Part 10

Aurel dan Andra yang mendengar perkataan Darren dibuat tercengang.

"Seriusan Lo? Emang si gue gak sekolah disana, tapi dari cerita yang gue denger dari Aurel sekolah itu berbahaya, dan Lo bisa tidur disana? Nyali Lo gede juga ya" ucap Andra, diakhiri dengan kekehan yang selalu membuat Darren panas.

"So, Lo liat kan? Gue fine-fine aja"

"Emang, Lo gak papa, tapi bukan berarti hal itu bisa Lo ulang lagi" balas Aurel, ia tak suka jika Darren terlalu menganggap remeh sesuatu.

"Iya, gue gak bakalan ngulangin lagi"

"Bagus kalau gitu"

"Oh yah rel, Lo tau gak gue ketemu siapa hari ini?"

"Siapa?"

"Tadi waktu gue makan dikantin, ada gadis yang nyamperin gue-" belum selesai Darren berbicara Aurel sudah memotong ucapannya terlebih dahulu.

"Cantik ya?" Andra yang mendengar pertanyaan Aurel dibuat tertawa oleh tingkah polosnya.

"Kenapa Lo ketawa? Emang gue salah ngomong?" Tanya Aurel.

"Gak kok, Lo gak salah" balas Andra, namun tetap diakhiri kekehannya. Bagi Andra, Darren dan Aurel adalah dua orang yang sama-sama suka tapi tak ada yang tau perasaan masing-masing.

"Gue gak liat dia cantik atau enggak" Aurel yang mendengar jawaban Darren, entah kenapa hatinya merasa lega.

"Trus Lo liat apa?"

"Gue gak liat apa-apa, cuman dia ngasih tau gue, kalau gue gak mau celaka gue harus jauhin Lo"

"Maksudnya apaan? Ngomong gitu, cari mati tu orang" Aurel tak bisa menahan emosinya, memangnya siapa gadis itu, kenapa dia berani sekali mengatur-atur Darren harus dekat atau ngejauhin siapa?

"Udah rel sabar dulu, dengerin Darren sampai selesai" nasehat Andra.

"Lo kenal dia? Tanya Aurel.

"Gak, gue baru ketemu dia tadi, tapi anehnya waktu gue mau nanya sama dia, maksud nya apa? Dia malah ngilang gitu aja, kayak ditelan bumi"

"Sialan tu orang! Awas aja kalau ketemu gue"

"Mau Lo apain rel?" Ledek Andra.

"Mau gue jadiin sate" jawab Aurel dengan nada dingin.

"Busyet rel, gak usah segitunya juga, emang si Darren siapa nya elo?" Tanya Andra, memancing.

Mendengar pertanyaan Andra, Aurel terdiam. Andra benar, memangnya dia siapa? Apa haknya marah pada gadis itu, toh dia juga tak punya hubungan apa-apa dengan Darren. Sementara, Darren ia seperti ingin menerkam Andra hidup-hidup.

"Sialan! Kenapa dia selalu ngancurin suasana sih" batin Darren.

Andra yang berniat ingin memancing Aurel agar ia keceplosan menyukai Darren, malah merasa iba saat melihat raut wajah Aurel terlihat sedih.

"Rel jangan gitu mukanya, gue becanda doang kok" Andra bicara lembut pada Aurel, namun dia tetap diam tanpa ekspresi apapun.

"Gue belum kasih tau kalian ya?" Darren teringat akan sesuatu.

"Apa?" Tanya Aurel dan Andra bersamaan.

"Kompak amat"

"Udah buruan cerita!" Pinta Aurel, ia sangat tak suka dibuat penasaran.

Flashback on

Darren terbangun pada ruang kelas yang sunyi dan kosong, tak ada satu pun orang yang ada diruangan itu. Ia melihat arlojinya, jam sudah menunjukkan pukul 17.15.

"Pantesan sepi, udah jam segini" Darren mengambil tasnya dan keluar dari kelas yang sudah mulai gelap dan sunyi itu. Dikoridor sekolah Darren seperti mendengar orang sedang berbicara, ia mencoba memastikan pendengarannya.

"Jam segini apa mungkin masih ada orang?" Batin Darren. Ia mengendap-endap untuk memastikan apakah yang ia dengar itu benar atau tidak. Darren terus mengikuti asal suara itu, hingga ia menemukan dua orang yang sedang berbicara didepan gudang.

"Mereka kan?" Darren melihat orang yang sama yang ia lihat ketika bersama Andra dan Aurel. Satpam sekolah dan orang yang berbaju hitam, yang pernah mereka ikuti tengah berbicara. Darren memasang telinganya, ia tak mau kehilangan satupun informasi.

"Kamu jaga tempat ini baik-baik! Jangan sampai ada yang masuk!"

"Baik" satpam sekolah mengangguki ucapan orang berbaju hitam.

"Kalau sampai ada penyusup, nyawa kamu taruhannya" mendengar ucapan orang itu, satpam sekolah terdengar ketakutan.

"I-iya" setelahnya orang berbaju hitam itu pergi, meninggalkan satpam sekolah yang berdiri tegap didepan pintu gudang. Satpam itu terlihat waspada, ia seperti tengah menjaga harta Karun yang berharga. Tatapan matanya sangat teliti, bahkan Darren hampir saja ketauan, jika ia tidak cepat bersembunyi.

Satu jam Darren berdiri dibalik dinding yang membatasinya dengan gudang sekolah, berusaha mencari cela agar ia bisa memasuki gudang saat satpam itu tengah lengah. Namun, Darren tak mendapatkan kesempatan itu sedikitpun, satpam itu bahkan tak bergerak dari tempatnya sedikit pun.

"Sebenarnya, apa yang ada digudang itu? Kenapa penjagaannya seketat itu?" Batin Darren. Darren yang sudah lelah akhirnya memutuskan untuk mencari kesempatan dilain waktu, ia meninggalkan gudang dan mengambil motornya ditempat parkir.

Flashback off

"Bener kan dugaan gue pasti ada sesuatu disana" ucap Aurel.

"Iya gue juga yakin ada sesuatu disana, gak mungkin kan gudang kosong dijaga seketat itu" balas Darren.

"Kayaknya itu bukan gudang kosong, ada sebuah ruangan didalamnya, tapi mungkin ruangan itu tersembunyi" tambah Andra.

"Maksud Lo semacam ruang rahasia gitu?" Tanya Aurel.

"Iya, kalau emang gak ada ruangan rahasia trus gadis-gadis yang kita lihat itu keluar dari mana? Bukannya Lo udah periksa gudang itu sebelumnya? Tapi gak nemuin apa-apa kan?" Andra berusaha memprediksi semua kejadian yang telah terjadi, dan hal tersebut sangat masuk akal bagi Aurel dan Darren. Bagi mereka perkataan Andra tidaklah salah, karna dalam hal ini semua kemungkinan mungkin aja terjadi.

"Andra bener, tapi gimana cara kita meriksa gudangnya? Kalau gudang itu dijaga oleh satpam" tanya Aurel. Andra dan Darren terdiam sejenak, keduanya tak dapat menemukan jalan keluar dari hal tersebut. Dari cerita Darren, Andra dapat menyimpulkan kalau satpam itu tak akan meninggalkan tempatnya, kecuali ada hal mendesak saja.

"Kita harus cari cara gimana ngalihin perhatian satpam itu" ucap Andra, Aurel berfikir, mencoba mencari jalan keluar yang mungkin bisa ia gunakan.

"Gue tau" sahut Aurel, setelah lama berfikir akhirnya sebuah ide muncul dibenaknya.

"Apa?" Tanya Darren dan Andra bersamaan.

"Obat bius"

"Lo yakin rel? Apa itu gak bahaya" tanya Darren.

"Bahaya gimana?" Aurel tak mengerti dengan kata bahaya yang dimaksud Darren.

"Maksud gue gini, kalau kita pakai obat bius otomatis kita berada pada jarak yang dekat sama satpamnya. Hal itu bisa bahaya buat kita, kalau emang rencananya berhasil gak papa, tapi kalau enggak gimana?" Darren berusaha menjelaskan, namun Aurel sepertinya sulit mencerna ucapan Darren .

"Bisa kok, kita bisa pakai bius jarak jauh" tambah Andra.

"Gimana caranya?" Tanya Darren.

"Lo pernah liat peluru ditiup gak?" Tanya Andra.

"Pernah"

"kita pakai cara kayak gitu aja, cuman pada pelurunya kita kasih obat bius"

"Peluru?" Tanya Aurel, menurutnya menggunakan peluru dapat melukai satpam tersebut.

"Maksudnya bukan peluru buat pistol rel, pelurunya kayak Jarum, jadi aman buat digunain"

"Gue berusaha paham" ucap Aurel. Andra dan Darren tak habis pikir dengan sikap kekanak-kanakan Aurel.

"Jadi kapan kita mulai?" Tanya Andra.

"Besok" semuanya menyetujui ucapan Aurel, Karna lebih cepat selesai itu lebih baik.

Setelah semuanya sepakat, Darren pamit pada aurel. Ia belum pulang sedari pagi, mungkin orang tuanya akan khawatir jika belum melihatnya dirumah.

"Rel gue pamit ya" Darren mengambil tas yang terletak disampingnya.

"Mau pulang sekarang?"

"Iya, orang tua gue pasti khawatir kalau gue gak ada dirumah jam segini" Aurel yang mengerti maksud Darren, ia tak melarang.

"Yaudah, hati-hati"

Darren pergi dari rumah Aurel, sebelum pergi ia melihat Andra dengan tatapan yang tajam. Andra sadar dengan tatapan Darren, tapi ia tetap tak peduli. Setelah kepergian Darren, Aleta memanggil Aurel dan Andra untuk makan malam.

Aurel dan Andra menghampiri Aleta, tapi Aurel tak melihat papanya ada dimeja makan.

"Ma, papa mana?" Tanya Aurel.

"Dikamar, kamu panggil sana! Ajak makan bareng" pinta Aleta.

"Iya ma" Aurel menuju kamar orang tuanya, sebelum masuk ia mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Masuk!" Pinta Gio.

"Pa, ayo makan bareng" ajak Aurel.

"Kamu duluan aja, nanti papa nyusul"

"Papa sibuk ya?" Tanya Aurel.

"Gak, cuma ada beberapa pekerjaan yang harus papa selesain, dikit lagi kok" gio berusaha membujuk Aurel agar ia mau mendengarkannya.

"Yaudah deh pa" Aurel meninggalkan kamar orang tuanya dan kembali ke meja makan.

"Gimana?" Tanya Aleta

"Nanti papa nyusul" jawab Aurel.

"Gapapa, papa pasti sibuk, kita makan duluan aja, nanti kalau papa lapar dia pasti makan" ucap Aleta.

Baru saja Aurel ingin menyendok nasi, gio sudah ada di meja makan.

"Papa, ayo makan" ucap Aurel, ia kembali meletakkan sendoknya.

"Papa mau makan apa? Biar aku ambilin" semangat Aurel, baginya makan bersama gio adalah kejadian langkah. Karna gio sangat jarang berada dirumah, ia selalu berada diluar kota dengan alasan pekerjaan.

"Gak usah, papa bisa sendiri kok" ucap gio lembut, ia tau putrinya ini sangat menyayanginya.

"Kamu lanjut makan aja" Aurel hanya manggut-manggut mendengar papanya.

"Tan, aku ke kamar duluan ya" pamit Andra.

"Udah selesai makannya?" Tanya Aleta.

"Udah kok tan"

"Yasudah" saat Andra ingin pergi, matanya tak sengaja bertatapan dengan gio. Ada pesan tersirat dari mata gio saat ia melihat andra. Andra yang menyadari itu hanya bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

.

.

.

.

Thanks udah baca :)

Terpopuler

Comments

dyz_be

dyz_be

Lanjut Thor...

2022-07-11

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!