Part 11

Aurel terbangun dari tidurnya, ia merasakan tenggorokannya sangat kering.

"Haus" lirih Aurel. Ia menuruni tempat tidurnya dan menuju dapur, sebelum sampai di dapur ia melewati kamar orang tuanya. Tanpa sengaja ia mendengar percakapan Aleta dan gio.

"Pa, kamu hutang penjelasan sama aku" ucap Aleta.

"Penjelasan apa?"

"Kamu kemana aja? Kenapa gak ngasih kabar?"

"Aku kerja diluar kota"

"Aku gak tau pa, tapi entah kenapa aku gak yakin sama alasan kamu"

"Itu terserah kamu, aku gak peduli" gio merebahkan dirinya di kasur, meniggalkan Aleta yang terdiam ditepi tempat tidur.

"Maaf leta, aku tau ucapanku bikin kamu sakit hati, tapi ini untuk kebaikan kita semua" batin gio, setelahnya ia memejamkan mata.

"Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan?" Batin Aleta.

Sementara Aurel, ia tak mengerti apa yang dibahas orang tuanya. Tapi Aurel dapat merasakan Aleta sedih karena ucapan gio. Aurel meninggalkan kamar orang tuanya dan mengambil air didapur. Setelah merasa lega Aurel kembali ke kamarnya. Jam masih menunjukkan pukul 02.00, Aurel menarik selimutnya dan melanjutkan tidur.

Tiba-tiba ia terbangun, sayup-sayup terdengar suara tangisan. Aurel membuka matanya, ia tersadar berada dikamar lamanya saat dibandung.

"Kenapa gue bisa ada disini?" Gumam Aurel. Suara tangisan itu kembali terdengar, perlahan Aurel mencari sumber suaranya. Ia melihat seorang gadis tengah menangis ditangga, bajunya yang lusuh dan rambutnya yang berantakan membuat Aurel merasa iba padanya.

"Hey kamu kenapa?" Tanya Aurel lembut, ia memegang bahu gadis itu. Gadis itu berhenti menangis, Aurel kaget saat ia memegang bahu gadis itu, tubuhnya sangatlah dingin.

"Aku kesepian" jawab gadis itu, wajahnya tertutupi rambut jadi Aurel tak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Mendengar jawaban gadis itu, Aurel tak tau harus menjawab apa?

"Kamu tinggal dimana?" Tanya Aurel, ia berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Disini" singkatnya. Aurel tak mengerti, ini adalah rumahnya, bagaimana bisa gadis ini tinggal dirumahnya. Walaupun rumah ini tak lagi ia tinggali, tapi rumah ini belum dijual oleh orang tuanya.

"Maksud kamu, kamu tinggal di sekitar sini?" Tanya Aurel memastikan.

"Bukan, aku tinggal disini" gadis itu tertawa nyaring, ia memperlihatkan wajahnya yang penuh dengan luka. Tapi Aurel masih bisa melihat wajahnya dengan jelas, wajah itu adalah wajah yang selalu ia lihat ketika bercermin.

"Ke-kenapa wa-wajahnya-" Aurel tak bisa melanjutkan ucapannya, tenggorokannya seperti tercekat, suara tawa yang nyaring menusuk telinganya.

"Aaaaaaaa" Aurel terbangun dari tidurnya, ternyata kejadian itu hanyalah mimpi. Nafas Aurel tak beraturan, mimpi itu? Mimpi yang mengerikan bagi Aurel.

"Lo kenapa?" Tanya Andra, saat mendengar Aurel berteriak ia langsung berlari menuju kamar Aurel, letak kamarnya dan Aurel yang bersebelahan membuatnya mendengar teriakan Aurel dengan jelas.

"Gak papa, cuma mimpi buruk" Aurel melihat jam Bekernya, sudah menunjukkan pukul 06.00 ia segara mengambil handuk dan menuju kamar mandi.

"Lo keluar sana! Gue mau mandi" pinta Aurel, Andra keluar dari kamar Aurel menuruti ucapan Aurel.

"Andra, Aurel udah bangun?" Tanya Aleta yang baru saja ingin membangunkan Aurel.

"Udah Tan, lagi siap-siap tuh" jawab Andra.

"Bagus deh, oh ya kamu udah mandi?" Tanya Aleta

"Udah Tan, kenapa?"

"Bisa anterin Tante gak?"

"Bisa kok tan, mau kemana emangnya?"

"Nanti Tante kasih tau, sana sarapan dulu!" Pinta Aleta.

"Iya tan"

Selesai bersiap-siap Aurel mengambil tas sekolahnya dan menghampiri Aleta dan Andra yang tengah sarapan.

"Papa mana?" Tanya Aurel, ia tak melihat papanya ada di meja makan.

"Papa udah berangkat" jawab Aleta, Aurel sadar jika papanya sudah berangkat itu berarti ia akan jarang bertemu dengan papanya.

"Ayo makan rel, ntar Lo telat!" Ucap Andra, ia tau Aurel sedih karena gio tak berpamitan padanya. Andra juga tau kalau Aurel sangat menyayangi papanya lebih dari apapun.

"Iya" anggukan kecil dari aurel.

Aurel meminum susu dan roti yang telah disiapkan oleh Aleta.

"Mau gue Anter?" Tanya Andra.

"Gak usah, gue dijemput Darren"

"Oh oke"

"Mama gak suka kamu dekat sama dia" ucap Aleta.

"Kenapa ma?"

"Dia kayaknya anak yang susah diatur, keliatan banget dari tampangnya, lagian mama liat dia juga emosian"

"Mama jangan gitu, gak boleh liat orang dari penampilan nya aja"

"Mama tau, tapi firasat seorang ibu gak pernah salah rel, mama tau kalau kamu suka kan sama dia? Makanya mama bilang gini, jangan sampai kamu nyesal"

"Iya ma" Aurel tak punya pilihan lain selain menuruti mamanya.

"Mama emang gak suka sama Darren, tapi bukan berarti mama ngelarang kamu temenan sama dia, mama cuman gak mau hubungan kalian lebih dari itu, kamu ngerti kan?"

"Iya ma, aku ngerti kok"

Sebuah pesan masuk pada ponsel Aurel dan ternyata sebuah pesan dari Darren.

^^^Darren:^^^

^^^Gue udah di depan^^^

"Ma aku pamit ya, Darren udah nyampe" ucap Aurel.

"Iya, ingat ucapan mama" sebelum pergi Aleta kembali mengingatkan aurel.

"Iya ma" Aurel segera menghampiri Darren, tetapi ia juga teringat akan perkataan Aleta. Apa sebenarnya yang terjadi kenapa mamanya tidak suka kepada Darren, apa Darren pernah buat kesalahan pada mamanya.

Motor Darren melaju meninggalkan perkarangan rumah Aurel, sepanjang perjalanan Aurel hanya diam seperti patung. Darren yang merasa aneh dengan sikap Aurel, ia menghentikan motornya.

"Kenapa berhenti?" Tanya Aurel.

"Lo kenapa?" Tanya Darren to the point.

"Gak papa, emang gue kenapa?"

"Yakin? Muka Lo asem tuh, gak enak banget diliat"

"Muka gue asem?"

"Iya"

"Sialan! Lo ngatain gue?" Aurel baru sadar dengan arah ucapan Darren.

"Becanda gue" kekeh Darren.

Darren kembali melajukan motornya menuju sekolah, sepertinya cara yang ia lakukan untuk menghibur Aurel berhasil.

Aurel dan Darren beriringan menuju kelas, pandangan dingin orang-orang bukan lagi masalah besar bagi Aurel dan Darren. Mereka seolah-olah terbiasa dengan hal tersebut.

Saat Darren dan Aurel hendak duduk, ia menemukan selembaran kertas yang terletak pada mejanya, kertas itu ditulis dengan spidol warna merah.

"Jauhin dia!!!" Lirih Darren membaca tulisan yang tertulis pada kertas itu.

"Siapa yang bikin?" Tanya Aurel.

"Gak tau, apa mungkin gadis kemarin?" Tebak Darren.

"Jadi maksudnya yang dijauhin itu gue?" Aurel menunjuk dirinya sendiri.

"Bisa jadi"

"Kenapa sih pagi-pagi ada aja yang bikin emosi"

"Sabar rel, Lo gak boleh emosi, siapa tau dia cuma mau mancing-mancing emosi Lo doang"

Dilain sisi Andra tengah mengantarkan Aleta menuju rumah sakit. Aleta bilang ia harus memeriksakan diri kedoker, tapi Aleta tak bilang ia mau periksa apa?

"Tan, mau periksa apa?" Tanya Andra, sedari berangkat ia sudah penasaran, tapi Aleta tak juga mau memberi taunya.

"Kamu cukup anterin Tante aja, gak usah banyak tanya" pinta Aleta, tapi andra tak bisa, ia semakin penasaran.

"Tante sakit lagi?" Tebak Andra, seketika Aleta terdiam ia tak tau harus menjawab apa.

"Kamu jangan kasih tau Aurel ya" secara tidak langsung Aleta mengaku pada Andra.

"Jadi Tante beneran sakit?" Andra tak habis pikir, bagaimana bisa? Bukannya penyakit Aleta sudah dinyatakan sembuh oleh dokter.

"Iya"

"Bukannya udah dinyatain sembuh sama dokter?" Tanya Andra.

.

.

.

Thanks udah baca :)

Terpopuler

Comments

dyz_be

dyz_be

Sakit apa, Aleta??

2022-07-11

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!