PSIKOPATH GIRLS
Aurelia Meldana, seorang gadis cantik yang anggun dan ramah. Ia menjadi gadis yang sangat disegani disekolah lamanya, namun saat orang tuanya memutuskan untuk pindah ke kota Jakarta, semua itu tak lagi ia dapatkan. Semuanya berawal dari sekolah barunya SMA DASASILA, sekolah yang sangat bertolak belakang dengan sekolah lamanya.
"Masuklah!" Pinta seorang guru dari ruang kelas. Aurelia memasuki ruang kelas yang tampak asing baginya, orang-orang didalamnya tidak sehangat teman-teman lamanya.
"Perkenalkan dirimu!"
"Perkenalkan nama saya aurelia Meldana, pindahan dari Bandung"
"Baiklah apakah ada pertanyaan?" Tanya sang guru. Namun, tak ada siapapun yang menjawab, hanya suara angin yang terdengar, mengerikan.
"Yasudah, silakan duduk"
Aurelia duduk di belakang, karna hanya satu bangku kosong yang tersedia disana.
Di sekolah ini ia tak lagi mendapatkan kenyamanan, dan keakraban yang sama oleh teman-temannya. Ia seolah-olah terasingkan, bagi mereka aurelia adalah sesosok manusia yang berbahaya yang harus di jauhi.
"Kenapa dia bisa ada disini?" Bisik dua orang yang duduk berdekatan.
"Gue ga tau"
"Trus gimana?"
"Intinya kita harus waspada"
Bisikan dua orang gadis itu terhenti ketika sang guru memulai pelajarannya.
Aurelia merasa perutnya keroncongan, dikelas hanya tinggal ia seorang diri, setelah bel istirahat berbunyi kelas langsung kosong menyisakan dirinya seorang diri tanpa teman. Ia menuju kantin yang entah dimana letaknya, setiap orang yang ia tanyai selalu menghindar darinya. Akhirnya aurelia mengikuti instingnya menuju kantin.
Dikantin ia tak menemukan bangku kosong, hanya sekumpulan manusia yang tengah heboh membicarakan hal-hal yang tak ia ketahui.
Kehebohan itu tak berlangsung lama, setelah semua orang menyadari keberadaannya. Mereka langsung terdiam, seakan akan mereka takut padanya, seakan-seakan ia adalah sosok yang sangat berbahaya bagi mereka.
"Permisi, saya mau pesen nasi gorengnya satu" ucap Aurel pada ibu-ibu kantin.
"I-iya tunggu sebentar" ucap sang ibu kantin, namun terlihat jelas ada ketakutan pada wajahnya.
"Ini" ucap sang ibu kantin, Aurel menerima nasi goreng yang diberikannya.
"Ibu kenapa?" Tanya Aurel bingung.
"Ga-gapapa"
"Oh yasudah" balas Aurel dengan senyum manis andalannya, untuk merayu sang papa jika ia menginginkan sesuatu.
Sepertinya senyum yang ia gunakan tak berhasil untuk ibu kantin karna wajah ketakutan itu masih terlihat jelas pada wajahnya.
Aurel mencari meja kosong yang bisa ia tempati untuk menyantap nasi gorengnya, namun tak ada satupun yang tersisa untuknya. Aurel melihat dua orang yang tengah asyik mengobrol, ia berniat untuk menumpang pada mereka.
"Permisi, gue boleh gabung ga?" Tanya Aurel.
"I-iya" jawab keduanya. Namun saat Aurel duduk mereka malah pergi.
"Mau kemana?" Mereka tak menghiraukan ucapan Aurel, dan pergi dengan tergesa-gesa.
Sebenarnya ada apa dengan sekolah ini? Kenapa orang-orang seakan-akan takut padanya.
****
Balkon adalah tempat yang menyenangkan untuk melihat bintang, namun kesenangan itu tak berlangsung lama tatkala awan hitam menutup semuanya.
"Kayaknya bakalan hujan" gumam Aurel.
Malam itu Aurel teringat akan sikap semua orang padanya. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa mereka terlihat ketakutan? Apalagi saat melihat dirinya, semuanya menjadi bungkam.
Aurel mengambil laptop yang terletak di atas kasur, ia menserching sebuah sekolah yang baru ia tempati~SMA DASASILA. Matanya melotot melihat beberapa artikel yang ada pada layar tersebut.
"5 orang siswa bunuh diri, melompat dari atap secara bersamaan" Aurel merasa aneh dengan kata "bersamaan".
"Apakah ada orang yang bunuh diri secara bersamaan? Apalagi sampai 5 orang, kayaknya ada yang janggal" gumam Aurel. Ia mengklik web dengan judul tersebut, membaca sebagian artikel.
"29/03/21 kejadian aneh yang mengejutkan semua orang, 5 orang siswa melompat dari atap sekolah secara bersamaan. Dan anehnya 5 orang siswa tersebut, merupakan teman sekelas"
"Benar-benar aneh" batin Aurel.
"Diduga kejadian tersebut bukanlah sebuah kebetulan, ada orang yang menjadi penyebab terjadinya hal tersebut"
"Jangan-jangan mereka diancam" batin Aurel.
Aurel bertekad akan mencari tau hal ini, apakah kejadian tersebut ada hubungannya dengan orang-orang yang menatapnya dengan raut wajah ketakutan?
****
Jam Beker yang berdering sangat bising, membangunkan sang empunya yang tengah tertidur pulas.
"Masih jam 6" gumam Aurel. Namun kakinya tetap berjalan mengambil handuk. Suara air yang terdengar dari kamar mandi, membuat kesadaran Aurel kembali seutuhnya.
"Gue kan masih disini? Kenapa ada suara air"
Aurel perlahan membuka pintu kamar mandi, dengan sikap was-was ia memberanikan diri. "Aneh" itu yang terlintas dibenak Aurel pertama kali, ia sangat yakin kalau tadi ada suara air, lalu kenapa kamar mandinya seperti tak terkena air sedikit pun, lantainya kering.
"Apa tadi gue ngelindur?" Pikir Aurel.
Merasa pusing dengan pikirannya sendiri, Aurel langsung memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya.
Aurel menyantap nasi goreng yang telah disiapkan mamanya.
"Ma, papa belum pulang?"
"Belum" singkat Aleta, mama Aurel. Raut kekecewaan terlihat jelas pada wajahnya.
"Udahlah ma, ga usah sedih gitu. Papa kan kerja buat kita juga" ucap Aurel menghibur.
"Iya, kalau kamu udah selesai cepat berangkat, jangan sampai telat"
"Iya ma" Aurel menyandang tasnya dan bersalaman pada mamanya.
Melihat kepergian Aurel, Aleta menjadi murung.
"Bukan itu yang buat mama sedih Aurel" batin Aleta.
.
.
.
Gudang sekolah adalah hal pertama yang Aurel tuju saat dirinya sampai disekolah. Bukan tanpa alasan Aurel menuju gudang, ia hanya merasa akan menemukan sesuatu yang berguna disana. Setelah membaca artikel semalam Aurel sangat yakin ada sesuatu yang sangat ditutup rapat oleh sekolah ini.
Tepat di pintu gudang Aurel terhenti, ia tak bisa memasuki gudang tersebut karna gembok yang terpasang pada pintunya.
"Satpam sekolah pasti punya kuncinya" pikir Aurel.
Namun, niatnya itu terurungkan ketika bel masuk telah berbunyi. Aurel akan menemui satpam lain kali saja, ketika tak banyak orang disekolah. Karna jika ia bertanya secara terang-terangan pada satpam hal itu akan menimbulkan kecurigaan murid-murid lain.
Kelas yang ramai namun, mengerikan kembali dirasakan oleh Aurel.
"Masuklah" pinta sang guru. Seorang pria memasuki kelas dengan seragam yang sama dengan murid lainnya, sepertinya dia juga anak pindahan.
"Perkenalkan dirimu"
"Perkenalkan nama saya Darren Antariksa, pindahan dari Bogor" ucapnya santai.
"Apakah ada pertanyaan?" Tanya sang guru.
"Tidak ada Bu" jawab semuanya serempak, kecuali Aurel. Hal tersebut tentu menjadi aneh bagi Aurel, kenapa saat dirinya menginjakkan kaki di sekolah ini, tak ada yang mau menjawab sapaannya seperti ini.
Kejanggalan itu kembali dirasakan Aurel, ia sangat yakin semua peristiwa yang terjadi pada sekolah ini ada sangkut pautnya dengannya.
"Boleh duduk disini?" Tanya pria yang baru memperkenalkan dirinya di depan kelas.
"Ngomong sama gue?"
"Iya, emang siapa lagi?"
"Oh, yaudah"
"Boleh kan?" Aurel hanya membalasnya dengan anggukan. Bagi Aurel ini sangatlah aneh baru kali ini ia mendapat sapaan selama sekolah disini.
Darren duduk disamping Aurel, namun entah mengapa ada sesuatu yang aneh saat Darren melihat raut wajah Aurel.
"Lo kenapa?"
"Apa?"
"Kenapa raut wajah Lo kusut gitu?"
"Masa sih?" Ucap Aurel mengusap wajahnya.
"Gak kok, gue becanda" Aurel mendengus kesal akan sikap kekanak-kanakan Darren.
"Gue Darren" ucap Darren mengulurkan tangan.
"Udah tau"
"Nama Lo siapa?" Tanpa mengubris sikap ketus dari Aurel, Darren kembali bertanya.
"Aurel" singkatnya
"Lo irit ngomong ya?" Tanya Darren tapi tak diacuhkan Aurel.
.
.
.
.
.
.
thanks buat yang baca :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Hiatkewebtoon
Anaknya gak beres ni, alter ego kah?
2024-03-18
1
Hiatkewebtoon
Malah curiga ni Aurel pelakunya.
2024-03-18
0
Hiatkewebtoon
Kenapa ya teman kelasnya?
2024-03-18
1