Sesampainya dirumah Aurel dibopong oleh Andra dan Darren. Kakinya yang masih sakit membuat Aurel meringis saat berjalan. Saat Aurel hendak melangkah memasuki rumah, bersamaan dengan itu Aleta muncul di depan pintu dengan raut wajah khawatir.
"Aurel kamu kenapa nak?" Tanya Aleta khawatir.
"Gapapa kok ma, kecelakaan kecil doang" balas Aurel.
Aleta melihat kondisi anaknya dari atas sampai bawah, memang tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Tapi, bagi seorang ibu luka kecil pun akan menjadi masalah besar.
"Andra, kenapa gak jagain Aurel" Aleta menjewer telinga Andra dengan keras.
"I-iya ma-af Tan,, aah-aduh Tan, telinga aku putus" Aurel yang melihat Andra kesakitan, tertawa dengan puas.
"Rel bantuin kek, Tan udah dong, putus telinga aku" Andra berusaha meminta pertolongan Aurel sembari memegangi telinga yang sudah terasa panas akibat jeweran Aleta.
"Ma, udah ih, kasian anak orang" bela Aurel, namun tetap dengan kekehannya. Aleta menghentikan jeweranmya, tapi ia tetap melihat Andra dengan mata tajam.
"Ampun Tan, gak lagi deh"
"Kamu istirahat ya, biar kaki kamu cepat sembuh" pinta Aleta, Aurel mematuhi perkataan mamanya. Sementara Darren, ia merasa seperti seseorang yang ada namun tak dianggap. Darren hanya melihat Aleta mengomeli Andra dan kekehan dari Aurel, ia sungguh tidak menyukainya, hubungan yang Darren lihat ini, sepertinya sudah terbentuk lama.
"Rel, gue pamit pulang ya" ucap Darren.
"Gak mau masuk dulu" tawar Aurel.
"Gak usah, gue duluan ya, Tan pamit ya, ndra" pamit Darren.
"Hati-hati" balas Aurel.
Setelah kepergian Darren, Aleta menyuruh Aurel beristirahat. Aurel menuruti perintah mamanya, kakinya yang masih sakit membuat Aurel tertatih-tatih menuju kamarnya.
"Kamu istirahat, mama siapin makanan dulu" pinta Aleta. Aurel yang terbaring menggangguk menuruti perintah mamanya.
"Ndra, mau kemana?" Andra yang hendak keluar dari kamar Aurel kembali membalikkan badannya.
"Mau mandi, badan gue lengket nih"
"Yaudah, Lo mandi aja dulu nanti kesini lagi ada yang mau gue omongin"
"Ngomong apa?"
"Nanti aja"
Andra tak ambil pusing, ia langsung menuju kamarnya dan membersihkan diri. Sementara itu, Aleta yang sudah selesai menyiapkan makanan, segera mengantarkannya ke kamar Aurel.
"Kamu makan dulu, mau mama suapin?" Ucap Aleta, lembut.
"Gak usah ma, aku bisa sendiri kok" Aleta mengambil makanan yang diberikan mamanya, perlahan ia menghabiskannya.
"Mama tinggal ya, kalau ada apa-apa panggil mama!" Pinta Aleta.
"Iya ma" Aleta meninggalkan kamar putrinya, dan kembali kedapur.
Andra yang telah selesai membersihkan diri, teringat akan perkataan aurel. Ia menuju kamar Aurel dan mendapati Aurel tengah tertidur. Melihat Aurel yang tertidur, Andra tak tega untuk membangunkan. Ia mengurungkan niatnya untuk bertanya apa yang ingin dibicarakan Aurel.
"Ndra" Andra yang mendengar suara Aurel memanggilnya kembali membalikkan badan.
"Lo belum tidur?"
"Belum" Andra menghampiri Aurel dan berdiri disamping tempat Aurel.
"Lo mau ngomong apa?" Tanya Andra to the point.
"Gue masih penasaran, kenapa bisa ada orang didalam gudang"
"Maksud Lo, gadis-gadis itu?"
"Iya, gimana mungkin mereka nyekap gadis-gadis itu disana, padahal waktu gue sama Darren periksa gudang sama sekali gak ada apa-apa"
"Apa mungkin ada ruang rahasia di dalam gudang?" Tebak Andra.
"Bisa aja, tapi gue gak nemuin hal-hal aneh, waktu gue periksa gudang"
"Kita harus periksa gudang itu" ucap Andra.
"Iya" Aurel menyetujui ucapan Andra, Aurel sangat yakin ada sesuatu yang disembunyikan di dalam gudang itu.
Dilain sisi Aleta yang tengah sibuk memasak, ia merasakan ada seseorang yang tengah memperhatikannya dari kejauhan. Aleta melihat sekelilingnya tapi ia tak menemukan apapun. Tiba-tiba terdengar suara ranting kayu yang diinjak dari belakang rumah. Aleta yang menyadari hal itu, segera mengambil sapu sebagai senjata.
"Jangan-jangan maling" gumam Aleta.
Perlahan ia membuka pintu belakang, saat pintunya terbuka Aleta tak menemukan apapun.
"Gak ada apa-apa" Aleta memperhatikan sekelilingnya kembali, namun hasilnya tetap sama ia tak melihat apa-apa.
"Mungkin suara angin" Aleta mencoba berfikir positif dan kembali menutup pintunya, tapi suara itu kembali ia dengar. Aleta kembali membuka pintu, tapi tak juga menemukan apapun.
"Aneh" saat Aleta hendak menutup pintu lagi, seekor kucing tiba-tiba meloncat dihadapannya. Aleta kaget, namun ia berusaha tetap tenang.
"Cuman kucing" suara bel rumah yang tiba-tiba terdengar membuat Aleta kembali kaget, Aleta segera membukakan pintu.
"Siapa?" Seorang pria yang berdiri membelakanginya dengan sebuah koper disampingnya. Orang itu terlihat familiar bagi Aleta, ia berusaha mengenali pria itu dengan melihatnya dari atas sampai bawah. Pria itu membalikkan badannya, ia tersenyum hangat pada Aleta.
"Papa" lirih Aleta.
"Ma, maaf ya" terlihat raut wajah bersalah pada Gio.
"Papa kemana aja? Aku sama Aurel khawatir sama kamu" Aleta sangat senang melihat suaminya kembali kerumah.
"Nanti papa ceritain di dalam" ucap Gio, ia memasuki rumah. Gio duduk di ruang tamu, ia melonggarkan dasinya, lalu terdengar helaan nafas kasar.
"Mama buatin kopi ya" tawar Aleta, Gio menggangguk mengiyakan ucapan Aleta. Sementara Aleta, ia bahkan melupakan semua yang ingin ia tanyakan pada Gio. Melihat sang suami yang terlihat lelah, Aleta tak sampai hati bertanya pada suaminya.
"Ini pa, minum dulu" Aleta memberikan secangkir kopi pada Gio. Gio meniup gumpalan asap yang berasal dari kopi tersebut, lalu menyeruputnya.
"Aurel udah tidur?" Tanya Gio.
"Udah kayaknya"
"Aku liat Aurel dulu" ucap Gio, ia menuju kamar putrinya. Gio mengintip dibalik pintu, terlihat Aurel yang tengah terlelap.
"Papa gak suka kamu ikut campur" gumam Gio.
"Pa, biarin Aurel istirahat, dia pasti capek" lirih Aleta memegangi pundak Gio.
"Iya" Gio meninggalkan kamar Aurel, sementara Aleta mengikutinya dari belakang.
.
.
.
.
Aurel terbangun dari tidurnya, ia melihat jam Beker yang sudah menunjukkan jam 7.30, itu berarti ia sudah terlambat kesekolah.
"Kenapa mama gak bangunin aku" gumam Aurel. Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, Aurel keluar dari kamarnya dan menemui mamanya.
"Ma kenapa gak bangunin aku?" Tanya Aurel.
"Kamu lagi sakit rel, libur aja dulu" balas Aleta.
"Tapi ma-"
"Bener kata mama kamu, kamu lagi sakit, istirahat sebentar dirumah gapapalah" nasehat gio, Aurel yang tak menyadari adanya gio di meja makan langsung menatap papanya.
"Papa, kapan pulang?" Tanya Aurel
"Semalam, kamu duduk sini. Sarapan bareng papa!" Pinta Gio lembut. Aurel menuruti papanya, Aleta menyodorkan segelas susu dan memberikan sepotong roti yang telah diolesi slay coklat pada Aurel.
"Makasih ma"
"Pagi semua" Andra yang baru saja keluar kamar, memberikan sapaan paginya.
"Pagi ndra, ayo gabung sini" ucap Aleta.
"Om Gio, kapan pulang?" Tanya Andra. Gio melihat Andra dengan tatapan yang sulit diartikan, lalu ia tersenyum hangat.
"Semalam ndra" jawab gio.
Dilain sisi Darren yang sedang memperhatikan Bu dini menjelaskan materi matematika, ia menyadari sesuatu. Murid-murid dikelasnya tidak sebanyak biasanya, beberapa kursi kosong.
"Aneh banget, kalau ada yang sakit atau izin gak mungkin sampai sebanyak ini" batin Darren. Darren melihat raut wajah teman sekelasnya, hal itu membuat Darren semakin curiga. Mereka terlihat ketakutan dan diantara mereka juga ada yang terlihat pasrah.
"Mereka kenapa?" Batin Darren.
"Darren! Kamu denger saya ngomong?" Tanya Bu dini, lamunan Darren terbuyarkan.
"I-iya Bu, saya denger kok" balas darren.
"Bagus kalau gitu" Bu dini kembali menjelaskan materi.
Setelah bel istirahat berbunyi, Darren menuju kantin, ia memesan makanan untuk mengganjal perutnya. Saat Darren tengah asyik menyantap makanannya, seseorang datang menghampirinya.
"Kalau Lo ga mau celaka, jauhin dia" ucap gadis yang menghampirinya.
"Maksud Lo?" Darren bingung dengan ucapan gadis itu.
"Gadis yang sering bersama Lo" setelahnya gadis itu pergi, sementara Darren masih bingung dengan ucapan gadis tersebut. Ia berusaha mencerna ucapan gadis itu, tapi tetap saja ia tak mengerti.
"Maksud Lo Aurel?!" Teriak Darren namun gadis itu sudah pergi.
.
.
.
.
Thanks udah baca :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
dyz_be
Misterius...
2022-07-11
0
Maminya Nathania Bortum
kasihan Aurel moga saja kakinya cepat sembuh
2022-05-11
0
Wiwin Marhaeni
mungkin bpknya yg nyruh nyulik buat tumbal
2022-05-07
0