Sejak insiden antara Andra, aku dan Andre terungkap kemarin, aku belum pernah lagi datang ke rumah keluarga Wijaya. Terakhir aku kesana saat mengambil koper dan melihat isi kamar Andre.
Hari ini aku dan Andra mau berkunjung ke kediaman keluarga Wijaya, yang tidak lain adalah mertuaku. Aku di bantu Andra memasak beberapa menu favorit keluarga. Sesampainya di sana, mama dan papa menyambut kami dengan hangat. Anita memelukku erat.
"Aku fikir kamu masih marah gara-gara kejadian kemarin, Sil," Ujar Anita saat kami sama-sama menyiapkan makan siang di dapur.
"Aku sudah belajar menerima kenyataan, Nit. Lagipula Andra selalu perhatian dan
baik sama aku," Kataku sambil menata piring di meja makan.
"Alhamdulillah, aku seneng banget dengernya, Sil. Kak Andra memang baik, Sil. Dia orang yang bertanggung jawab dan tulus. Aku yakin dia bisa bahagiain kamu kok. Kak Andre juga udah dukung kalian kok. Dia sudah menyadari kesalahannya."
Anita memberiku motivasi. Semakin membuka fikiranku untuk move on dari Andre.
"Do'ain yang terbaik ya buat aku dan Andra. Aku juga nggak mau gagal menikah, Nit. Aku mau cukup sekali menikah dan untuk selamanya. Benar-benar menjadi teman hidup," Jelasku.
"Iya, Nit. Aku masih ingat kok impian kamu, pengen seperti almarhum ayah sama ibu kamu kan, yang saling mencintai sampai maut memisahkan?"
Anita mengajak aku flashback tentang obrolan kami dulu. Memang aku pernah bilang seperti itu padanya. Aku tidak menyangka ingatannya bagus.
"Benar, Nit. Sejauh ini aku sudah paham, Andra orang seperti apa. Aku sampai tidak ada alasan untuk berpisah darinya. Hanya saja butuh waktu untuk aku benar-benar mencintainya." Semua yang ku katakan ini fakta. Andra memang orang yang pantas untuk dicintai
"Aku tau, Sil. Ini nggak akan mudah buat kamu. Ngomong-ngomong kalian mau honeymoon dimana?"
Anita tiba-tiba menanyakan bulan madu.
"Kami belum memikirkan itu, Nit. Masih fokus menata hati. Nggak seru kalau honeymoon dengan perasaan begini," Anita tampak memahami perasaanku. Memang benar, aku yakin bulan madu kami tidak akan menyenangkan kalau perasaanku masih ambigu seperti ini.
"Makanya, lupain kak Andre. Kasihan tau kak Andra." Anita meledekku.
"Mereka berdua kan kakakmu, dasar adik durhaka,"
Aku melempar lap piring ke muka Anita, membuat dia tertawa dan balas melemparku.
"Anita, Sila, sudah selesai belum? sampai kpan kami harus menunggu? Sudah lapar nih," Papa wijaya tiba-tiba muncul. Aku dan Anita saling berpandangan dan kembali tertawa. Candaan kami berakhir saat makan siang di mulai.
"Sop iga buatan istri kamu ini enak sekali, Ndra,"
mama mertua memuji hasil masakanku.
"Betul, Ndra. Papa sampai nambah dua kali, lho ini."
Papa wijaya menimpali.
"Sila memang jago masak pa, ma. Jangan kaget kalau sebulan aku nggak pulang, pas aku pulang badanku gemuk," Andra membanggakan aku di depan keluarganya. Sontak wajahku memerah, malu.
"Gimana kalau Kalian bisnis restoran saja?"
Usul Papa mertua.
"Setuju, bakat memasak kamu ini harus di kembangkan, Sil." Mama mertua ikut heboh, aku dan Andra hanya tersenyum.
"Biar nanti aku dan Sila bahas di rumah ya, ma, pa,"
Andra melirikku. Aku pura-pura sibuk melanjutkan makan.
Setelah acara makan selesai kami pundah ke ruang keluarga. bersantai melihat acara televisi favorit. Hingga satu jam kemudian papa, mama dan Anita tertidur di atas karpet rasfur yang sengaja terpasang di sana.
"Sayang, mandi yuk di kamar kita,"
Bisik Andra sambil menggandeng tanganku. Aku mengikuti langkahnya.
"Aku gerah banget, memangnya kamu enggak?"
Tanyanya saat menaiki tangga. Aku mengikutinya dari belakang.
"Gerah sih, mas. Aku fikir mandi di rumah aja,"
Tanganku meraih handle pintu kamar Andra.
saat melihat ranjang itu, aku teringat saat dimana aku dan Andra melakukan sesuatu di sana. Wajahku memerah. aku malu.
"Kenapa wajah kamu merah? kamu ingat waktu kita..."Andra memperlihatkan jari telunjuknya sambil mengetuk-ngetuk satu sama lain sebagai kode.
"Mas.." Aku mencubit pinggangnya, Andra mencoba menghindar meski terlambat. Andra mengunci pintu kamarnya. Aku deg-degan, menunggu hal apa yang akan di lakukannya padaku.
"Ayo kita mandi bareng,"
katanya sambil menarikku ke kamar mandi. Aku malah mengikutinya tanpa menolak.
Satu-persatu kancing kemejaku di buka olehnya dan melemparnya ke luar kamar mandi, pintunya sengaja di biarkan terbuka. begitu pula celanaku. Hari itu aku memakai dalaman seragam seperti bikini yang terbuat dari kain satin. Andra membiarkan pakaian dalamku tetap terpakai. dan meloloskan pakaiannya sendiri hingga menyisakan celana dalamnya saja.
Andra mengguyur badan kami dengan shower air hangat.Membiarkan dalaman kami basah kuyup. Ia mengambil sabun cair dan membentuk busa dengan spons lembut dan mulai menyabuni badanku. Aku hanya bisa menahan nafas merasakan setiap sentuhan Andra. gerakannya sangat intens di bagian dada dan bagian bawah tubuhku. Aku membalas menyabuni tubuhnya sambil menikmati pemandangan yang indah di hadapanku. Lengannya yang kekar, dada bidang dan perut kotaknya membuat aku terlena dan lupa segalanya. Tanpa sadar kami berdua saling menikmati sentuhan masing-masing.
"Sil, aku rasanya nggak kuat... aku pengen..."
bisik andra bergetar. Aku tahu bagian bawahnya telah memberontak sejak tadi.
"Lakukan mas,"
jawabku pelan. Aku pun telah terbakar hasrat untuk melakukan itu. Aku menginginkan Andra melakukannya lagi.
"Kamu ikhlas? aku mau melakukannya saat kita sama-sama ingin,Sil. Aku nggak mau memaksa kamu,"
Aku tidak menjawab sepatah katapun. Hanya mematikan shower dan menggandeng Andra ke ranjang. Aku terlebih dahulu merebahkan diri. Aku menyerahkan diriku . Kali ini aku melakukannya karena aku yakin, Andra lelakiku. Akhirnya kamipun melakukannya untuk kedua kali di tempat yang sama.
Setelah segala urusan selesai, aku dan Andra berpamitan untuk pulang ke rumah.
"Segera kasih kami cucu," Kata papa mertua. Kami berdua tersenyum.
Jika ada yang bertanya kemana Andre dan kenapa tidak muncul saat Sila dan Andra datang, itu karena Andra sedang sistirahat di kamarnya. Anita bilang suasana kamar Andra sekarand sudah berbeda. Semua fotoku sudah di masukkan ke dalam kardus.
Aku lega pada akhirnya Andre sudah merelakan aku, hatiku sedikit-sedikit mulai terbuka untuk Andra dan Andra sudah berhasil mencuri hatiku dengan berbagai kebaikannya.
Aku memutuskan untuk menjalani hidupku dan Andra sebagai sepasang pasutri yang sebenarnya. Doakan semoga hubungan kami langgeng dan bahagia. segera dapat momongan.
HALLO READERS 😉,
apakah kalian juga ikut bahagia dengan
pilihan sila?
Yuk terus ikuti kisahnya, kalau kalian suka
dengan cerita novel ini, jangan lupa untuk mengajak teman atau saudara ikut membacanya.
Terimakasih banyak 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Santy Ku
bahagia lah harus pilih suami... silla dan andra
2021-04-22
0
Eva Fatonah
aamiin...
2021-03-30
0
Nasha Rizal
adegan mesra2nya kurang HOT Thor buru" banget.... emang nya author kebelet kamar mandi apa buru"banget 😔😔😔😔
2021-03-18
0