Andra menuntunku kembali ke kamar. Rasanya badanku sakit semua. Resepsi adalah momen yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Meskipun hanya duduk sambil berfoto layaknya model, namun terasa sekali lelahnya setelah semua berakhir.
"Biar aku gendong, pasti kamu capek, kan?"
Katanya sambil menutup pintu sekaligus menguncinya.
Tanpa menunggu jawabanku, Andra mengangkat tubuhku dan menurunkannya pelan di ranjang kami. Akhirnya aku bisa merasakan nikmatnya merebahkan diri ke kasur. Rasanya seluruh otot di tubuhku meregang, tidak kaku seperti tadi.
"Aku mandi dulu sebentar, kamu ganti baju dulu gih, Anita sudah membelikan kami banyak baju tidur, ambil saja di situ," Andra menunjuk sebuah lemari baju yang terletak di pojok kamar. Setelah itu dia berjalan ke arah kamar mandi, sesaat kemudian aku mendengar percikan air dari shower.
Aku membuka gaun pengantinku. Untung saja resletingnya ada di depan, sehingga tidak perlu bantuan orang lain untuk membukanya. Rasa gerah membuat aku juga ingin mandi. Ku raih kimono mandi yang tergantung di samping pintu kamar mandi dan memakainya.
Sudut mataku menangkap bayangan Andra yang sedang mandi lewat pintu yang terbuat dari kaca semitransparan itu. Bau sabun mandi menyeruak keluar, aromanya sangat menenangkan.
"K-kamu juga mau mandi?"
Andra tampak sedikit gugup saat melihatku berdiri di depan kamar mandi dengan tubuh hanya terbungkus kimono yang menurutku kependekan. Dia melihatku dan mengamati penampakanku dari ujung kaki sampai rambut.
"Aku mandi dulu,"
Aku langsung masuk ke kamar mandi. Rasanya badanku suhunya meningkat saat mengingat pemandangan yang baru saja aku lihat. Badan Andra hanya terlilit handuk putih di bagian bawah. Sementara perut kotaknya dan dadanya yang bidang di biarkan terbuka begitu saja. kulitnya putih bersih di hiasi totol-totol air yang menempel di sana-sini. Saat mengamatiku tadi, aku melihat ada perubahan pada tonjolan bagian bawah Andra. Apakah dia tergoda dengan tubuhku?.
Aku mengguyur badanku dengan air hangat, berharap rasa panas di tubuhku segera mereda. Malam ini aku harus menyerahkan tubuhku untuk Andra. Apalagi Aku sudah melihat sendiri miliknya sudah siap tempur tadi. Rasanya aku tidak mungkin bisa menolaknya. Bagaimana ini, aku benar-benar di kuasai oleh rasa kepanikan yang teramat sangat.
Selesai mandi aku baru sadar, aku tidak membawa baju ganti. kimono yang tadi ku bawa ternyata sudah basah terendam air. Aku tidak sadar sudah menjatuhkannya. Aku bingung harus bagaimana.
"Sila, lama banget sih.." Aku dengar Andra sudah tidak sabar menungguku. Aku semakin di kuasai kepanikan yang ada dalam diriku.
"Tolong, ambilin aku baju, Ndra.."
Aku coba meminta tolong padanya, rasanya malu sekali.
"tok..tok.." Aku membukanya dan melongok ke luar. Tapi Andra mendorong pintu tempatku berlindung. Sekarang ia ikut kedalam. aku menutupi dadaku sebisa mungkin sambil merapatkan kedua kakiku. sementara Andra terus mendekatiku sampai aku tidak bisa mundur lagi. Badanku sudah terbentur tembok.
"Andra..."
Ucapku pelan. Suhu tubuhku semakin meningkat. Andra menciumbibirku dengan lembut. rasa aneh menjalar di seluruh tubuhku. Andra menyingkirkan tanganku yang tersilang menutupi dada. kedua tangannya memberikan sentuhan pada dadaku pelan dan teratur. Aku seperti tanpa tenaga untuk melawannya.
Aku mendesis.saat dia menciumi leherku sambil sesekali menggigit kecil. Tanpa sadar kedua tanganku memeluk kepala Andra sambil memegangi rambutnya secara acak.
Spontan Andra menggendongku. Membawaku kembali ke kamar lalu melempar handuknya begitu saja. Sungguh aku sangat malu. Ini baru pertama kalinya aku polos di depan lawan jenis.
Malam begitu panjang. Aku sangat menikmati adegan dewasa dengan Andra. Ia terus bergerak aktif. Gerakannya yang tadi pelan sekarang lebih cepat. Nafasnya berat. Matanya memejam dan mulutnya terbuka. Ia juga tampak sangat menikmati pergulatan kami.
Beberapa menit kemudian aku merasakan sesuatu yang menyembur memenuhi tubuh bagian bawahku sampai meleleh banyak keluar dan membasahi sprai kami. Andra tergolek lemah di atas tubuhku. Nafasnya tidak beraturan.
"terimakasih sayang.. "
Andra mengecup keningku. Aku hanya mengagguk pelan. hampir tengah malam, kami baru selesai melaksanakan aktivitas sebagai dua orang dewasa.
Aku kembali pergi ke kamar mandi dan mengguyur badanku dengan air hangat Kakiku masih sedikit lemas. Aku telah melewati malam pengantin yang indah bersama Andra.
Saat aku kembali ke kamar, Andra telah terlelap. Mungkin ia kelelahan. Aku memilih baju yang dibilang Andra ada di lemari. Ternyata Anita sengaja memilihkanku baju tidur yang seksi.
Beraninya dia berbuat iseng seperti ini, besok akan aku beri pelajaran sahabatku yang nakal itu.
"Sayang, buruan ganti baju, ayo tidur. ini sudah tengah malam, aku takut kamu nanti masuk angin," Andra mungkin terbangun karena suara lemari yang aku tutup kembali.
"Iya, aku sebentar lagi nyusul kok," Kataku sambil mengganti handukku dengan pakaian yang ku pilih dan aku yakin lumayan tertutup.
"Sini aku pijitin. Kamu pasti capek banget kan seharian ini di pajang jadi ratu sehari," Andra terkekeh. Benar juga sih, hari ini cukup melelahkan. aku jadi membayangkan para model yang harus berpose segala macam dengan berbagai gaya. Itu pasti sangat melelahkan.
"Nggak usah, aku baik-baik aja,kok. Kamu juga capekkan, udah lanjutin aja tidurnya," Aku menyelimuti badan Andra. Lalu menyusulnya naik ke atas ranjang. Ini benar-benar hari yang melelahkan.
"Kamu bahagia jadi istriku?" Andra bertanya padaku dengan mata setengah terpejam.
"Bahagia banget, semoga akan terus seperti ini." Aku menerawang ke langit-langit kamar.
"Mau bulan madu kemana, sayang?" Pertanyaan Andra berikutnya membuat aku terkesiap.
"Aku belum memikirkan untuk bulan madu," Jelas saja hal itu belum aku fikirkan. semuanya serba mendadak.
"Kenapa? terlalu mendadak ya? lain kali kalau sudah tau mau kemana, bilang sama aku," Andra masih saja bicara sambil setengah terpejam.
"Memangnya bulan madu itu wajib?" Aku sengaja berbisik ke telinga Andra, tidak ku sangka kelakuanku itu membuatnya langsung membuka mata lebar-lebar.
"Jangan coba-coba menggodaku," Andra melirik mesum. Aku langsung menimpuk wajahnya dengan bantal.
"Aku nggak menggoda kamu, cuma gemes aja dari tadi kamu ngomong sambil merem terus, Aku memanyunkan bibirku.
"Mulai gemes ya, kenapa? Wajah imut kan? sampai kamu terus memandangiku seperti itu," Andra memuji dirinya sendiri. Baru tahu aku ternyata dia suka kepedean begini.
"Siapa coba yang mandangin kamu, jangan geer deh." Aku coba berkilah. Tiba-tiba saja Andra menarikku begitu dekat dengannya.
"Bilang saja kalau kamu mulai mengagumi ketampanan suamimu ini, jangan malu-malu" Bisiknya.
"Mas terlalu percaya diri," Sungutku. pura-pura tidak mengakui ketampanan wajah suamiku itu. perlahan Andra menggeser wajahnya mendekat ke wajahku. jantungku berdetak lebih cepat. Dia langsung terlelap, tanpa suara. Ternyata aku terlalu kejauhan mikirnya, umpatku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Riva Hukom
thor....kok diputus sih...xixixixi
2021-04-19
0
Nasha Rizal
kok aku tambah yakin kalau si Andra adalah Andre.....
semoga dugaan ku benar 😅😅😅😅😅
2021-03-18
0
Hardianthi Jfr
kog Curiga ya.. Andre ini pasti yg Pura2 jdi Andra 😜
2020-10-25
3