Part 13

Aurel, Darren dan Andra berdiri di depan pagar sekolah yang menjulang tinggi. Kemudian mereka berjalan ke belakang sekolah memanjat tembok satu persatu.

"Buruan rel" ujar Andra.

"Iya sabar" Aurel melompat dari atas tembok yang tidak terlalu tinggi.

Mereka mengendap-endap menuju gudang, takut ketahuan oleh orang-orang yang menjaga gudang. Didepan gudang mereka tidak menemukan siapapun.

"Kok gak ada orang?" Tanya Darren.

"Gak tau, bukannya disini ada satpam yang selalu nungguin" balas Andra.

"Apa ini jebakan?" Tanya Aurel.

"Jebakan gimana?" Tanya Darren.

"Mungkin aja mereka tau kita bakalan kesini"

"Tapi, mereka tau dari mana?" Tanya Andra.

"Entah" ujar Aurel

"Mending kita coba masuk dulu" usul Andra.

"Setuju"

Darren membuka pintu menggunakan jepit rambut seperti yang ia gunakan sebelumnya. Setelah terbuka mereka masuk dan menelusuri ruangan itu dengan teliti.

"Kenapa gak ada apa-apa?" Tanya Andra, ia sudah mengamati semua bagian pada gudang dengan teliti, namun ia tak menemukan hasil apa pun.

"Sama, gue juga gak nemu apa-apa disini" Ujar Darren dari sisi yang lain.

Sementara Aurel, ia terus berjalan kesana kemari mencari sesuatu, namun ia tak juga menemukan apapun.

Krekkk

Aurel tak sengaja menginjak sesuatu, bersamaan dengan itu tembok di dinding bergeser. Andra dan Darren segera menghampiri Aurel, mereka terkejut melihat tembok yang bergeser memperlihatkan sisi lain dari gudang.

"Beneran ada ruang rahasia" ujar Darren tak percaya.

"Tadi Lo apain rel?" Tanya andra.

"Gue gak sengaja nginjak lantai ini" Aurel melihat kebawah kakinya, dilantai itu terdapat satu kotak keramik yang berbeda dengan lantai lainnya. Andra melihat sekilas lalu ia kembali fokus pada ruangan yang ada di depannya.

"Mending kita masuk" usul Darren.

"Ide bagus" ujar Darren, Andra berjalan didepan, sementara Darren berada dibelakang Aurel, jaga-jaga kalau terjadi apa-apa.

Saat memasuki ruangan itu, mereka disambut oleh bau busuk yang sangat menyengat.

"Bau bangkai" Darren terkejut mendapati Indra penciumannya disambut oleh bau yang tidak mengenakkan.

"Baunya nyengat banget" Andra tak kuat dengan baunya, ia merasa semua isi perutnya akan keluar.

Aurel mencoba terus memasuki ruangan itu, mencari tau apa yang ada di dalamnya. Matanya melotot melihat mayat-mayat yang telah membusuk didepannya.

"Darren! Andra!" Panggil Aurel.

Darren dan Andra yang merasa namanya dipanggil segera menghampiri Aurel.

"Kenapa rel?" Tanya Darren.

"Liat!" Darren dan Andra melihat pemandangan yang ada didepannya. Mengerikan, itu yang ada di pikiran keduanya saat melihat mayat-mayat yang sudah membusuk didepannya.

"Mayat" lirih Andra, ia tak habis pikir bisa menemukan mayat berada disekolah ini, apalagi keadaannya sangat mengenaskan.

"Siapa dalang dari semua ini?" Pikir Andra.

"Yang pasti, orang yang ngelakuin ini gak punya hati" ketus darren.

Mayat-mayat itu tak lagi dapat dilihat rupanya, tubuhnya hancur tak bisa dikenali sama sekali. Hanya tersisa seragam sekolah SMA DASASILA yang melekat pada tubuhnya.

"Mereka murid disini" lirih Aurel.

"Orang itu, memutilasi mereka" ucap Andra, ia melihat beberapa bagian tubuh yang sudah tidak menyatu.

"Kejam!" Tukas Darren.

"Mending kita keluar sebelum ada yang masuk" pinta Andra, entah kenapa ia merasakan akan ada seseorang yang datang.

"Iya" Darren menyetujui ucapan Andra, berbeda dengan Aurel yang hanya diam melihat mayat-mayat yang ada didepannya.

"Rel ayo!" Ajak Andra, tapi tak digubris sama sekali.

"Aurel ayo keluar!" Darren menarik tangan Aurel agar ia segera beranjak dari tempatnya.

Mereka bergegas meninggalkan gudang, sebelum ada yang datang.

"Kunci gemboknya" pinta Darren, Andra segara mengunci gemboknya.

Mendengar langkah kaki yang mulai mendekat, mereka segera bersembunyi dibalik dinding.

"Ada yang datang" ucap Andra.

"Ayo sembunyi!" Pinta Darren.

Mereka mengintip dari balik dinding melihat siapa yang datang. Andra dan Aurel kaget melihat salah seorang dari orang-orang tersebut yang sangat mereka kenali.

"Itu kan?" Aurel dan Andra saling menatap, mereka tak habis pikir bagaimana bisa gio berada ditempat ini.

"Kalian kenal?" Tanya Darren, ia tak mengerti dengan Aurel dan Andra yang saling menatap dengan dahi berkerut.

"Om Gio" ujar Andra.

"Dia siapa?" Tanya Darren.

"Bokap Aurel" seketika Darren mematung mendengar jawaban andra.

"Jadi papa Lo terlibat rel?" Tanya Darren.

"Gue gak tau" Aurel tak mengerti, bukannya papanya sedang bekerja diluar kota, lalu kenapa sekarang ada disini?

Gio berhenti didepan pintu gudang, salah seorang membukakan gembok yang terpasang pada gudang.

"Masukin mereka!" Pinta Gio. Beberapa orang datang, mereka membawa beberapa orang yang diikat dan mulutnya tersumpal oleh kain. Diantaranya ada dua orang laki-laki dan tiga orang perempuan.

Darren terus mengamati orang-orang yang diseret secara paksa, tapi tak sengaja matanya menatap seorang gadis yang terus saja memberontak saat dimasukkan kedalam gudang. Darren mengenali gadis itu, dia gadis yang berkenalan dengannya pagi tadi.

"Tunggu! Gue kayak kenal salah satu dari mereka" ujar Darren.

"Siapa?" Tanya Andra, sementara Aurel hanya menatapnya sekilas , ia tau jika yang dimaksud Darren adalah Laura, gadis yang terus saja memberontak saat dimasukkan kedalam ruangan.

"Maksud Lo dia?" ucap Aurel dingin.

"Nah bener kan? Berarti gue gak salah liat, dia beneran Laura" ucap Darren.

"Laura? Laura siapa?" Tanya Andra, ia sama sekali tidak tau tentang orang yang sedang dibicarakan oleh Aurel dan Darren.

"Gak tau, tanya aja sama dia" ketus Aurel.

"Gak usah nanya-nanya, ntar aja gue jelasin" ucap Darren.

Aurel dan Andra tak bergeming, mereka kembali memperhatikan orang-orang yang ada didepannya.

"Sudah selesai bos" ucap seseorang pada gio.

"Bagus, lusa bawa mereka ke Bandung!" pinta Gio. Semua anak buahnya mengangguki ucapan gio.

"Kunci gudangnya, suruh satpam itu berjaga disini!" Tambah gio.

"Udah bos" salah seorang anak buahnya melapor.

"Ayo pergi!" Semua orang itu meninggalkan gudang sekolah, menyisakan tiga orang yang masih bersembunyi di balik dinding.

"Apa alasan papa ngelakuin ini?" Pikir Aurel.

Darren dan Andra hanya mendengarkan, mereka tak tau harus menjawab apa?

"Gimana sama orang-orang yang disekap?" Tanya Darren, ia sangat mengingat ketika Laura terus saja memberontak saat diseret. Ada rasa iba saat Darren melihat gadis itu diperlakukan dengan tidak manusiawi.

"Biarin aja" ucap Aurel.

"Tapi kan--" belum sempat Darren menyelesaikan ucapannya Andra sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Aurel benar, kalau kita bebasin mereka sekarang, kita gak bakalan dapat kesempatan buat cari tau mereka dibawa kemana?" Ujar Andra.

Aurel mengangguki ucapan Andra sementara Darren hanya manggut-manggut.

"Ayo pergi dari sini, sebelum ada yang datang" ucap Aurel.

"Iya"

Mereka meninggalkan lingkungan sekolah, dengan mengikuti jalan yang mereka tempuh saat memasuki sekolah.

.

.

.

.

Thanks udah baca :)

Terpopuler

Comments

dyz_be

dyz_be

Psycho..?

2022-07-11

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!