dengan menunjukkan senyumannya.
"ihh lu terlalu baik sih, gini ni kalau terlalu baik, nanti lu bisa di manfaatkan sama si centil itu! semua cowok dia embat, kesal gue!" gerutu teman Shasa lagi.
"Iya mainnya cuma mau sama cowok aja, kesel gue liat dia! mending Shasa udah cantik, pintar, baik lagi".
Teman-teman Shasa mulai menjelek-jelekkan Ara, dan meninggikan Shasa. Disekolah Ara terkenal memang sangat cantik, banyak pria yang jatuh cinta hanya dengan menatap mata Ara, maka dari itu banyak perempuan yang membenci Ara.
Perempuan yang mau berteman dengan Ara hanya satu orang, yaitu Shasa, makanya Shasa sering di kompor komporin agar tidak mau berteman dengan Ara.
.
"sialan lu Leo!" Ara terlihat memasuki kelas sambil memukul-mukul lengan Leo.
Semua mata langsung tertuju pada mereka berempat, Leo, robi, Juan dan Ara memasuki kelas sambil tertawa riang.
"Pagi Shasa!" Ara menyapa Shasa dengan riang ketika matanya bertemu pandang dengan Shasa.
"Pagi Ara" Balas Shasa dengan senyuman manisnya.
Semua teman Shasa yang tadinya didekat Shasa langsung menyingkir pergi ketika Ara berjalan mendekati Shasa.
"Kenapa pagi-pagi udah marah-marah?" tanya Shasa lembut.
"Tau nih! si Leo resek banget!".
Leo dan Robi tertawa keras melihat kekesalan Ara.
"Salah sendiri kenapa tidak cepat kabur saat polisi datang" Suara Dimas tiba-tiba muncul dari arah belakang Ara.
Melihat Dimas kekesalan Ara langsung sirna, Dia tersenyum cerah dan langsung merangkul lengan Dimas mesra. Kekesalan Ara kemarin pada Dimas langsung sirna ketika melihat wajah tampan Dimas.
"Mulai lagi gila nya Ara kalau udah ketemu Dimas!" Juan menyindir Ara yang sudah tersenyum bahagia disamping Dimas.
Shasa menatap kesal Ara yang dikerubuni para pria. "Pagi Dim" Sapa Shasa.
Dimas segara menyingkirkan tangan Ara yang bergelayut di tangannya, pria itu dengan cepat mengambil posisi duduknya didepan Shasa dan menjawab sapaan Shasa dengan lembut.
"Ihh Dimas jahat ni, masak Ara ditinggal" Ara mengambil posisi duduk disebelah Shasa, mereka berdua memang duduk satu bangku. Dimas duduk didepan mereka bersebelahan dengan Robi. Dan Juan dengan Leo satu bangku disebelah Ara.
.
"Ra, ini sarapan buat kamu" Tiba-tiba saja datang beberapa pria ke kelas Ara meletakkan sarapan pagi segunung di meja Ara dan Shasa.
Ara hanya tersenyum terpaksa pada para penggemar nya.
"Asikk pagi-pagi makan gratis, bagi ra" Tanpa persetujuan Ara Robi mengambil beberepa makanan yang dia inginkan yang baru saja diberikan pada Ara.
"Kamu mau juga Sha?" Tawar Ara, Gadis itu sudah mengambil satu kotak susu coklat yang ada disana.
Shasa menggeleng pelan, "Gak makasih, gue udah sarapan tadi" mata Shasa tidak sengaja menatap Dimas yang sekarang terlihat sedikit kesal. "Mau sampai kapan kamu terima semua makanan dari penggemar mu Ra?"
Ara menatap Shasa dengan wajah polosnya, "Sampai Ayang Dimas Terima perasaan aku hehehe".
" Ck, mimpi kamu!" Dimas berdecak kesal dan membalikkan badannya menghadap depan dia selalu kesal setiap Ara dengan entengnya mengatakan suka pada Dirinya.
"Hahaha kasian Ara! lagi lagi ditolak" ketiga teman Ara bergantian mengejek Ara.
Dimas memang sering menolak Ara, tapi Dimas tidak pernah menolak Ara secara tegas, entah karena Dimas suka idola satu sekolahan menggilai dia atau Dimas ingin membuat Shasa cemburu.
"Ra, nanti pulang sekolah mau gak nemani gue jalan?" tanya Shasa tiba-tiba.
"Mau apa?" bukan Ara yang menjawab, melainkan Juan. Ara masih sibuk dengan susu coklat kesukaan nya tapi mata Ara menatap Shasa.
"Gue mau bicara berdua aja dengan Ara".
"Nanti aja, kalo pulang sekolah gak bisa, ada janji sama abang gue" jelas Ara setelah susu kotak ditangannya habis.
"ahh baiklah, nanti pas makan siang kita ke atap ya".
Dimas sedikit melirik Ara dan Shasa, dia sangat penasaran apa yang akan kedua gadis itu bicarakan. Begitu juga dengan trio sengklek.
" Masak kami gak boleh tau " Robi mulai merayu Shasa.
"lu cowok apa cewek?" Ara bertanya pada Robi.
"Cowok lah! enak aja ngatain gue cewek"
"Tadi Shasa bilangkan masalah cewek, hanya cewek, jangan ikut-ikut, kalo udah operasi kelamin baru boleh" tawa Juan dan Leo pecah mendengar ucapan Ara yang sangat jujur.
...🐤🐤🐤🐤🐤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Queen Mother
Bukannya manggil Abang?
2023-06-27
0
Qaisaa Nazarudin
anah gitu,harus tegas deh cel dgn adek yg kek gini,,
2023-06-03
0
Qaisaa Nazarudin
Astaga Ara,, pantesan abg kamu marah,Kasihan deh abang kamu 🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-06-03
0