Darren berusaha mengejar gadis misterius itu, namun usahanya sia-sia. Gadis itu hilang seperti ditelan bumi.
"Sialan!" Darren mengusap kasar rambutnya, ia gagal menemukan gadis misterius itu.
"Dia pasti tau sesuatu" Darren bertekad ia akan menemukan gadis itu, apapun caranya.
Darren kembali ke kelas, bersamaan dengan bel masuk yang telah berbunyi. Sepuluh menit sejak bel masuk berbunyi, guru yang mengajar tak juga datang. Darren merasa kepalanya nyeri, tanpa sadar ia sudah tertidur dengan posisi menelungkup pada meja.
Darren terbangun pada ruang kelas yang sunyi dan kosong, tak ada satu pun orang yang ada diruangan itu. Ia melihat arlojinya, jam sudah menunjukkan pukul 17.15.
"Pantesan sepi, udah jam segini" Darren mengambil tasnya dan keluar dari kelas yang sudah mulai gelap dan sunyi itu. Dikoridor sekolah Darren seperti mendengar orang sedang berbicara, ia mencoba memastikan pendengarannya.
"Jam segini apa mungkin masih ada orang?" Batin Darren. Ia mengendap-endap untuk memastikan apakah yang ia dengar itu benar atau tidak. Darren terus mengikuti asal suara itu, hingga ia menemukan dua orang yang sedang berbicara didepan gudang.
"Mereka kan?" Darren melihat orang yang sama yang ia lihat ketika bersama Andra dan Aurel. Satpam sekolah dan orang yang berbaju hitam, yang pernah mereka ikuti tengah berbicara. Darren memasang telinganya, ia tak mau kehilangan satupun informasi.
"Kamu jaga tempat ini baik-baik! Jangan sampai ada yang masuk!"
"Baik" satpam sekolah mengangguki ucapan orang berbaju hitam.
"Kalau sampai ada penyusup, nyawa kamu taruhannya" mendengar ucapan orang itu, satpam sekolah terdengar ketakutan.
"I-iya" setelahnya orang berbaju hitam itu pergi, meninggalkan satpam sekolah yang berdiri tegap didepan pintu gudang. Satpam itu terlihat waspada, ia seperti tengah menjaga harta Karun yang berharga. Tatapan matanya sangat teliti, bahkan Darren hampir saja ketauan, jika ia tidak cepat bersembunyi.
Satu jam Darren berdiri dibalik dinding yang membatasinya dengan gudang sekolah, berusaha mencari cela agar ia bisa memasuki gudang saat satpam itu tengah lengah. Namun, Darren tak mendapatkan kesempatan itu sedikitpun, satpam itu bahkan tak bergerak dari tempatnya sedikit pun.
"Sebenarnya, apa yang ada digudang itu? Kenapa penjagaannya seketat itu?" Batin Darren. Darren yang sudah lelah akhirnya memutuskan untuk mencari kesempatan dilain waktu, ia meninggalkan gudang dan mengambil motornya ditempat parkir.
Sementara itu Aurel yang khawatir akan keadaan Darren berusaha menelfonnya. Tapi beberapa kali Aurel menghubungi Darren tetap saja panggilan itu tidak diangkat.
"Lo ngapain?" Andra yang sudah malas melihat Aurel mondar-mandir didepannya menegur.
"Nelfon Darren, kenapa ya? Darren gak angkat telfon gue dari tadi, gue khawatir dia kenapa-napa"
"Udahlah, si Darren udah gede, dia bisa jaga diri"
"Lo kok gitu si ndra" Aurel tidak terima dengan jawaban Andra, bukannya menenangkannya yang sedang khawatir ia malah acuh tak acuh.
"Trus gue harus ngapain rel? Mending Lo minggir! Gue mau nonton nih" Andra mengambil remot tv, Aurel mengikuti ucapan Andra walaupun dengan tidak rela.
Aurel terus mengotak-atik hpnya, berusaha menghubungi Darren tetap saja hanya nada tersambung yang terdengar olehnya.
"Darren angkat dong" gumam Aurel. Sementara Aurel sibuk menghubungi Darren, bel rumah yang berbunyi pun tak ia hiraukan.
"Rel ada tamu tuh" ucap Andra, ia tengah sibuk menonton film favoritnya.
"Lo aja, sana, gue sibuk" Aurel tak perduli dengan ucapan Andra.
"Lo aja, gue lagi seru nih" Andra juga tak mau kalah, film favoritnya juga penting.
"Kalau Lo gak mau bukain, gue usir Lo hari ini juga!" Aurel kesal dengan Andra yang tak mau mendengarkannya.
"Sadis bener Lo rel" dengan terpaksa Andra membukakan pintu.
Saat Andra membukakan pintu ia terkekeh dengan orang yang ada dihadapannya.
"Kenapa Lo?" Darren kesal, saat pintu dibuka ia malah melihat Andra dengan kekehannya.
"Gapapa" Darren tersenyum masam mendengar jawaban Andra, ia yakin Andra tengah meremehkannya.
"Ngapain Lo dirumah Aurel?" Tanya darren.
"Gue tinggal disini"
"Gak mungkin!" Darren tak yakin dengan jawaban Andra.
"Kenapa gak?" Andra bertanya balik, dengan wajah yang mengesalkan bagi Darren.
"Siapa ndra?" Aurel muncul dari belakang Andra, ia penasaran kenapa Andra lama sekali.
"Nih, orang yang Lo cariin" ucap Andra, setelahnya Andra kembali memasuki rumah.
"Darren?" Aurel segera menghampiri Darren dengan wajah yang kesal.
"Kenapa?" Darren yang tak tau menahu, malah mendapat tatapan tak mengenakkan dari Aurel.
"Kenapa? Gue nelfonin Lo dari tadi, kenapa gak diangkat?"
"Nelfonin gue?" Darren tak mengerti, lalu kenapa ia tak mendengar hp nya berbunyi. Darren merogoh saku celananya, ia membuka lock screen hpnya. Benar saja 20 kali panggilan tak terjawab dari aurel.
"Sorry rel, hpnya gue silent"
"Tau gak si? Gue khawatir Lo kenapa-kenapa? Kenapa gak ngabarin gue sama sekali" nada Aurel berubah menjadi sedih.
"Maaf rel gue lupa" Darren menyesali perbuatannya, terlalu banyak hal yang terjadi padanya hari ini. Hingga ia lupa untuk memberi kabar pada Aurel.
"Masuk dulu yuk!" Aurel dengan cepat berubah ekspresi ketika Darren meminta maaf padanya. Darren mengiyakan ajakan Aurel, ia juga ingin menceritakan hal yang terjadi padanya hari ini.
"Mau gue bikinin apa?" Tanya Aurel.
"Terserah Lo aja" Darren duduk diruang tamu, tempat Andra menonton televisi. Sementara Aurel ia menuju dapur menyiapkan minuman untuk Darren.
"Sebenarnya hubungan Lo sama Aurel apa?" Tanya Darren, ia penasaran kenapa Andra selalu ada dimana pun Aurel berada.
"Lo mau tau?" Andra yang mengerti dengan pertanyaan darren, ia lebih memilih membuat Darren penasaran hingga dibakar api cemburu padanya.
"Kalau Lo gak mau jawab juga gak papa, gue bisa cari tau sendiri" Darren tak suka jika pertanyaannya dibalas pertanyaan oleh andra.
Aurel datang dengan segelas coklat panas untuk Darren.
"Nih minum dulu" Aurel memberikan segelas coklat panas untuk Darren.
"Gue gak?" Sahut Andra.
"Bikin sendiri sana" pinta Aurel, Andra mengerucutkan bibirnya tanda ia sebal dengan perkataan Aurel. Sementara Darren, didalam hatinya ia merasa senang karna Aurel lebih peduli padanya dibandingkan Andra.
Aurel duduk disamping Darren, ia menyadari Darren masih mengenakan seragam sekolahnya.
"Lo belum pulang?" tanya Aurel. Andra yang mendengar pertanyaan Aurel, juga melihat ke arah Darren.
"Belum" singkat Darren, ia juga mengerti Aurel bertanya pasti melihatnya masih mengenakan seragam sekolah.
"Kenapa? ada kegiatan disekolah?" tanya Aurel.
"Gak kok, tadi gue ketiduran disekolah" jawab Darren jujur.
"Kok bisa?" Aurel tak habis fikir dengan jawaban Darren, bagaimana bisa Darren tertidur disekolah aneh itu. Orang-orang disana bahkan bisa membahayakannya dalam keadaan sadar, apalagi jika Darren tertidur.
"Kepala gue nyeri, eh gak sengaja ketiduran" Darren menjawab dengan santai, seperti bukan masalah besar jika ia tertidur disekolah.
.
.
.
.
Thanks udah baca :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
dyz_be
😶😶😶
2022-07-11
0