Bertemu Mamah Senja

Setelah sempat di ikuti kala itu, Jingga dan teman se timnya lebih berhati-hati. Untunglah mereka bisa mengecoh penguntit waktu itu. Tiga hari sudah berlalu dari peristiwa penguntitan.

Jingga sudah bekerja menjadi model di boutique ternama dan no 1 di ndonesia. Dia di percaya untuk memperagakan gaun malam dan baju pengantin.

Pagelaran busana akan di mulai dua minggu lagi, saat ini dia sedang melakukan fitting serta latihan. Ada kejutan buat Jingga, dia tidak menyangka jika pemilik dari boutiqe itu adalah mamah dari Langit. Salah dia tidak membaca file dengan benar.

Sebenarnya Jingga rindu pada mamah tapi dia tidak bisa membuka penyamarannya. Jadi dia bersikap seolah-olah baru pertama bertemu dengannya.

"Nyonya Senja, kenalkan ini adalah Angela. Orang tuanya tinggal di Inggris, sebelumnya dia adalah model di Inggris." Asisten pribadi Senja memperkenalkan Angel.

"Selamat datang Angel."

"Terima kasih Nyonya, sebuah kehormatan buat saya bisa bekerjasama dengan Nyonya." Logat bicara Jingga di buat seolah seperti bule.

"Nak Jingga fasih bicara Indonesia, walau bicara nya agak kebulean tapi jelas. Nak Angel juga cantik ya."

"Ah Nyonya bisa saja. Ibu saya ada keturunan Indonesia. Dan beliau juga kadang bicara bahasa Indonesia di rumah."

"Oh, seperti itu." Senja merasa pernah melihat Angel tapi di mana?

"Coba Angel pakai yang ini, saya rasa ini cocok sekali untuk kamu." Senja memilihkan gaun malam yang terlihat mewah dan sedikit sexy.

"Baiklah Nyonya akan saya coba." Angel kemudian mengambil gaun itu.

Dengan di bantu beberapa orang pegawai Senja, Angel mencoba gaunnya. Setelah selesai dia kemudian kembali ke hadapan Senja.

"Wah, Angel kau sangat menakjubkan. Terlihat sangat cantik, pakaian itu pas sekali buatmu." Senja memuji Angel yang memang terlihat sangat cantik dengan pakaian yang ketat dan sedikit terbuka. Menonjolkan kelebihan-kelebihan Jingga di bagian tertentu.

"Saya yakin yang melihat kamu tidak akan bisa berpaling lagi," ucap Senja.

"Ah ... Nyonya bisa saja!" ucap Angel.

"Kamu nyaman pakai ini? Maksud saya apa ada yang perlu di betulkan, kekecilan atau kebesaran?"

"Tidak Nyonya saya sudah nyaman."

"Baguslah, sekarang kita latihan untuk catwalk nya." Senja mengajak Angel ke tempat lain.

"Nyonya, saya rasa lebih baik saya ganti dulu bajunya. Saya takut nanti kotor."

"Hm ... boleh deh, kalau kamu sudah nyaman dengan itu." Angel lalu pergi berganti baju.

Pekerjaan Angel hari ini sudah selesai, dia lelah sekali. Setelah latihan catwalk untuk mengetahui posisi di mana arah jalannya ke mana. Angel langsung pulang. Dia di kawal oleh Tono atau Roy.

...***...

Hari ini Angel harus kembali untuk latihan nanti setelah ini, dia bebas sampai dua hari sebelum acara. Saat sedang latihan, datang Mentari untuk melihat acra latihan itu, bsrsama dengan Bulan.

"Itu siapa Mah? Cantik sekali." Mentari bertanya pada Senja.

"Oh ... itu adalah Angel. Dia memang cantik, apalagi jika kau melihat dia memakai gaun malam. Mamah yakin tidak ada yang bisa berpaling. Dia model dari Inggris." Senja menjawab Senja dengan pandangan yang tak lepas dari Angel.

"Oh ya, aku tidak sabar ingin melihatnya. Tapi sepertinya aku pernah melihatnya, di mana ya?" Tari merasa tidak asing dengan wajah Angel.

"Tuh kan kamu juga sama, Mamah juga merasa pernah melihatnya tapi di mana?"

"Bagaimana kalau kita ajak dia ke rumah." Mentari memberi usul.

"Oma, Mamah itu Ate Jingga ngapain di situ?" Sontak saja pertanyaan Bulan membuat mereka saling tatap dengan mata melotot lalu menengok ke arah Bulan.

"Ate Jingga?" tanya Mentari pada anaknya.

"Iya, Ate Jingga. Masa Mamah gak kenal Ate," ucap Bulan.

Senja dan Mentari langsung memfokuskan pandangan pada Angel. Mereka mengamatinya dan membandingkan dengan Jingga yang ada di ingatan mereka.

"Benar dia Jingga, ya ampun Mamah senang melihatnya. Dia sudah sukses menjadi model. Tapi tunggu dulu, bisakah jadi model dalam hitungan bulan?"

"Mungkin bisa, kalau dia berbakat."

"Entahlah, apapun itu Mamah senang Jingga Mamah baik-baik saja." Senja memandang Jingga dengan tersenyum.

"Tapi kenapa ya Mah, dia seperti tidak mengenal kita? Kenapa juga dia tiba-tiba menghilang?"

"Jingga orang baik, Mamah yakin pasti ada alasannya kenapa Jingga seperti itu."

"Bulan sayang, nanti kamu jangan pernah sebut nama Jingga ya. Sekarang panggilannya Ate Angel. Jangan Jingga ya."

"Memangnya kenapa Mah?" tanya Bulan heran.

"Ate Jingga ganti nama jadi Angel. Kalau ada yang manggil Jingga nanti Ate Angel marah!" Tari menakut-nakuti Bulan.

"Oh ... gitu, Oke deh sekarang aku panggilnya Ate Angel."

"Anak pintar." Mentari membelai rambut Bulan.

"Mereka sudah selesai, ayo kita ke sana!" Senja mengajak Mentari dan Bulan menghampiri Angel, begitu latihan selesai digelar.

"Angel!"Panggil Senja pada Angel yang akan pergi.

"Iya Nyonya."

"Kalau kamu sudah selesai, kita ke rumah Mamah yuk, eh maksudnya ke rumah Tante. Kita makan siang bersama." Senja mengajak Angel ke rumahnya.

"Oh iya, kenalkan ini Mentari anak pertama Tante dan ini Bulan cucu Tante anaknya Mentari." Senja memperkenalkan Mentari dan Bulan pada Angel.

"Halo Kak, senang bertemu dengan mu dan juga Bulan." Angel tersenyum.

"Bagaimana Jingga mau kan ke rumah Tante?" tanya Senja.

"Suatu kehormatan Tante, tapi boleh kan saya mengajak bodyguard saya juga supir saya? Biar saya naik mobil saya saja," jawab Angel.

"Boleh gak apa-apa. Kalau begitu kita pergi sekarang saja." Senja memutuskan untuk pulang sekarang.

"Ayo Tante." Angel mengikuti mereka dari belakang. Sebenarnya dia merasa khawatir kalau penyamarannya akan terbongkar. Mereka pergi menaiki mobil masing-masing.

Di dalam mobil Jingga dan Roy sedang berbincang. "Roy apakah menurutmu tidak masalah kalau aku ke rumah mereka?" tanya Jingga.

"Tidak apa-apa Orange, justru bagus untuk penyamaranmu."jawab Roy.

"Tapi tahukah Kak Roy, kalau anak dari Nyonya Senjalah yang membuat aku pergi dari negara ini?"

"Benarkah? Lantas bagaimana, berarti mereka mengenalimu? Kenapa tidak kau katakan dari awal?" Roy benar-benar tidak tahu masalah itu. Kalau tahu dia tidak akan melibatkan Jingga. Ini bisa berbahaya untuk misi mereka.

"Maaf, salahku. Aku tidak membaca file, sampai tuntas. Terus bagaimana?" Jingga jadi merasa bersalah. Bagaimana jika misi mereka gagal karena masalah ini?

"Menurutmu apakah mereka mengenalimu?" tanya Roy.

"Aku tidak tahu. Tapi aku merasa mereka terus mengamati ku."

Roy diam dan mengambil ponselnya dia mengetikkan sesuatu. Jingga menghela nafas. Dia merasa bersalah.

"Kamu keluar dari misi ini sebelum mereka menyadari siapa kamu!" ucap Roy tegas.

"Baiklah, lalu aku harus bilang apa pada Nyonya Senja?"

"Bilang saja orang tuamu kecelakaan dan kau ingin kembali ke Inggris. Nanti agency akan mengganti modelnya." Roy sudah merencanakannya.

Tibalah mereka di rumah keluarga Biantara. Semua turun keluar dari mobil begitu juga Angel dan Tono, alias Jingga dan Roy.

Mereka saling tatap, Jingga ikut masuk ke dalam sedangkan Roy tetap di luar. Roy berharap semoga semua lancar dan Jingga bisa berhenti sebelum mereka menyadari Kalau Angel adalah Jingga.

...----------------...

Terpopuler

Comments

MandaNya Boy Arbeto❤️

MandaNya Boy Arbeto❤️

semoga jingga d cegah ya

2022-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!