Part 3

Aurel berjalan di lorong sekolah yang dingin tanpa alas kaki, tubuhnya masih mengenakan piyama. Suara tangisan dan teriakan menggema di lorong sekolah yang gelap.

"Siapa itu?" Tanya Aurel, mengumpulkan keberanian.

Aurel mencoba mendengarkan suara itu dengan seksama, perlahan ia berjalan mengikuti sumber suara. Langkahnya terhenti ketika ia sampai di pintu gudang.

"Gudang?" Pikir Aurel, ia melihat pintu itu dengan seksama. Saat ia kesini terakhir kali pintunya di kunci dengan gembok, sekarang pintu itu terbuka sedikit, gemboknya dalam keadaan terbuka.

"Apa ada orang didalam?" Batin Aurel. Tapi, suara yang didengar olehnya hilang, apa mungkin suara itu berasal dari dalam gudang ini?

Aurel mengintip dari balik pintu, ia mencoba melihat keadaan didalam gudang. Tapi ia tak dapat melihat apa pun, gudangnya gelap. Aurel membuka pintu itu secara perlahan, namun ia tak dapat menemukan apa pun.

"Apa gue salah denger ya?" Gumam Aurel.

Aurel beranjak meninggalkan gudang, namun kakinya seperti di cekal oleh sesuatu yang dingin.

"Tolong" suara kecil itu, mampu membuat bulu kuduk Aurel merinding. Aurel perlahan melihat kearah kakinya.

"Tolong" suara lemah dari orang itu membuat Aurel merasa kasihan, wajahnya tertutupi rambut, baju yang ia kenakan juga telah kotor.

Aurel membungkuk membantu gadis yang tengah memegang kakinya.

"Kamu kenapa? Ayo aku bantu" ucap Aurel. Tapi, tak ada sahutan.

Aurel mencoba menepikan rambut yang menutupi wajah gadis itu. Seketika ia kaget, karna wajah gadis itu sama persis dengan dirinya. Hanya saja wajah gadis itu lebih pucat dan terdapat banyak luka.

"Ka-kamu siapa?" Tanya Aurel tergagap. Suara nyaring yang tiba-tiba terdengar ditelinga Aurel membuat kepalanya sakit.

"Aaaaaaa!" Teriak Aurel. Ia terbangun dari tidurnya, ternyata kejadian itu hanyalah sebuah mimpi.

"Aurel, kamu kenapa?" Tanya Aleta panik, ia yang mendengar teriakan putrinya langsung berlari menuju kamar Aurel.

"Gapapa ma, cuma mimpi buruk".

"Kamu keringetan gini, mimpi apa?" Tanya Aleta panik. Ia mengusap rambut Aurel berusaha menenangkannya.

"Gapapa ma bukan hal besar kok".

"Yasudah kalau kamu ga mau cerita, sekarang kamu siap-siap udah setengah tujuh, nanti kamu telat kesekolah"

"Iya ma"

.

.

.

Notif ponsel Aurel terdengar di meja makan, sebuah pesan masuk dari Darren.

"Gue jemput"

"Ok" balas Aurel. Ia kembali meletakkan ponselnya, dan melanjutkan sarapan bersama Aleta.

Aurel menunggu Darren didepan gerbang, sembari memainkan ponsel. Tak lama motor Darren berhenti tepat didepannya, Darren menyodorkan sebuah helm pada Aurel.

"Udah" ucap Aurel menaiki motor Darren.

Motor Darren melaju meninggalkan perkarangan rumah Aurel. Sepanjang perjalanan keduanya hanya saling diam, tak ada yang berniat memulai obrolan.

"Darren berhenti dulu" pinta Aurel menepuk pundak Darren. Darren menghentikan motornya tepat didepan sebuah halte yang lumayan sepi.

"Kenapa?" Tanya Darren.

"Gue nemuin sesuatu di buku" ucap Aurel setelah turun dari motor Darren.

"Buku apa?"

"Itu buku yang kemarin kosong" ucap Aurel mengingatkan Darren.

"Ohh, buku yang Lo temuin di perpus? Kenapa emangnya?"

"Semalam pas pulang dari kafe, gue liat buku itu lagi, dihalaman pertama buku itu ada deretan angka gitu, gue ga paham, Lo ngerti ngak?"

"Lo bawa bukunya?"

"Ga, ketinggalan dirumah"

"Yaudah pulang sekolah, gue kerumah Lo" Aurel membalas dengan anggukan.

"Sekarang kita sekolah dulu, setelah itu baru kita pikirin lagi" saran Darren dan disetujui Aurel.

.

.

.

Ditengah-tengah pelajaran Aurel teringat akan gadis yang hadir di mimpinya. Siapa dia? Kenapa ia memiliki wajah yang sama persis dengan dirinya. Mengingat gadis itu Aurel teringat ia bertemu dengannya gudang.

"Kayaknya ada sesuatu di gudang" batin Aurel.

"Aurel" panggil Darren, mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah aurel.

"Eh, iya kenapa?" Jawab Aurel kaget.

"Ngapain bengong? Ati-ati ntar kesambet"

"Ga lah, gue cuman lagi mikir aja"

"Mikir apaan?"

"Semalam--" sebelum Aurel melanjutkan ceritanya, ia sadar seisi kelas tengah memasang telinga mendengarkan semua yang keluar dari mulut Aurel.

"Semalam gue bakar jagung" ucap Aurel asal.

"Hah?!" Bingung Darren. Aurel mencubit pinggang Darren memberi isyarat. Tapi sayangnya Darren sangatlah tidak peka.

"Kenapa dicubit si? Sakit" kesal Darren.

"Hey, yang dibelakang kenapa ribut-ribut?" Panggil Bu Lina guru yang mengajar bahasa Indonesia saat ini.

"Ga Bu, ini ada kecoa" balas Aurel cepat. Ia sangat tau, seisi kelas tengah curiga padanya termasuk Bu Lina.

"Lo diem!" Pinta Aurel, berbisik.

Darren yang tak mengerti akan apa yang terjadi, hanya bungkam karna wajah Aurel terlihat serius. Ia tak mau ada masalah hanya karna ia tak mengerti atau sulit paham pada situasi sekitar.

Saat istirahat, semua murid telah keluar dari kelas, hanya menyisakan Aurel dan Darren.

"Darren!!!!!, Tau ga si gue pengen banting Lo tadi" ucap Aurel tertahan karna ia masih ada pada lingkungan sekolah.

"Gue salah apa dah?"

"Lo ga sadar apa? Seisi kelas udah siap pasang telinga dengerin cerita gue"

"Masa si?"

"Iya, makanya kalau gue ngode tu, Lo bisa ga si peka dikit"

"Hehehe maaf, gue kan ga tau"

"Malah nyengir, gue tabok juga nih"

"Iya kan gue udah minta maaf, masih marah aja"

"Udah ah" ucap Aurel melengos pergi.

"Mau kemana?" Tanya Darren mengikuti Aurel.

"Gudang"

"Ngapain?"

"Kalau banyak tanya ga usah ikut" seketika Darren kembali diam dan tak bicara lagi. Entah mengapa ia sangat patuh pada gadis ini, padahal ia adalah tipe orang yang sangat sulit diatur.

Aurel dan Darren tiba didepan pintu gudang, seperti yang ditemui Aurel sebelumnya. Gudang masih digembok, padahal saat didalam mimpi ia melihat gudang ini terbuka, apa itu adalah hal yang akan terjadi padanya di masa mendatang.

"Digembok" ucap Darren.

"Lo bisa buka ga?" Tanya Aurel.

"Gue coba, Lo liatin orang, jangan sampai kita ketauan" pinta Darren.

"Iya" angguk Aurel, ia memperhatikan kondisi sekitar dan memberi kode pada Darren.

"Aman" ucap Aurel pada Darren.

"Lo ada jepit rambut ga?" Tanya Darren.

"Buat apa?"

"Gue pinjem" Aurel membuka jepit rambutnya dan memberikannya pada Darren.

Darren membengkokkan jepit rambut tersebut dan mencoba membuka gembok yang terpasang pada gudang.

"Bisa ga?" Tanya Aurel, masih memperhatikan situasi dan kondisi.

"Sabar"

"Cepetan Darren" desak Aurel.

"Yes! Bisa"

"Kebuka?" Tanya Aurel.

"Iya"

Darren dan Aurel segera memasuki gudang dan melihat keadaan sekitar gudang.

"Aman nih, ayo masuk!" Ajak Aurel.

"Mendingan salah satu nunggu diluar, buat jaga-jaga" saran Darren.

"Ide bagus, Lo tunggu diluar ya, gue liat dulu"

"Iya"

Darren berjaga diluar dan melihat kondisi sekitar, sementara Aurel melihat keadaan gudang yang sangat berdebu dan banyak jaring laba-laba yang menempel.

Aurel melihat sekitar namun tak ada hal yang mencurigakan terlihat, gudang itu terlihat tak pernah dimasuki manusia. Aurel meneliti satu persatu barang-barang yang ada di gudang, tak ada satu pun yang mencurigakan bagi Aurel.

"Ga ada yang aneh" batin Aurel. Ia hendak berbalik, namun ia menginjak sebuah kertas.

"Apa nih?" Pikir Aurel. Ia melihat gambar yang ada pada kertas tersebut. Matanya melotot melihat kertas tersebut adalah sebuah foto, wajah orang tersebut terlihat mirip dengannya.

"Siapa dia?"

Aurel mengambil foto itu dan memasukkannya kedalam saku. Saat ingin berjalan keluar ia menyandung sesuatu.

"Ini?" Aurel mengambil benda yang ia temukan dilantai, itu adalah sebuah pin nama yang digunakan oleh para murid di sekolah ini.

"Aunia Meldana" lirih Aurel.

"Meldana? Itu kan akhiran nama gue? Apa jangan-jangan gue punya saudara?" Pikir Aurel.

"Aurel, buruan! Ada satpam" ucap Darren dari luar.

Mendengar suara Darren, Aurel segera keluar dari gudang.

"Udah, ayo!" Ucap Aurel.

Darren dan Aurel pergi meninggalkan gudang, namun kesalahan fatal telah mereka lakukan, keduanya lupa mengunci gudang. Sehingga hal tersebut berkemungkinan menjadi ancaman bagi ia dan Darren.

"Tunggu!"

"Kenapa?" Tanya Darren.

"Pintunya"

"Astaga, lupa" ucap darren menepuk jidatnya. Darren hendak berbalik menutup pintu, namun tangannya dicekal oleh Aurel.

"Kenapa?" Tanya Darren.

"Satpam" lirih Aurel. Darren melihat kearah pintu gudang dan benar saja, seorang satpam tengah berdiri didepan pintu gudang.

"Ngumpet" ucap Darren. Ia menarik lengan Aurel kebalik dinding, hampir saja satpam itu melihat ia dan Aurel. Keduanya mengintip di balik dinding melihat apa yang dilakukan satpam tersebut.

"Ada penyusup" ucap satpam pada seseorang menggunakan telfon.

Setelahnya satpam itu pergi, Aurel dan Darren dapat bernafas lega.

"Ayo pergi, sebelum ketauan" ucap Darren.

"Iya"

Darren dan Aurel kembali ke kelas, bertepatan dengan bel masuk.

"Gue yakin ada yang ga beres sama sekolah ini" ucap Aurel. Darren yang berpikiran sama menyetujui ucapan Aurel.

"Ga usah bahas disini, mereka datang" ucap Darren, memperingati Aurel karna murid-murid lain mulai berdatangan.

.

.

.

.

Thanks udah baca :)

Terpopuler

Comments

dyz_be

dyz_be

Aku penisirin 😁😁

2022-07-11

0

Maminya Nathania Bortum

Maminya Nathania Bortum

like n lovelah kk

2022-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!