Alarm berbunyi untuk kesekian kali. Aku kesusahan membuka mata. Rasanya masih sangat mengantuk. Andra masih berada di sampingku. aku merasakan hangat tubuhnya dan bau badannya yang khas.
"Mas, aku masih ngantuk, rasanya males bangun..."
Kataku manja. Andra membuka matanya, mengerjap-ngerjap mencoba menyadarkan diri.
"Mas juga masih ngantuk sayang, kita kelonan aja yuk," Andra menarikku ke dalam pelukannya.
Aku iseng pindah tidur di atas badan Andra. Rasanya sangat nyaman. Tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang bergerak dan membesar. Aku terbelalak, lalu tersenyum memandang wajah Andra yang memerah.
"Punya mas bangun ya," Aku meledek Andra.
"Habis, kamu nakal sih. Mana tahan di goda istriku yang cantik, pagi-pagi begini." Andra berkata sambil mengelus pipiku pelan. Membuat aku merinding.
"Aku nggak nggodain, mas kok. Pengen ngerasain bobo di atas mas aja," Aku coba membela diri. Andra malah semakin gemas.
"Kamu harus tanggung jawab nih, udh terlanjur bangun," Tanpa menunggu jawaban dariku Andra menggulingkan aku, posisi kami sekarang terbalik. Aku di bawah Andra.
"Aku pasti tanggung jawab kok, Cepat lakukan, Mas.." Aku menantang Andra. Dia tidak tahan dengan tingkahku lalu menciumku bertubi-tubi. Bukan hanya bibir, tapi sekarang menjalar ke leher, Aku menahan geli dengan menutup mataku.
"Mmmaaass..."
Aku mengerang. Andra semakin membabi-buta mengendus leherku sambil menggigitnya sesekali. Aku yakin sekarang leherku penuh noda merah. Pagi ini Andra menjadi sangat nakal.
"Habisnya kamu nantangin mas, sih. Masih berani nantangin lagi?" Tanyanya sambil menggesekkan hidungnya yang mancung ke hidungku.
"Ampuun mas... mau lanjut?" Aku beralih menggodanya.
Tentu saja Andra meneruskan aksinya. Membuang semua pakaian kami dan bergumul ria di pagi hari. Di pagi yang dingin kami bermandikan keringat.
"Mas.. lebih cepat.." Aku meminta Andra mempercepat gerakannya. Tentu saja Andra menuruti permintaanku. Ia bergerak lebih cepat dan Aku melenguh nikmat.Aku memeluknya erat dan mencapai puncak. Andra masih terus bergerak mengejar puncaknya sendiri.
"Sayaang...." Andra memelukku erat. Aku merasakan sesuatu memenuhi bagian bawahku, sangat banyak. Hingga membasahi sprai ranjang kami. Kami berdua terengah-engah. Andra masih berada di atasku dan mendekapku erat. Aku hampir tak bisa bernafas.
Aku gusar, mengingat hari ini aku harus menemani suamiku bertemu dengan pacarnya. Rasa cemburu itu kembali menyeruak. Aku menjadi sangat egois, karena ingin menguasai Andra. Aku takut, wanita itu mengambil Andra.
"Mas, hari ini mas akan selesaikan urusan mas dengan siska, kan?" Tanyaku sambil mengelus rambut Andra yang sedikit menjuntai menutupi wajahku.
"Tentu saja, lebih cepat lebih baik. Biar istriku yang cantik ini tidak terus-terusan cemburu,"
Ia bangkit, dengan tetap bertelanjang, menuju kamar mandi.
Aku tersenyum. Mencoba mengumpulkan keyakinan bahwa Andra tidak akan meninggalkan aku, apapun yang terjadi. Aku istrinya,aku juga memiliki hak penuh untuk mempertahankan suamiku dari wanita manapun. Ah, rasanya cemburu ini sangat membakar hatiku.
Apakah dulu Andra juga merasa seperti ini, saat aku masih mencintai Andra? kalau memang iya, mungkin ini karma untukku. Rasanya ini juga belum setimpal dengan pengorbanannya untuk memenangkan hatiku.
"Mikirin apa? ayo cepat mandi, dandan yang cantik." Andra mengambil bajunya di lemari. Aku beranjak bangun dan mandi. Ya, suamiku benar, aku harus tampil cantik hari ini. Aku bersaing dengan pacar Andra yang mungkin jauh lebih cantik dariku.
"Mas, aku udah siap," Aku muncul di hadapan suamiku dengan memakai dress selutut berwarna hijau toska. Rambutku aku biarkan tergerai. Andra menatapku tanpa berkedip.
"Kamu cantik, sayang." Pujinya, membuat aku tersipu malu. Kalau di ingat-ingat, Andra tidak pernah sekalipun tidak memujinya. Rasanya hidup di samping pria romantis ini akan menjadikannya awet muda,. Setiap hari selalu berhasil mrlengukir senyum di wajahnya.
"Cantik dong, kan mau pergi sama, mas.." Aku membela diri.
"Sengaja cantik untuk pergi sama mas, atau sengaja mempercantik diri untuk bersaing sama siska," Tebakan Andra tepat sasaran.
"Mas, siapa yang rela kalau suaminya bertemu dengan pacarnya, meski itu masalalu," Aku memanyunkan bibirku. Menunjukkan rasa cemburuku di hadapan lelaki yang sekarang tersenyum memandang tingkahku. Andra menarikku ke dalam pelukannya. Mengelus rambutku pelan. Dia mencoba meredakan rasa cemburu yang sedang memburuku.
"Sayang, percaya ya sama, mas. Cuma kamu yang ada di hati, mas." Bisiknya di telingaku. Ini perlakuan Andra yang membuat aku semakin cinta sama dia. Bisikan maut.
"Beneran ya, mas. Aku nggak mau kehilangan, mas..."
Aku memandang mata suamiku yang terbingkai itu. Menyentuh kedua pipinya dengan tanganku. Sangat lembut. Andra mencium keningku dan mengiyakan rengekanku. Kemudian Andra menggamit tanganku dan menuntun ke arah mobil.
Hari ini aku siap bertemu dengan si pacar suamiku itu. Dan aku pastikan dia akan gigit jari menghadapi kenyataan, kekasihnya yang tampan sudah menjadi milikku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Irat Tok
wah ada nenek sihir nih
2021-11-10
0
Wahyu Dewi
novel tanpa pelakor serasa sayur tanpa garam
2021-09-13
1
Nasha Rizal
visual nya Thor 😊😊😊😊
2021-03-18
0