Aku menarik tangan Anita menuju taman rumah sakit. Aku sengaja memilih sebuah bangku yang terletak di ujung taman. Ada pohon rindang di atasnya. Angin bertiup sepoi-sepoi, membawa terbang sedikit rasa sakit yang masih ada di hatiku.
"Nit, ada yang ingin aku tanyakan padamu, ini tentang kak Andre. Tapi kamu harus janji, katakan semuanya dengan jujur," Ucapku mantap pada Anita. Aku merasa pantas untuk mengetahui semuanya, tentang kak Andre.
"Jadi, Apa yang ingin kamu tanyakan, Sil? Aku siap menjawabnya," Ia tampak penasaran.
" Sebenarnya, apa sakit kak Andre karena aku?"
Biarlah aku di bilang terlalu percaya diri, tapi aku yakin kalimat yang baru saja aku ucapkan adalah kebenaran.
"Maksud kamu?" Anita tidak mengerti. Lebih tepatnya pura-pura tidak mengerti, itu yang aku tangkap dari pandangan matanya.
"Tadi, aku mendengar kak Andre mengigau. Dia memanggil namaku. Dia melarangku untuk menikah. Aku yakin, semua itu ada hubungannya denganku dan sakitnya." Aku menjelaskan. Wajah anita berubah. Ia kembali berkaca-kaca. Ia tampak bingung bagaimana caranya menjawab pertanyaanku.
"Sil, aku nggak bisa kasih kamu jawaban, mungkin itu cuma mimpi, Kak Andre mimpiin kamu," Jawabnya gugup, berusaha meyakinkan aku.
"Aku tahu kamu bohong Anita, jika aku harus berlutut di hadapanmu, akan aku lakukan, asal jangan kamu bohongi aku," Aku memelas. kebenaran yang ingin aku koreksi, supaya aku yakin, dia begini karena aku.
"Baik, aku akan jujur." Ucapnya pelan.
"jelaskan sekarang Nit," Pintaku dengan sedikit memaksa.
"Sebenarnya, kak Andre memang mencintai kamu. Dua bulan yang lalu dia berencana untuk melamarmu. Tapi dia menghadapi kenyataan pahit dengan diketahui penyakitnya dan juga vonis dokter. Lalu dia menghubungi Kak Andra, untuk menggantikannya melamar dan menikahimu. Sebenarnya Kak Andra tidak sedang mencari pasangan, tapi kak Andre yang memaksanya. Gaun yang kamu pakai saat pertemuan itu, Kak Andre yang membelinya, bahkan cincin berlian itu, itu adalah cincin yang sudah di persiapkan Kak Andre untuk melamar kamu, Sil. Saat ijab qabul, itu sebenarnya bukan di masjid, tapi di kamar Kak Andre. Yang Kak Andre mau adalah melihat kamu bahagia, dan ada yang menjaga. Seorang laki-laki sehat, bukan yang berpenyakit seperti dia... dia ingin.." Aku memotong penjelasan Anita.
"Cukup! Cukup Anita !! jangan bilang kalau perasaan dan kata-kata Andra juga settingan kalian semua?!" Aku marah. Sangat marah. Nada bicaraku meninggi. Rasanya aku ingin berteriak sekuat tenaga. Aku sakit, mengetahui pria yang selama ini aku cintai ternyata juga mencintaiku, tapi aku tidak bisa memilikinya.
Pernikahan ini hanya settingan. semua sudah diatur. Semuanya palsu. Bagaimana dengan bodohnya aku melewatkan malam pengantin bersama seorang laki-laki suruhan. Laki-laki yang belum tentu mencintaiku. Laki-laki asing yang tiba-tiba datang dalam kehidupanku dan menghancurkan semuanya. Aku sangat kecewa.
Aku berlari meninggalkan Anita. Berlari sekuat tenaga. menjauh darinya. Menjauh dari semuanya. aku meninggalkan rumah sakit itu. Aku ingin sendiri merenungi kebodohanku.
Aku pulang ke rumah keluarga Wijaya. Mencari Asisten rumah tangga di rumah itu. Aku masih ingin tahu lebih banyak lagi tentang kak Andre.
"Mbak, tolong antarkan saya ke kamar kak Andre, ada yang ingin saya ambil, saya di suruh tuan besar." Aku coba berbohong, agar mbak tidak curiga.
"Baik non," Katanya patuh, sambil mengantarkan aku.
"Ini kamar Tuan Andre," Katanya sopan, menunjukkan sebuah kamar dengan pintu penuh dengan ukiran yang sangat bagus.
Aku menarik handle pintu kamarnya pasti dan terbuka. Aku membungkam mulutku sendiri. Di dinding kamarnya banyak terpajang fotoku. Di mejanya juga. ada fotoku berdua dengannya saat keluarga kami berlibur ke pantai. Aku berbikini merah dan dia berpakaian kemeja pantai dengan motif bunga dan warna senada dengan bikiniku. Saat itu aku masih remaja. Aku tidak menyangka dia masih menyimpannya.
Aku membuka laci mejanya, Ada sebuah buku tebal. sepertinya itu buku penting Kak Andre. Setelah aku buka, ternyata isinya adalah cerita tentang Aku dan dia. Semua yang kami berdua lakukan. aku sengaja ingin membaca tulisan terakhirnya sebelum sakit dan akhirnya aku menemukan salah satu tulisannya saat aku mengadakan pertemuan dengan Andra.
HANCUR...
mungkin itu yang menggambarkan perasaanku sekarang. Aku mendukung kencan gadis yang aku cintai dengan saudara kembarku sendiri. Saat aku berhasil membuat dia move on dari mantan kekasihnya, seharusnya hari ini aku melamarnya. Aku mengirimkan gaun yang indah dan menyematkan cincin berlian itu di jarinya. Tapi semuanya berbeda. Bukan aku yang melakukan itu untuknya.
Aku tahu dia juga mencintaiku, lewat tatapannya, senyumannya,cara bicaranya padaku, tapi aku bisa apa? aku hanya lelaki yang penyakitan, yang sebentar lagi akan mati. Aku nggak akan sanggup meninggalkan dia. memang lebih baik jika Andra yang menggantikan aku. Aku yakin dia anak baik. Dia lama-lama pasti akan mencintai Silaku dengan tulus.
Saat ini aku hanya bisa membayangkan bagaimana cantiknya dia memakai gaun merah itu.
Selamat berbahagia, Sayang...😭
Trenyuh rasa hatiku membaca tulisan Andre. Aku bingung harus berbuat apa. Kalau begini aku jadi semakin mencintainya. Aku ingin berpisah dari Andra. Toh, Dia juga pasti belum mencintaiku.
Aku bergegas keluar kamar kak Andre. Kembali ke kamarku dan Andra. Mengambil koper dan membawanya keluar. Beruntung tidak ada yang melihatku. Aku akan pulang ke rumah orang tuaku dan memikirkan semuanya di sana.
Andre yang aku kira tidak pernah mempunyai rasa apapun terhadapku ternyata kenyataannya justru sebaliknya. Ia menyimpan perasaannya dengan sangat rapat, bahkan aku gagal untuk mendeteksinya.
Apapun penyakitnya, aku rela menghabiskan sisa hidupku bersamanya. Bertahun-tahun aku memendam perasaanku padanya, pada akhirnya perasaanku ini hanya berakhir sia-sia.
Sekarang aku sudah menjadi istri Andra, dan sudah menyerahkan diriku padanya, sebuah kebenaranpun mungkin tidak akan merubah semuanya. Kenapa harus seperti ini.
Aku kecewa, kecewa pada Andre yang tidak terbuka dengan perasaannya, kecewa pada Andra yang tidak membiarkan aku tahu yang sebenarnya. Argh! Aku sangat kesal pada mereka berdua.
Amarahku berkecamuk. Dadak terasa sesak, pikiranku kacau. Ku seret keluar koperku dan melangkahkan kakiku dengan mantap. Saat ini aku butuh ketenangan. Aku ingin mencari jawaban dari semua hal yang terjadi.
Entah sejak kapan, tapi akui perasaanku mulai bercabang, Kedua pria kembar itu ada di hatiku, lalu siapa yang harus ku pilih? atau aku lanjutkan saja pernikahan fiktif ini? Aku bingung.
Aku menyetop sebuah taksi, memberitahu alamatku pada sopirnya dan duduk dengan tenang di sana. Hanya badanku yang diam, tapi pikiranku melayang entah kemana. Andra, Andre, mengapa kalian lakukan ini padaku?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
cah solo
ya Tuhan kasian andr e
2022-12-20
0
Angelliana
ohh gitu ya ceritanya. . kasihan Andre dia membuat dirinya sendiri menderita sampai akhir..
sukur kalau dia mati.. nyatanya dia hidup menderita sampai tua.
makanya jadi manusia jangan mendahului takdir, merasa akan mati dan malah menghancurkan kehidupan orang yang dicintai.
menyesal pun tiada guna.
2021-06-03
1
Putry Centil
nangis aku sambil baca , sedih bangat
2021-04-02
0