Setelah perdebatan tidak pentingnya dengan Aurel yang berujung pemerasan pada dirinya sendiri. Andra menghubungi Hilda, mamanya. Ia menceritakan kepada mamanya kalau Aleta sedang sakit. Mendengar cerita putranya tentang adik iparnya, Hilda setuju untuk menjaga dan merawat Aleta selama Aurel dan Andra pergi. Andra tak menceritakan kepada mamanya, bahwasanya ia dan Aurel akan pergi ke Bandung. Ia hanya memberi tau mamanya kalau Aurel ada study tour ke Bandung, dan Andra di minta ikut menemaninya. Awalnya Hilda tak percaya dengan alasan yang diberikan Andra, namun setelah Andra memberikan penjelasan bahwa Aurel adalah murid baru di sekolahnya, jadi ia belum bisa berbaur dengan anak-anak lain. Akhirnya Hilda iya-iya saja, dia juga tak keberatan untuk menjaga Aleta yang sudah seperti adik kandungnya sendiri.
Hilda sampai di Jakarta pagi hari sekitar jam 8 pagi. Hilda segera menuju rumah Aleta, sebelumnya Andra telah memberikan alamat rumah aleta pada Hilda. Sehingga ia tak kesulitan mencari alamat rumah adik iparnya itu kesana kemari.
Sesampainya dirumah Aleta, Hilda langsung di sambut oleh Aurel dan Andra dengan wajah sumringah.
"Hai mama" sapa Andra, saat Hilda baru ingin memencet bel rumah. Wajah Aurel dan Andra sudah terpampang di depan pintu.
"Hei,, kalian ngagetin mama aja, baru aja mama mau mencet bel, kalian udah nongol" balas Hilda.
"Ya maaf ma, kita udah nunggu mama dari tadi, ya ngak rel?" Ujar Andra.
"Iya tan, Tante masuk dulu yuk" ucap Aurel.
"Biar kopernya, aku yang bawa ma" ujar Andra. Hilda memberikan kopernya pada Andra dan mengikuti Aurel yang terus menggandengnya memasuki rumah.
"Rumahnya gede ya rel" puji Hilda.
"Ya gitu deh Tan" balas Aurel.
"Mama kamu mana?" Tanya Hilda.
"Dikamar Tan, lagi istirahat"
"Ndra, kopernya Tante taroh dikamar gue ya!" Pinta Aurel yang di angguki Andra.
"Ayo Tan! Ketemu mama, mama pasti seneng liat Tante disini" ucap Aurel antusias.
Hilda mengikuti Aurel menuju kamar Aleta, ia juga tak sabar bertemu dengan Aleta. Rasanya ia juga sudah lama tak lagi berbincang-bincang dengan adik iparnya itu.
"Ma, liat deh siapa yang datang" ucap Aurel. Aleta melihat Hilda yang berdiri disamping Aurel, dengan sapaan hangatnya.
"Apa kabar leta" sapa Hilda.
"Baik kak, kakak kapan datang?" Tanya Aleta.
"Baru aja sampai"
"Kenapa gak ngabarin?"
"Biar suprise" kekeh Hilda.
"Yaudah Aurel tinggal yah, Tante sama mama ngobrol aja dulu" pamit Aurel.
Aurel segera mencari Andra, ia harus membahas rencana yang akan mereka jalani nanti malam.
Aurel sudah mencari Andra kemanapun tapi ia tak juga menemukan Andra.
"Andra kemana si? Dicariin kok gak nemu-nemu" keluh Aurel.
Terdengar suara petikan gitar dari halaman belakang, Aurel sekarang mengerti kenapa ia tak menemukan Andra di mana-mana. Ternyata Andra tengah berada di halaman belakang.
"Ndra! Gue cariin Lo malah disini!" Ketus Aurel, Andra yang ingin memetik gitarnya menghentikan kegiatannya karna rutukkan Aurel.
"Kenapa lagi?" Andra sudah mulai jengah dengan sikap Aurel yang terlalu menyebalkan baginya.
"Gak mau persiapan buat ntar malam?" Tanya Aurel.
"Persiapan apa? Tinggal berangkat aja apa susahnya, lagian itu Bandung rel. Rumah gue disana, kalau kita butuh apa-apa bisalah ambil dirumah gue" tutur Andra lembut, ia berusaha memberi penjelasan pada Aurel yang selalu punya planning untuk setiap kegiatannya. Berbeda dengannya yang selalu melakukan sesuatu sesuai situasi dan kondisi.
"Tapi kan ndra--" belum sempat Aurel melanjutkan bicaranya, Andra sudah memotong ucapannya terlebih dahulu.
"Udahlah rel, gue mau healing. Mood gue lagi ancur Lo gak usah bikin tambah kesel"
"Iya-iya gue pergi, gak bakal gangguin Lo" Aurel melengos pergi, sepertinya ia datang pada waktu yang salah. Mood Andra sedang tidak baik-baik saja. Ia ingin bertanya kenapa mood Andra buruk hari ini, padahal tadi ia sangat bersemangat. Namun, apalah daya Aurel yang sudah diusir sebelum bertanya, alhasil pertanyaannya itu hanya sebatas ingin.
"Loh, Aurel Andra mana? Kok kamu sendiri gak bareng dia?" Tanya Hilda yang baru saja keluar dari kamar Aleta.
"Di halaman belakang Tan, lagi healing katanya" ucap Aurel.
"Healing?" Bingung Hilda.
"Iya tan, butuh waktu sendiri dianya"
"Andra ada masalah?" Tanya Hilda.
"Gak tau Tan, tadi sih aku mau nanya, tapi udah diusir duluan. Gak jadi nanya deh"
"Yasudah biar Tante yang tanyain deh"
"Gak usah Tan, biarin aja dulu. Mending Tante juga istirahat deh, Tante pasti capek juga kan?"
"Gitu yah?"
"Iya tan, urusan Andra ntar juga baik sendiri"
Aurel mengantarkan Hilda ke kamarnya. Karna kamar tamu cuma satu jadi Hilda akan menempati kamar Aurel. Hilda khawatir akan putranya, tapi ucapan Aurel juga ada benarnya. Mungkin memberikan waktu sendiri pada putranya bisa membuatnya tenang.
Sementara itu Andra yang tengah duduk di halaman belakang terus memetik gitarnya. Nadanya tak beraturan sesuai dengan isi hatinya.
"Lo kemana? Gue kangen" lirih Andra.
Andra memandangi pohon mangga yang tumbuh dihalaman belakang rumah Aurel. Angin yang berhembus membuat dedaunannya melambai-lambai. Tak lama ia menghembuskan nafas kasar, rambutnya yang sudah mulai panjang diusap kasar.
.
.
.
"Tante istirahat aja dulu, aku mau angkat telfon bentar" ucap Aurel, tertera nama Darren pada layar ponselnya.
"Yasudah" balas Aleta, ia memasuki kamar Aurel.
Aurel menekan ikon hijau pada layar ponselnya.
"Halo"
"Halo rel, jadi gimana? Ntar malam jadi" tanya darren.
"Jadi kok, ntar gue kabarin lagi. Lo siap-siap aja" balas Aurel.
"Oke gue tunggu" ucap Darren, Aurel segera mengakhiri panggilannya. Ia segera menghampiri Hilda yang sedang duduk di kamarnya.
"Gimana Tan? Kamar aku nyaman gak?" Tanya Aurel, dari ambang pintu.
"Nyaman banget malah" puji Hilda.
"Oh yah, Tante denger dari Andra kamu mau study tour ya?" Tanya Hilda.
"Hah?"
"Kok kaget gitu?" Tanya Hilda.
"Kerjaan Andra nih pasti, bohong gak diskusi dulu ama gue" batin Aurel.
"I-iya tan"
"Andra harus ikut?"
"Iya tan, buat jadi walinya" alibi Aurel.
"Wali? Tapi Andra bilang dia ikut buat nemenin kamu"
"I-itu juga Tan" kekeh Aurel tapi garing.
"Awas Lo ndra!" Batin Aurel.
"Yaudah, Tante istirahat aja. Aku mau ketemu Andra dulu" pamit Aurel.
"Bukannya Andra gak mau di ganggu?"
"Iya juga ya, yaudahlah tan. Aku mau nonton tv aja"
Aurel meninggalkan Hilda yang tak habis pikir dengan sikap Aurel yang masih jauh dari kata dewasa. Sifatnya masih kekanak-kanakan.
Saat Aurel tengah asyik menonton tv, tiba-tiba saja ia dikagetkan oleh kedatangan Andra.
"Rel" panggil Andra.
"Astaga naga, Lo kapan nongol? Kaget gue" ucap Aurel mengusap dadanya.
"Biasa aja, gak usah lebay"
"Yaelah ndra, dingin amat es batu aja kalah Ama Lo"
"Kita pergi ke Bandung ntar jam 5 sore, kabarin Darren juga. Ntar kita harus mantau orang-orang itu kesekolah, jadi persiapannya harus lebih awal, ngerti kan?" Tegas Andra.
"Iya gue ngerti kok"
Aurel segera mengambil ponselnya, ia mengetikkan nama Darren.
"Halo Darren, ntar kita pergi jam 5 sore. Jangan lupa siap-siap ya" ujar Aurel.
"Siiip, ntar gue kerumah Lo dulu?"
"Iya, kalau kita yang jemput, ntar bolak balik. Secara rumah Lo kan berlawanan arah sama rumah gue"
"Yaudah, ntar gue kesana"
"On time ya! Jangan telat"
"Iya-iya"
Setelah menghubungi Darren, Aurel kembali melirik Andra yang tengah berdiri di depannya.
"Udah gue kabarin" ujar Aurel.
"Bagus, gue ke kamar dulu" pamit Andra.
"Andra kenapa sih? Mendadak diam-diam Bae, biasanya kalo gak recokin gue. Gak bakalan seneng tu anak" batin Aurel.
.
.
.
.
Thanks udah baca :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
dyz_be
===>
2022-07-11
0
L2r
ada apa gerangan
2022-03-15
2