Malam sebelum keberangkatan Axel, Ara, Axel dan Deon makan malam bersama di rumah Axel. dalam makan malam itu beberapa kali Axel menceritakan kepada Deon tentang kenakalan Adiknya Ara, dan Deon hanya tertawa dan sesekali melirik Ara yang menunduk karena malu, aib nya telah disebarkan oleh kakak kandungnya sendiri.
"pantasan abang gak pernah punya cewek, sukanya menyebarkan aib orang, gimana nanti om Deon ilfeel sama adek" gerutu Ara.
Axel tertawa keras mendengar gerutuan adiknya. Dia melihat Deon yang terus tersenyum hangat pada adik kecilnya itu.
"Biar aja, biar tau gimana susahnya jaga adek kayak Ara".
"Ihh abang emang nyebelin, kan nanti kalo om ilfeel om jadi gak mau jaga Ara" Ara mengerucutkan mulutnya dan Deon tertawa kecil melihat tingkah gemas Ara.
"Gak bakal" cukup dua kata yang diucapkan Deon, dan itu mampu membuat Ara tersipu malu.
'Deg deg'
"Gila! gila! ni cowok makanannya apaan ya sumpah ganteng banget, meleleh deh gue setiap melihat tatapan matanya ke gue, Ini bukan cinta kan? masak gue bisa langsung jatuh cinta gue kan baru aja patah hati, gue gak boleh terlihat seperti cewek murahan." Batin Ara. Saat matanya tidak sengaja bertatapan dengan mata Deon.
"Ehem ada yang jatuh tapi tidak sakit ada yang berbunga tapi bukan bunga apakah itu?" Axel membuat tebakan setelah melihat adiknya bertingkah malu malu dan melihat pandangan mata Deon yang terus tertuju pada Ara.
Ara dan Deon sama sama terbatuk karena candaan Axel.
"Ah iya kak Ara mau tanya sesuatu" Ara secepatnya mencari topik pembicaraan kebetulan juga dia ingat dengan pembicaraannya tadi pagi dengan Shasa.
Ara lalu menceritakan permintaan dia yang ingin tetap tinggal di rumah ditemani oleh sahabat baiknya Shasa, dengan begitu Ara tidak kesepian, Deon juga bisa sesekali mengunjungi Ara untuk memeriksa keadaan Ara.
"Gue sih kurang setuju, gue gak terlalu punya waktu untuk mampir mampir, tapi itu semua terserah lu xel, gue ikut aja keputusan lu" Deon lebih menjawab permintaan Ara dengan kepala dingin walau sebenarnya perkataan Deon tidaklah benar, Deon sebenarnya bisa saja hanya sekedar mampir untuk melihat Ara tapi hatinya sudah terpaut pada gadis kecil itu, dia ingin gadis kecil itu selalu dalam pengawasan nya.
Deon memberikan sinyal pada Axel agar menolak permintaan Ara, jika dia yang menolak maka Ara akan bersikap defensif dengan dia, makanya Deon lebih memilih Axel yang menjawab.
"Abang nitipin adek dengan Sky bukan karena abang takut adek kesepian, tapi abang takut gak ada yang ngawasi adek, abang takut kenakalan adek tidak ada yang bisa menahannya mungkin adek bakalan bahaya jika hanya diurus oleh pembantu, jadi abang tidak menerima permintaan adek" Tolak Axel dengan panjang lebar.
"Tapi bang, dek janji gak bakal nakal lagi, lagian teman adek itu juara umum di sekolah dia anak yang baik, kan kalo dek berteman sama yang baik adek pasti ngikut dengan kelakuannya kan bang".
Ara masih terus mencoba membujuk abangnya itu.
"Memang benar, kalo berteman dengan yang baik akan ketularan baik juga tapi liat dulu mana yang lebih besar, kenakalan adek ato kebaikan teman adek, yang ada nanti bisa saja teman adek jadi nakal karena mengikut jejak adek. lagian kalian itu seumuran dan abang tidak percaya sama janji adek, kemarin adek janji gak bakal buat masalah lagi tapi nyatanya, abang dapat panggilan dari polisi adek tertangkap saat ada razia balap liar, bilang sama Shasa teman adek itu, abang tidak terima dengan idenya, abang juga gak percaya sama dia" putus Axel, memang sedari dulu sekali Axel membuat keputusan maka keputusan itu tidak akan bisa diubah, Deon saja tidak tau bagaimana cara untuk menolak Axel, setiap ditolak Axel akan terus mencecarnya dengan permintaan yang sama berulang kali, untung saja yang dititipin Axel adalah wanita yang mendapat perhatian dari Deon, makanya Deon mengalah dan menerima permintaan Axel.
"Shasa anaknya baik bang, sejak masuk sekolah dia salalu menempati posisi nomor satu, selama ini dia berteman sama Ara dan posisi nya tidak berubah, dia tetap menempati posisi itu, padahal Ara selalu bersamanya".
Seperti kata pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, sepertinya kekeras kepalaan Axel itu juga ikut pada adiknya.
"Abang tau, dia teman perempuan adek satu satunya, adek juga sering cerita tentang Shasa, tapi tetap saja abang cemas membiarkan anak seumuran adek yang menjaga adek, keputusan abang tetap bulat, Sky yang akan menjaga adek, tidak ada penolakan".
Ara menatap sendu Axel lalu beralih pada Deon, lalu gadis itu menunduk lesu, "Baiklah" Ara akhirnya mengalah, keputusan Axel tidak akan pernah bisa dia ganggu gugat.
...🐥🐥🐥🐥🐥...
Pagi itu mata Ara terlihat sangat bengkak, Ara terus saja menangis karena akan berpisah dengan Axel, walau hubungannya dengan Axel selalu seperti tom dan jerry, Ara dan Axel sebenarnya saling menyayangi, siapa di dunia ini yang membenci saudara kandungnya? kalaupun ada itu hanya beberapa orang dan bisa dihitung dengan jari.
Axel tertawa melihat mata adik kecilnya bengkak, dan dia terlihat seperti ikan mas.
"Dek, udah dong nangisnya, abang jadi gak bisa pergi ini" Axel mengelus punggung Ara sambil mengucapkan kalimat yang bisa membuat adik bungsunya itu berhenti menangis.
"Ara ikut ya bang" lirih Ara dalam pelukan Axel.
"Kamu itu gak bakal bisa mengikuti pelajaran di sana, dan pergaulan di sana berbeda dengan di sini, abang gak mau kamu terjerumus pergaulan bebas yang ada di sana" ujar Axel lembut. "Udah dong nangisnya, abang janji bakal usaha video call dan sering sering mengunjungi Indonesia" lanjut Axel lagi.
Ara menghentikan tangisnya, kepalanya terangkat menatap wajah Axel, lalu jari kelingking Ara diarahkan pada Axel, "Janji ya" suara Ara sudah terdengar serak mungkin karena terlalu lama menangis.
Axel menyambut jari kelingking Ara dengan jarinya, "iya abang janji". Setelah itu baru Ara mau melepaskan pelukannya.
Axel menatap Deon yang sejak tadi hanya tersenyum melihat mereka berdua, lalu Axel melangkah mendekati Deon.
" Tolong jaga dia, seperti aku menjaganya, kembalikan dia sebagaimana aku memberikannya padamu, sampai saatnya tiba baru boleh dirusak oleh mu" Axel memberikan senyuman jahil pada kalimat nya yang terakhir.
Deon menganggu dan tersenyum membalas ucapan Axel, "Seperti perintah mu" Deon kemudian memeluk Axel, "Sampai bertemu lagi abang iparku" bisik Deon ditelinga Axel. Lalu kedua orang itu sama sama tertawa lepas, Ara hanya berdiri diam melihat interaksi kedua pria tampan itu.
"Jaga diri baik-baik ya dek, ingat jangan buat masalah, awas sampai Sky mengadu pada abang" Axel memeluk adiknya itu untuk terakhir kalinya, tidak lupa dia mencium kening Ara.
...🐣🐣🐣🐣🐣...
Ara masih menangis menatap pesawat yang baru saja terbang, Deon masih setia menunggu gadis itu tidak menangis lagi.
Tiba-tiba saja Ara merasakan sebuah tangan mendarat di atas kepalanya, tangan itu mengelus puncak kepala Ara dengan sangat lembut.
"Kita pulang?" Tanya Deon dengan suara yang sangat lembut.
Ara menatap lama mata Deon yang terlihat sangat hangat, gadis itu berusaha tersenyum untuk membalas ucapan Deon. "Baiklah".
Setelah mendengar jawaban Ara, Deon segera merangkul gadis itu dan menuntunnya menuju mobil mereka.
...🐤🐤🐤🐤🐤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Waahh udah kayak jadi aja iparannya..😂😂
2024-03-29
0
Qaisaa Nazarudin
Kasian banget Ara,Udah di tinggalin ortu, Sekarang di tinggalkan satu2 nya sodara..🥲🥲
2024-03-29
0
Luna Susilawati
Ara yg diajak ngomong sama Deon... aku yg salting! Aneh....
2023-11-13
1