Deon kembali ke rumah dengan perasaan kesal, ternyata dia di bohongi oleh botak. Botak diancam bundanya agar mengatakan ada masalah mendesak di kantor agar Deon mau kesana.
Saat sampai di kantor Deon melihat bundanya bersama seorang gadis cantik dan manis yang setia duduk disebelah bundanya.
ternyata bundanya masih tidak percaya bahwa dia sudah menemukan orang yang tepat. Saat sampai di kantor bundanya segera menyuruh gadis yang dia bawa untuk memperkenalkan diri, Deon bergidik ngeri melihat wanita yang dia bawa, belum bersentuhan saja dia sudah merasa tubuhnya gatal gatal apa lagi bersentuhan dengan wanita itu.
Bundanya juga berkali-kali bertanya tentang kebenaran tentang Deon yang sudah menemukan wanita yang tepat. dan memaksa Deon untuk bercerita, tapi memang dasarnya Deon itu pendiam dan cuek dia hanya diam tidak menjawab apapun sampai bundanya capek dan menyerah, dan terakhir aksi bundanya yang membuat Deon naik darah adalah disuruh bersalaman dengan gadis yang bundanya bawa.
Baru saja ujung jari Deon menyentuh wanita itu Deon langsung beringsut mundur dan menggaruk tangannya, alerginya kembali kambuh dan Deon tau dia masih belum sembuh dari alergi wanita.
...🐥🐥🐥🐥🐥...
Deon melangkah memasuki rumahnya, dari arah dapur dia mendengar suara riang Ara yang sedang bercanda bersama bi Arin.
Senyuman Deon langsung merekah ketika melihat Ara yang sedang tertawa dan asik mengganggu bi Arin memasak bersama pembantu lainnya. Gadis itu tampak tidak memperhatikan posisi majikan maupun bawahan, dia mau bercanda gurau dengan siapapun, dan tawanya mampu membuat semua orang disekitar nya juga tertawa.
.
Mata Ara tidak sengaja melihat Deon yang sejak tadi melihatnya dari jauh.
"Kak udah pulang" sorak Ada dengan gembira, beberapa pembantu segera menunduk memberi hormat pada Deon.
Ara berjalan menghampiri Deon dengan senyuman yang masih merekah dibibirnya membuat Deon juga ikut tersenyum sambil mencubit gemas pipi Ara ketika gadis itu sudah sampai dihadapannya, "Kakak kok badannya merah merah?" Ada baru memperhatikan bintik-bintik merah pada wajah, leher dan lengan Deon.
"Tadi gak sengaja bersentuhan dengan wanita".
Ara segera cemberut kesal, " ihh kan alerginya pilih kasih, bi liat ni kak Deon masak Ara gak bisa buat kak Deon alergi, Ara kan cewek tulen bi" Ara memilih mengadu pada pembantu yang baru dia kenal itu. Bibi yang mendapat aduan hanya bisa tertawa dalam hati dia berucap syukur setidaknya ada satu wanita yang bisa menyentuh tuan mudanya.
"kamu anak kecil bukan wanita" ledek Deon lagi sambil kembali mencubit gemas pipi Ara.
"Kenapa sih suka banget cubit cubit pipi Ara?"
"Tadi ngapain?" Deon memilih tidak menjawab dia lebih bertanya hal lain.
"Belajar masak dari bi Arin, bolehkan kak?" Ara segera menceritakan tentang pelajaran yang diberikan bi Arin padanya, awalnya bi Arin melarang Ara untuk belajar tapi akhirnya bi Arin mengalah karena Ara terus saja meminta dia dan gadis kecil itu tidak akan diam sampai permintaan nya dikabulkan.
"Boleh, tapi hati-hati jangan sampai terluka, kakak mandi dulu, kamu lanjutin aja masaknya".
" Siap bos" Ara kembali memberi hormat.
...🐣🐣🐣🐣🐣...
Deon menatap makanan yang tersaji di meja makan, dia melihat Ara membantu pembantunya untuk meletakkan makanan di meja makan, sudah disuruh berhenti, tapi Ara masih saja dengan keras kepalanya tetap membantu, gadis itu memang tidak bisa diatur.
"Maaf tuan muda" ujar salah satu pembantu memohon maaf.
Deon hanya berucap pelan, "biarkan saja dia melakukan apapun yang dia mau, jangan membuatnya sedih, jika ini membuatnya bahagia biarkan saja".
" Baik tuan" pembantu itu segera mundur dan pergi kembali ketempat dia bekerja.
"Kak ayo sini, kita makan Ara sudah lapar, pengen ngerasain masakan sendiri" Ara sudah duduk di meja makan dengan senyum yang terus merekah pada bibirnya.
Deon akhirnya ikut bergabung dengan Ara. "Masih full 100 persen?" tanya Deon setelah melihat Ara yang sibuk menyendok lauk kedalam piringnya.
"Masih dong, kakak kan yang isi full" ucapan ambigu Ara membuat beberapa pelayan yang mendengar merasa bingung dan sedikit berpikiran negatif tapi mereka tetap diam tidak berkomentar atau berbisik, takut tuan mudanya marah.
...🐤🐤🐤🐤🐤...
'Ceklek' Suara pintu kamar Ara yang dibuka, Deon masuk dan duduk di sofa dia melirik Ara yang duduk di atas tempat tidurnya sedang fokus mengerjakan soal, Deon hendak bertanya, 'kenapa dia memilih tempat tidur padahal Deon sudah menyiapkan meja belajar' tapi Deon mengurung kan pertanyaan itu, dia lebih membiarkan gadis kecil itu fokus dengan pelajarannya, dan Deon akan memperhatikan di sofa sambil mengerjakan pekerjaan yang tadi dia tunda karena harus menemani Ara memenuhkan tingkat kebahagiaannya.
Tiga puluh menit berlalu Ara merentangkan kedua tangannya, "akhirnya selesai" gumam Ara pelan.
Melihat pergerakan Ara Deon segera berjalan mendekati Ara, "udah siap?" tanya Deon.
"kyyaaaaa!!" Ara terlonjak kaget pasalnya dia tidak tau kalau Deon ada di kamarnya. "Se-sejak kapan kakak di sini?" gadis kecil itu memegangi dadanya yang sedang berdebar karena terkejut.
"Kita kira tiga puluh menit sudah berlalu" Deon berbicara sambil melihat jam ditangannya.
"Kakak ngagetin aja tau! untung Ara masih muda dan kuat, kalau gak bisa copot jantung Ara" Kesal Ara masih dengan mode marahnya.
"Jadi kamu gak sadar kakak sudah memperhatikan mu sejak tadi?" Deon mengelus puncak kepala Ara dan mengambil buku tugas yang Ara pegang.
"gak sadar, habis kakak jalan gak napak" gerutu Ara sambil membaringkan badannya di tempat tidur.
Deon memperhatikan tugas Ara dengan teliti tangannya sibuk mengkoreksi menggunakan pensil yang tadi Ara gunakan.
"Kakak manusia ra, masih napak jalannya" Deon menjawab, tapi matanya masih fokus ke buku Ara.
"Sama, Ara juga cewek tulen kak, masih ori lagi" Ara tampaknya masih kesal karena alergi Deon tidak berpengaruh padanya.
Mendengar itu Mata Deon langsung melirik Ara, dia gemas dengan ucapan gadis itu. "yakin ori? atas bawah"
Ara awalnya hanya menatap langit langit kamar sambil memainkan rambutnya, tapi mendengar ucapan Deon dia segera duduk dan menutup bagian sensitif nya dengan bantal. "Ihhh kakak mesum! ya ori lah! orang Ara gak pernah pacaran!"
'Puk' Deon menjentik kening Ara pelan, "Masih sekolah jangan pikir pacar pacaran, fokus aja belajar, happy happy sama teman" setelah berkata itu Deon menyodorkan kembali buku yang tadi dia periksa, "Perbaiki masih banyak yang salah".
Ara mengerucutkan bibirnya, mulai kembali memperbaiki buku tugasnya.
Tangannya dengan cepat menghapus dan mengisi jawaban tanpa bertanya bagaimana caranya pada Deon, gadis itu seperti sengaja melakukan kesalahan dalam menjawab soal, dan Deon memperhatikan itu. Deon tau ada yang disembunyikan oleh gadis itu.
...🐥🐥🐥🐥🐥...
Bonus hari ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
capricorn♑
di panel terakhir itu uwwu banget...😖 aku yang jomblo jadi ngiri kan..😢
2023-09-01
3
@frj_nfs
oh terjawab sudah kenapa dion ganteng banget ternyata dia hantu gaes
2023-08-18
1
Queen Mother
🥰
2023-06-28
0