Terlihat sebuah tangga yang curam dari balik pintu tersebut. Ketiganya menuruni tangga tersebut dengan hati-hati. Diujung tangga mereka di hadapkan dengan dua buah pintu berwarna kecoklatan.
"Pintu lagi" ujar Aurel.
"Gimana?" Tanya Darren.
"Cek satu-satu aja gimana?" Usul Andra.
"Ayo deh" balas Aurel.
"Yang mana dulu?" Tanya Darren.
"Pintu yang ini aja" tunjuk Andra pada pintu disebelah kanannya. Aurel dan Darren mengangguk setuju, perlahan gagang pintunya di putar oleh Andra.
Penciuman mereka disuguhkan oleh bau amis yang kian pekat. Reflek mereka langsung menutup hidungnya.
"Pengen muntah gue" keluh Darren.
"Tahan dulu" pinta Andra.
Ruangan itu sangat aneh, seperti ruangan untuk melakukan operasi. Sebuah brankar yang biasanya ada dirumah sakit terletak di tengah-tengah ruangan. Serta alat-alat rumah sakit yang digunakan untuk operasi tersusun rapi di atas meja.
"Ini ruangan apa?" Tanya Aurel.
"Kayak ruangan operasi gitu, gak sih?" Balas Darren.
"Liat lantainya!" Pinta Andra.
"Darah" lirih Aurel, ia melotot melihat banyak bercak darah pada lantai tersebut.
"Dan ini!" Ucap Darren, ia mengangkat borgol yang terdapat disamping brankar.
"Borgol? Untuk apa?" Tanya Aurel. Ketiganya saling menatap secara bergantian.
Brukkk
Suara benda jatuh dari balik dinding, membuat mereka berhenti menerka-nerka fungsi dari ruangan tersebut.
"Itu apa?" Tanya Aurel.
"Gue gak tau, tapi kita harus waspada" ujar Andra.
"Asalnya dari sebelah" ucap Darren.
"Iya, biar gue cek dulu, kalian tunggu sini!" Pinta Andra. Aurel dan Darren mengangguk, menyetujui ucapan Andra.
"Lo hati-hati ndra" lirih Aurel.
"Tenang aja, gue gak bakalan kenapa-napa" balas Andra.
Andra membuka pintu itu perlahan, matanya mengintip dari sela-sela pintu yang terbuka. Matanya mengamati keadaan diluar melalui celah kecil dari pintu tersebut.
"Gak ada apa-apa" batin Andra.
Andra membuka pintu itu dengan sepenuhnya, sebelum ia keluar dari ruangan itu, ia melirik kebelakang.
"Kalian tetap waspada" pinta Andra.
Andra membuka pintu disamping ruangan yang baru saja ia masuki. Sayangnya saat gagang itu ia putar, pintunya terkunci.
"Kekunci" lirihnya.
Ia mencoba melihat situasi didalam melalui cela yang terdapat pada pintu tersebut. Matanya melotot kaget, saat ia mendapati banyak orang yang disekap didalam. Andra prihatin melihat keadaan mereka, tangan dan kaki mereka di ikat. Mulut mereka disumpal oleh kain, terlihat jelas ketakutan pada mata mereka.
Andra mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu yang ada didepannya. Satu kali dobrakan tak membuahkan hasil. Ia terus melakukan hal tersebut hingga tiba pada dobrakan ketiga pintunya terbuka.
Dengan nafas yang tak beraturan ia memandangi orang-orang yang bertumpukan disudut ruangan. Rasa iba terbesit dihati Andra, ia tak menyangka kenapa ada manusia yang memperlakukan manusia lainnya dengan sekeji ini. Dilain sisi, orang-orang tersebut melihatnya dengan raut wajah ketakutan bahkan ada yang menangis histeris, kecuali seorang gadis yang menatapnya dengan mata yang berbinar.
"Tenang, saya gak akan nyakitin kalian" ujar Andra lembut.
Mendengar ucapan Andra, mendadak semua orang disana terdiam. Raut wajah ketakutan itu perlahan mulai sirna dari wajah mereka.
Andra membuka ikatan pada tangan dan kaki orang-orang itu. Andra melakukannya dengan cepat, hingga ia membantu seorang gadis yang diperdebatkan oleh Aurel dan Darren.
"Lo gak papa?" Tanya Andra, gadis itu terus menatapnya dengan senyuman mengembang.
"Are you okay?" Tanya Andra lagi, ia mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah gadis itu.
"I'm okay, kak Andra" lirihnya. Mendengar ucapan gadis itu, tiba-tiba ia teringat akan sesuatu yang sangat ia rindukan.
"Kok Lo bisa tau nama gue?" Tanya Andra. Gadis itu hanya membalasnya dengan senyuman hangat, hingga akhirnya gadis itu memeluknya.
"Makasih udah jadi pahlawan lagi buat gue" lirihnya. Mendengar ucapannya, Andra mematung kejadian beberapa tahun lalu kembali berputar didalam memorinya.
Sementara itu dilain sisi Aurel dan Darren tengah menunggu instruksi dari Andra. Namun Aurel yang merasa gelisah, ia segera menyusul andra.
"Rel, mau kemana?" Panggil Darren, tapi tak diacuhkannya.
"Keras kepala banget nih anak" sewotnya, namun tetap menyusul Aurel.
"Ndra! Lo gak papa kan?" Pekik Aurel memasuki ruangan yang di masuki Andra. Namun, ia disuguhkan oleh pemandangan yang tak mengenakkan. Andra di peluk oleh gadis yang tak ia sukai.
Andra yang menyadari kedatangan Aurel dan Darren segera melepaskan pelukan gadis itu.
"Lo ngapain peluk-peluk Andra, kegatelan banget sih jadi cewek" ucap Aurel menjauhkan Laura dari Andra.
"Udah gak usah debat, mending kita keluar dari sini sekarang!" Pinta Andra.
"Iya, kita keluar tapi Lo jauh-jauh dari dia" balas Aurel.
"Iya tuan putri" kekeh Andra mengelus rambut Aurel.
Melihat itu, Darren menjadi sangat emosi. Tapi ia tak bisa apa-apa, ia tak mungkin berdebat dengan Andra disaat seperti ini. Sementara itu Laura yang mendengar ucapan manis Andra pada Aurel membuatnya merasa sesak.
"Apa posisi gue udah keganti?" batin Laura.
"Kebanyakan drama kenyang gue" ledek Darren.
"Heh, sewot aja Lo" balas Aurel.
"Sekarang lebih baik kita keluar dari sini" pinta Andra mengajak orang-orang yang ada diruangan itu. Semuanya mengangguk menyetujui ucapan Andra. Mereka segera berlari keluar dari ruangan itu, dibantu Andra sebagai komando. Sesampainya di pintu terakhir, Andra mendengar suara langkah kaki menuju kearah mereka.
"Ada yang datang, cepat sembunyi" pinta andra. Mereka segera bersembunyi acak, semuanya menyebar mencari tempat persembunyian. Andra dan Laura bersembunyi pada tempat yang sama sementara Aurel dan Darren juga bersembunyi pada tempat yang sama.
Sekarang bodyguard yang berjaga tadi kembali, ia terkejut melihat temannya terkapar dilantai.
"Woii, ada penyusup!!" Teriaknya pada teman-temannya yang lain. Teman-teman nya yang mendengar teriakannya itu segera menghampirinya.
"Mana?!" Tanya salah satu dari mereka.
"Gue gak tau, tapi dia pingsan" jawabnya.
"Cepat cek kedalam!" Pintanya.
"Mereka gak ada" ujar yang lainnya saat melihat tempat penyekapan itu kosong.
"Menyebar, cari mereka!" Pintanya.
Semua bodyguard itu menyebar mencari orang-orang tersebut. Tak lama, terdengar rintihan dan permohonan ampun dari orang-orang yang mereka temui.
"Mereka ketauan, buruan kabur!" Ujar Darren pada Aurel. Aurel mengangguk, kemudian ia mengode Andra untuk ikut kabur.
Mereka berhasil keluar dari rumah itu, dan segera memasuki mobil yang terparkir diujung jalan.
"Mereka gimana?" Tanya Laura, yang sejak tadi hanya mengikuti Andra.
"Kita selamatin lain waktu, sekarang kita udah katauan gak mungkin buat dilanjutin. Yang ada kita yang bakalan terancam" balas andra. Laura mengangguki ucapan Andra, ia juga tak bisa melakukan apa-apa.
"Sekarang kita balik ke Jakarta" ujar Andra, diangguki yang lainnya. Andra segera menginjak pedal gas mobilnya menuju Jakarta.
.
.
.
.
Thanks udah baca :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
dyz_be
Yg psycho siapa ya??
2022-07-11
0
sebutir debu
semenjak andra muncul dia selalu kelihatan cool banget dan keren , walau ciri ciri nya gk disebut author.
ceritanya sangat menarikk dan seru apalagi empat sejoli , aurel dan darren trus andra dan laura😭💖
2022-06-22
2
Khoirul Anwar
Candu bgt
2022-03-19
2