Bel istirahat baru saja berbunyi, untuk saat ini Aurel akan menuju perpustakaan karna ia yakin jika ia ke kantin maka ia akan kembali merasa asing dengan orang-orang yang ada disana. Maka lebih baik jika ia memilih tempat yang sepi, agar orang lain tak selalu memandangnya berbahaya.
Di perpustakaan aurel tak menemukan satu orang pun, sepertinya para murid disini sangat jarang menginjakkan kaki ke perpustakaan. Terlihat dari banyaknya debu yang menempel pada buku-buku yang ada di sini. perpustakaan ini terlihat kurang dirawat karena banyak jaring laba-laba pada sudut-sudut ruangan.
Aurel memilah satu persatu buku yang tersusun di rak buku, ia membaca setiap judul yang tertera pada buku tersebut namun tak ada yang menarik baginya. Hingga tangannya menyentuh buku yang sangat aneh, sampul buku dengan warna coklat tua yang telah usang itu membuat Aurel tertarik.
"KISAH KELAM SMA DASASILA"
"Kayaknya buku ini bakalan kasih aku petunjuk" batin Aurel.
"Hey!" Panggil seseorang, Aurel yang tak sadar akan ada orang selain dirinya didalam perpustakaan merasa kaget akan suara yang baru saja memanggilnya.
"Lo ngapain disini?" Tanya Aurel mencoba tenang.
"Gapapa, nyariin Lo"
"Ngapain?"
"Gue kan cuman kenal Lo aja disini"
"Kenapa ga kenalan sama yang lain?"
"Ga ah, gue ngerasa mereka semua aneh"
"Aneh gimana?"
"Masa gue nanya perpustakaan dimana, mereka malah natapin gue dari atas sampai bawah, ngerih ga sih?"
"Emang, mereka aneh" gumam Aurel namun didengar oleh Darren.
"Lo ngerasa juga?"
"Iya, makanya gua mau cari tau tentang SMA ini"
Bel masuk telah berbunyi, Aurel meninggalkan Darren yang tengah mencerna ucapannya.
"Eh tunggu!" Panggil Darren tapi tak di kubris Aurel.
"Maksud Lo apaan?" Tanya Darren mensejajarkan langkah dengan Aurel.
"Diam, nanti mereka dengar" karna ucapan Aurel Darren langsung bungkam.
Sepanjang lorong sekolah keduanya hanya saling diam, tak bisa bicara apa-apa karna mata semua orang tertuju padanya.
Aurel yang tau akan itu hanya diam tanpa memperdulikan mereka, berbeda dengan Darren yang baru saja menginjakkan kakinya di SMA ini, ia menjadi canggung dan aneh ketika semua mata tertuju padanya, apalagi tatapan mereka seperti ingin mengintrogasi.
"Ntar pulang bareng ya? Gue penasaran" bisik Darren, Aurel hanya membalas dengan sedikit anggukan.
Suasana mencekam kembali dirasakan Aurel, tapi kali ini ia tidak sendiri, ada Darren yang juga merasakan hal sama dengan dirinya.
"Kok bel pulang lama banget ya?" Bisik Darren.
"Ga tau, gak kayak biasanya" balas Aurel.
"Lo liat deh" ucap Darren memberikan arahan melalui mata pada Aurel.
Aurel yang peka akan kode dari Darren, mengikuti arah pandangnya. Dan benar saja, guru yang menjelaskan materi tadi berhenti berbicara dan menatap ia dan Darren dengan tatapan yang mengerikan.
"Kenapa dia liatin kita?" Tanya Aurel.
"Ga tau, mungkin mau nyampein sesuatu kali" ucap Darren ngasal, walaupun dalam hatinya juga was-was akan orang-orang yang ada disekolah ini.
Akhirnya suasana mencekam telah berakhir, saat bel pulang berbunyi satu persatu murid yang ada di ruangan kelas pergi.
"Gue tunggu di gerbang" ucap Aurel bergegas pergi.
Darren segera menyusul Aurel ke gerbang dengan sepeda motornya, dan benar saja Aurel tengah bersandar pada sebuah tembok, pikiran gadis itu terlihat menerawang, entah apa yang ia pikirkan? Tak ada yang tau.
"Ayok!" Ajak Darren. Aurel tak banyak bicara ia hanya menuruti ucapan Darren.
"Ayo berangkat" ucap Aurel. Darren melajukan motornya meninggalkan perkarangan sekolah yang mengerikan itu.
Sebuah kafe dengan tema minimalis menjadi tempat perhentian Darren.
"Bahas disini, gapapa kan?" Tanya Darren. Aurel turun dari motor Darren, dan mengamati kafe tersebut, tidak terlalu banyak orang disini, Aurel merasa tempat ini cocok untuk membahas tentang SMA DASASILA.
"Ayok masuk" ucap Aurel berjalan mendahului Darren.
"Mbak pesen jus jeruk satu, Lo mau apa?" Tanya Aurel.
"Gue samain aja lah"
"Jus jeruk dua ya mbak" ucap Aurel pada pelayan, lalu ia memilih tempat duduk disebuah meja disudut ruangan.
"So, Lo mau tau tentang apa?" Tanya Aurel tanpa basa basi.
"Semua yang Lo tau" balas Darren.
"Gua ga tau apa-apa, gua cuman tau orang-orang disana pasti nyembunyiin sesuatu"
"Sesuatu?" Tanya Darren tak mengerti.
"Jadi gue kan baru pindah kemarin, trus gue denger dua orang bisik-bisik gitu pas liat gue duduk di bangku paling pojokan" ucap Aurel mengingat kejadian yang tak mengenakkan di SMA barunya.
"Tunggu-tunggu Lo murid pindahan juga?"tanya Darren tak percaya.
"Iya"
"Gue kira Lo udah lama sekolah disana"
"Gak lah, baru juga kemarin" balas Aurel.
"Permisi ini minumannya" ucap sang pelayan, lalu pamit pergi setelah selesai.
"Oh ya gue nemuin sesuatu" ucap Aurel.
"Apa?"
"Buku" jawab Aurel, setelah mengeluarkannya dari dalam tas.
"Buku apaan nih, usang banget"
"Gue ga tau, tapi gue tertarik sama judulnya siapa tau bisa kasih info buat kita"
"KISAH KELAM SMA DASASILA" ucap Darren membaca judulnya.
"Coba buka deh" pinta Aurel.
Darren membuka halaman pertama pada buku tersebut, Darren dan Aurel tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Seriusan?" Tanya Darren.
"Ga tau, gue belum pernah buka"
"Abal-abal kayaknya nih buku, masa kosong gini sih" ucap Darren.
"Ga mungkin lah, pasti ada sesuatu nih, coba liat" ucap Aurel merampas bukunya, ia membalik lembar demi lembar kertas yang ada pada buku tersebut namun hasilnya tetap nihil, buku yang ia bawa dari perpustakaan itu tidak membuahkan hasil sesuai ekspetasinya.
"Ga ada kan?" Tanya Darren.
"Iya, sia-sia gue bawa dari perpus"
"Yaudahlah, ga usah sedih gitu kita bisa cari info lain kali" ucap Darren menghibur.
"Iya" Aurel menyeruput jus jeruk yang telah di pesannya.
Dering ponsel Aurel terasa di atas meja, Aurel menggeser Ikon hijau dari ponselnya.
"Halo ma" jawab Aurel.
"...."
"Aku lagi diluar ma, sama temen"
"...."
"Bentar lagi aku pulang kok"
"...."
"Iya ma, sebelum magrib aku udah nyampe rumah kok"
"...."
"Bye ma" Aurel memutuskan sambungan telfonnya.
"Nyokap Lo ya?" Tanya Darren.
"Iya" Aurel meletakkan hp nya di atas meja namun tangannya tak sengaja menumpahkan jus yang baru saja ia minum.
"Untung hp gue ga kena" ucap Aurel.
"Tapi bukunya_"
"Yaudahlah gapapa, nanti gue keringin dirumah" balas Aurel. Ia menghapus sisa minuman pada buku tersebut dengan tisu, lalu memasukkannya kedalam tas.
"Udah jam 5 sore nih, ayok pulang" ajak Aurel.
"Iya, gue Anter ya" tawar Darren. Aurel membalas dengan anggukan karna ga mungkin aurel nyari taksi jam segini, jalanan pasti macet, dan lagi ia harus pulang sebelum magrib.
Darren berhenti tepat didepan pagar rumah Aurel.
"Mau mampir?" Tawar Aurel.
"Ga deh, lain kali aja"
"Yaudah"
"Pamit ya" ucap Darren lalu melajukan motornya meninggalkan rumah Aurel.
Setelah motor Darren mulai menjauh, Aurel memasuki rumahnya.
"Aurel, kenapa telat?" Tanya Aleta.
"Maaf ma, aku ada tugas kelompok" dusta aurel.
"Yasudah sana mandi, mama siapin makan dulu, kita makan bareng" pinta Anita.
"Iya ma"
Aurel menuju kamarnya, ia meletakkan tasnya di atas kasur dan mengeluarkan buku yang terkena tumpahan jus tadi. Lalu mengeringkannya menggunakan pengering rambut, setelah dirasa sudah cukup Aurel meletakkan buku tersebut pada kasur. Namun hal aneh kembali muncul, buku tersebut mengeluarkan beberapa angka, pada halaman pertamanya.
"23, 1, 14, 9, 20, 1"
"2, 5, 18, 8, 1, 20, 9"
"9, 2, 12, 9, 19"
"Ini apa?" Batin Aurel tak mengerti.
.
.
.
Aurel duduk di meja makan bersama Aleta, Aleta bukanlah orang yang banyak bicara seperti kebanyakan orang tua lainnya. Dan sifat itu menurun pada Aurel yang tak suka banyak bicara kecuali ada hal penting saja.
"Ma, papa kapan pulang?" Pertanyaan itu kembali di lontarkan Aurel, entah sudah berapa kali ia menanyakan hal itu.
"Mama ga tau, ga ada kabar dari papa" jawab Aleta.
"Emang mama ga nelfon?"
"Ga aktif" hati Aleta kembali resah karena pertanyaan Aurel, kemana suaminya kenapa ia tak juga memberi kabar, sejak kejadian itu, suaminya tak lagi meninggalkan jejak sedikitpun. Khawatir, ia Aleta sangat khawatir pada suaminya, apalagi saat Aleta tau kalau sang suami pergi menantang bahaya yang mereka ciptakan sendiri. Tapi didepan Aurel, Aleta tetap tenang, ia tak ingin rahasia yang ia tutupi selama 17 tahun terbongkar.
Aurel yang tau akan perubahan raut wajah sang mama, memilih diam. Aurel tak ingin menambah kesedihan mamanya karna rasa penasaran.
"Aku kekamar duluan ma" pamit Aurel setelah menghabiskan makanannya.
Dikamar ia kembali melihat beberapa deretan angka yang tak ia mengerti itu. Apa maksud dari angka-angka ini, kenapa banyak sekali teka-teki dalam hidupnya. Apalagi sejak ia pindah ke Jakarta dan menempati sekolah yang penuh misteri itu.
Aurel yang teringat akan papanya, raut wajahnya kembali muram. Kemana papanya? Kenapa ia tak kembali, apa yang terjadi?
Aurel berusaha menelfon papanya, berharap papanya menjawab panggilan darinya.
"Maaf nomor yang anda hubungi sedang berada diluar jangkauan, silakan coba beberapa saat lagi" suara operator yang terdengar menambah kekhawatiran Aurel.
Setengah jam berlalu, Aurel terus menghubungi papanya, tapi hasilnya sama suara operator itu terus terdengar berulang-ulang.
"Papa kemana si?" Batin Aurel.
Aurel teringat akan salah seorang rekan kerja papanya, bersyukur ia menyimpan nomor telfon rekan kerja papanya. Nada tersambung membuat Aurel sangat bersyukur.
"Ayo om angkat dong, pliss" batin Aurel.
"Halo"
"Halo om, ini aku Aurel"
"Oh Aurel, iya kenapa?"
"Om lagi ada kerja bareng papa ga?" Tanya aurel was-was.
"Ga tuh, udah semingguan om ga ketemu papa kamu"
"Seminggu om?"
"Iya, ga biasanya papa kamu ga ngontak om sama sekali, biasanya kalau ga ada kerjaan papa kamu palingan ngajak om ngopi, tapi kali ini ga ada sama sekali, memangnya papa kamu kemana?"
"Aku juga ga tau om, papa ga ngasih kabar apa-apa? Aku sama mama lagi nunggu kabar papa, kami khawatir om" ucap Aurel, kali ini nadanya rendah.
"Udah kamu ga usah sedih gitu, nanti om bantu cari ya" hibur Hendra.
"Iya om, makasih kalau ada kabar tentang papa kasih tau aku ya om"
"Pasti"
.
.
.
.
Thanks udah baca :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
atmaranii
yg psikopatny siapa???wanita brhati iblis???psikopat mksudnya??
2022-08-14
0
dyz_be
👍👍👍👍
2022-07-11
0
Maminya Nathania Bortum
semangat y kk
2022-04-26
0