Hari itu masih pagi, disini Emelin masih memeluk Putra kecilnya Alexander Smith dengan erat.
Dirinya mulai memikirkan semua tindakannya selama ini, dari awal sampai akhir.
Dulu, tujuh tahun yang lalu, saat dirinya masih muda sekitar baru lulus Sekolah Menengahnya, Kakeknya tiba-tiba ingin menjodohkan dirinya dengan seseoran pilihannya.
Tentu saja, saat itu Emelin tidak setuju dengan Perjodohan ini, dirinya ingin hidup bebas, dan memasuki Dunia Hiburan kemudian menjadi seorang artis populer, itu adalah mimpinya sejak kecil.
Namun, Kakeknya melarang Emelin untuk memasuki Dunia Hiburan, kecuali Emelin mau menikah.
Memikirkan itu, Emelin mulai binggung, lalu Ibu Tirinya mulai membujuk Emelin agar dia menuruti permintaan Kakeknya.
Dan pada akhirnya, Emelin bertemu dengan calon Suaminya itu.
Saat itu setelah menyelidiki pasangan yang di Jodohkan dengannya entah bagaimana dari Keluarga yang biasa-biasa saja dan cukup miskin, Emelin menawarkan begitu banyak uang pada Antony Callisto untuk menikah dengan namun hanya dalam Kontrak saja, hanya dalam kertas.
"Aku sejujurnya tidak ingin menikah, dan karena ini Keinginan Kakek, aku tidak memiliki pilihan jadi mari kita segera menikah, namun aku memiliki beberapa persyaratan,"
Saat itu, Emelin mulai mengelus sebuah cek berisi nominal Uang yang cukup banyak.
"Aku tahu, Kakekmu butuh banyak biaya untuk Operasi, Bagaimana jika kamu menikah denganku, namun hanya sebuah Pernikahan Kontrak?"
Saat Emelin bertanya, Pria bernama Antony hanya terdiam, masih sambil berpikir.
"Ayolah? Tawaranku tidak buruk oke? Ini tidak akan merepotkanmu,"
"Sejujurnya aku juga tidak ingin terlalu cepat menikah," jawab Antony dengan nada yang cukup tenang.
"Maka ini menguntungkan untuk kita bukan? Ini Win Win, kita hanya akan menikah dalam nama, dan baik aku atau kamu, tidak akan terlalu mencampuri urusan masing-masing, kita sama-sama bisa hidup bebas, dan aku akan memberi banyak uang, namun aku memiliki syarat khusus,"
"Apa itu?"
"Pernikahan ini tidak boleh diketahui oleh Publik, hanya Keluarga dekat kita saja yang boleh tahu,"
"Itu masuk akal, aku cukup setuju,"
"Dan masih ada syarat lainnya,"
"Ya?"
Emelin memiliki wajah yang memerah dan cukup malu untuk mengatakan syarat kedua ini, namun syarat kedua ini dibutuhkan untuk membuat Pernikahan mereka terlihat nyata didepan Kakeknya.
"Aku ingin kamu memberiku seorang anak,"
Antony yang duduk didepannya menatap dengan kaget perkataan Emelin, lalu dengan heran bertanya,
"Anak? Bukankah ini hanya pernikahan kontrak?"
"Kakekku tidak bodoh, jika kita kita memiliki satu, dia pasti akan selalu berisik dan menutut agar kita segera memilikinya. Aku ingin bisa hidup bebas dan mengejar mimpiku di Dunia Hiburan dengan tenang."
"Seorang anak? Ini terlihat seperti masalah serius kamu tahu? Kamu tidak bisa bermain-main dengan ini."
"Kamu tidak usah khawatir, dimasa depan anak ini akan mewarisi cukup kekayaan milikku, dan dia akan hidup dengan baik,"
"Bukan itu,"
"Pokoknya, kamu hanya harus memberikanku seorang anak mengerti? Lagipula ini bukan hal yang sulit untukmu, kamu hanya harus memberikan sedikit benih mu padaku, dan ini tidak akan mempengaruhi mu pula," Kata Emelin tanpa tahu malu.
Melihat penampilan polos gadis didepannya, namun perkataan yang terlihat sedikit fulegar itu membuat Antony menunjukan senyum samar. Dirinya rasa ini juga bukan ide terlalu buruk, Kakeknya pasti juga nanti akan tenang dan merasa senang jika dirinya segera memiliki anak, dan tidak akan banyak mengeluh lagi soal menikahkan dirinya lagi, Kakeknya juga yang mengatur Perjodohan ini dengan Kakek Emelin, mereka sahabat dekat di masalau atau sesuatu.
"Baik aku akan setuju dengan syarat ini,"
Lalu sekali lagi Emelin mengatakan sesuatu yang membuat Antony terkejut.
"Tapi kamu yang harus merawat anak ini, mungkin aku akan cukup sibuk."
"Aku mengerti."
Dan begitulah dalam sekejap mata tujuh tahun sudah hampir berlalu antara pernikahannya dengan Antony.
Setelah melahirkan seorang putra, Emelin lalu pergi ke Luar Negeri untuk pemilihan, dan memasuki sekolah akting disana, dia mulai mengejar mimpinya.
Dia hanya akan sesekali pulang dan melihat anak itu, dan memberikan banyak hadiah padanya.
Anak yang tidak pernah benar-benar serius Emelin perhatikan ini sekarang sudah sebesar ini.
Emelin berpikir kalau Antony pasti sudah merawat anak ini dengan baik.
Alexander adalah anak yang baik, dirinya tidak pernah dekat dengan anak ini bahkan cenderung mengabaikannya, namun lihatlah, anak inilah sekarang yang malah memperhatikannya dan terlihat sangat mengkhawatirkan dirinya, seorang anak yang bergitu menyayangi Ibunya dengan tulus, tanpa kepalsuan, memikirkan ini membuat Emelin merasa bersalah dengan perlakuannya selama ini.
"Mama tidak apa-apa?"
Emelin mulai menghapus air matanya.
"Mama tidak apa-apa. Mama ingin meminta maaf padamu,"
"Untuk apa, Ma?"
"Karena Mama tidak pernah memperhatikanmu,"
"Alex tahu kalau Mama sibuk itu yang Papa sering katakan pada Alex. Itu tidak masalah sama sekali Alex mengerti, Papa juga sering berkata jika Mama memang menyayagi Alex hanya saja Mama memiliki waktu yang sulit, terutama dulu saat Alex berada diperut Mama, selama sembilan bulan, Mama selalu membawa Alex kemana-mana, itu pasti sangat sulit dan menyakitkan terutama saat melahirkan Alex, itu yang Papa bilang, jadi Alex harus memaklumi kesibukan Mama sekarang. Alex sungguh berterimakasih pada Mama karena telah mau melahirkan Alex, itu cukup untuk Alex menyayagi Mama," kata anak itu dengan cukup panjang, sambil tersenyum.
Anak ini.....
Emelin tidak mengira kalau Putranya ini begitu pintar dan masuk akal.
Kalau dipikir-pikir lagi, sejak Alex lebih kecil dia memang tidak pernah terlalu rewel dan meminta banyak hal padanya, dia selalu menjadi anak yang patuh dan jarang menagis, juga selalu mendengarkan perkataannya dengan baik.
Ketika dirinya bersama Alex, Alex juga tidak pernah merepotkannya selama ini, dia hanya sesekali minta dipeluk dan di gendong, dan anak ini selalu tersenyum, terlihat lebih dewasa dari usia aslinya.
Antony mengatakan hal-hal seperti itu padanya, pasti agar Alex tetap merasa mendapatkan cinta dari Mamanya, padahal dirinya tidak terlalu memikirkan anak ini.
Rasa bersalah tiba-tiba muncul.
Emelin mulai berpikir, apakah hal-hal yang di alaminya merupakan sebuah Karma karena menjadi Ibu yang jahat?
Tidak.... Ini mungkin tidak ada hubungannya, itu pada Dasarnya Claudia dan Ibu Tirinya yang jahat.
Melihat Putranya yang masih sangat menyayanginya ini, membuat hati Emelin luluh, dirinya mulai bertekat untuk menyayagi anak ini, lebih memanjakannya dan lebih dekat dengannya.
"Mama juga sangat menyayangi, Alex. Terimakasih untuk terus berada disamping, Mama."
"Ya, Alex sangat menyayangi, Mama! Alex akan selalu berada disisi Mama apapun yang terjadi, jadi siapa yang berbuat jahat pada Mama? Alex akan membalaskan itu untuk Mama! Mereka begitu jahat pada, Mama, lihat apa yang terjadi dengan wajah Mama..."
"Ya mereka orang-orang jahat. Kamu masih kecil tidak perlu terlalu memikirkannya. Ini masih pagi, apakah kamu sudah sarapan?"
"Belum,"
"Baik, biarkan Mama berganti baju sebentar, lalu menemani Alex sarapan?"
Terlihat sebuah senyuman kegembiraan pada anak itu, yang terlihat sangat jelas diwajah kecilnya.
Melihat anak ini begitu patuh dan lucu membuat Emelin merasa senang, ya dirinya benar-benar akan menyayangi anak ini dengan sepenuh hatinya mulai sekarang.
####
Pagi itu merupakan pagi yang sangat membahagiakan untuk Alex, dia menunggu Mamanya di meja makan dengan patuh. Lalu begitu Mamanya datang, Alex yang memang berusia hampir enam tahun ini, mau bersikap begitu manja karena Mamanya mengijinkannya.
"Baik, Mama akan menyuapimu bagaimana?"
Dan begitulah, Emelin menyuapi Alex untuk Sarapan semangkuk bubur, Alex sebenarnya sudah bisa makan sendiri, namun karena mendapatkan tawaran dari Mamanya yang jarang ditemuinya ini, Alex yang biasanya mandiri ini menjadi begitu manja.
Ketika menyuapi anak ini, ini mengigatkannya pada Suaminya, Antony, dia dari tadi tidak melihat orang itu, dan hanya pembantu dan pengasuh di rumah.
"Papamu... Aku belum melihat dia?"
"Ah? Papa? Papa bilang dia ada urusan pekerjaan di Luar Kota, dia belum pulang satu bulan ini,"
Ini....
Mendengar ini membuat Emelin cukup terkejut, tentu bukankan harusnya Antony merawat dan menjaga Alex? Kenapa dia pergi begitu lama dan tidak pulang?
Ah, tapi dirinya tidak pada tempatnya dimana dirinya bisa komplain, karena dirinya juga sudah lebih dari satu bulan tidak pulang kerumahnya.
"Apakah Papamu juga cukup sibuk selama ini?"
"Kadang-kadang, namun Papa masih sering di Rumah, tidak sesibuk Mama. Alex mengerti kalau Papa dan Mama cukup sibuk, demi Alex juga,"
Sekarang Emelin sedikit mengerti, dari mana sikap anak ini terlihat begitu dewasa padahal dia baru berusia enam tahun.
Dia pasti kesepian karena orang tuanya begitu sibuk.
Ketika sarapan itu sudah selesai, Pengasuh Alex mengatakan sesuatu pada Emelin.
"Nyoya, sebentar lagi Tuan Muda Alex harus pergi kesekolah, jadi dia harus segera berangkat,"
"Ah? Dia sudah bersekolah?"
Alex yang mendengar itu terlihat bersemangat lalu menjawab,
"Tentu saja! Sekarang Alex sudah memasuki Sekolah Dasar! Tidakkah Alex hebat, Mama?"
Tentu saja mendengar itu membuat Emelin terkejut, tunggu berapa umur Alex? Bukankah ini seharusnya belum genap enam tahun?
Melihat tatapan penuh tanya dari Emelin, sang pengasuh menjawab,
"Tuan Muda memang sedikit lebih cerdas dari kebanyakan anak diusianya, jadi dia memulai sekolah lebih awal,"
"Begitu kah? Alex memang begitu pintar," kata Emelin sambil membelai kepala Alex, terlihat Alex begitu senang. Wajahnya mulai memerah karena malu mendengar pujian Mamanya itu.
Ini benar-benar kesalahannya, untuk tidak memperhatikan Alex dan tidak tahu banyak hal soal anak ini.
Mulai sekarang dirinya harus lebih mengenal dan mengerti soal Putranya agar bisa lebih dekat dengannya.
"Alex mau Mama antar ke Sekolah?"
Kali ini mendengar Mamanya mau mengantarkannya ke Sekolah, membuat Alex lebih bersemangat.
"Tentu saja, Alex mau!"
Alex sebenarnya sedikit iri pada teman-temannya yang selalu ke Sekolah diantarkan oleh Mama mereka, jadi sekarang mendapat tawaran seperti ini membuat Alex begitu senang.
Dan begitulah, setelah Emelin bersiap-siap dia langsung naik ke mobil bersama Alex, dan menuju ke Sekolah Alex.
Selama perjalanan ini, Emelin mulai banyak bertanya soal keseharian Alex, dan Alex terlihat sangat senang ketika mengatakannya.
Tidak lama hanya sekitar 20 menit sampai mereka tiba di Sekolah Alexander.
Disana, Emelin ikut turun dengan Alex, mengantarkan Alex ke gerbang.
Disana, terlihat begitu ramai, sepertinya banyak anak lainnya yang juga diantarkan oleh Mama mereka.
Namun disini, orang-orang ini cukup familiar dengan wajah Alexander, karena ini anak yang begitu pintar dan paling muda, mau tidak mau, Ibu-ibu muda ini sedikit Iri pada Alexander, itu terlihat seperti lebih masuk akal dan pintar dari pada anak-anak mereka.
Namun mereka semua tahu, kalau Alex ini, biasanya hanya diantar jemput dengan supir, sesekali Ayahnya akan mengantarkannya, namun tidak sekalipun mereka melihat Ibu dari anak itu.
Mereka berpikir kalau anak itu sudah tidak memiliki Ibu atau Ayahnya sudah bercerai dengan Ibunya atau apapun, jadi melihat seseorang yang turun dari Mobil adalah seorang wanita, dan Alex memanggilnya Mama, mereka akhirnya tahu kalau itu Mama Alexander.
Namun.....
Melihat wajah wanita itu yang terlihat ditutup dengan perban, tiba-tiba orang-orang ini memiliki pandangan baru.
Ah.....
"Apakah itu, Ibu Alex? Jadi dia tidak pernah mengatakan Alex ke Sekolah karena dia memiliki wajah yang buruk?" Kata seorang Ibu-ibu mulai bergosip.
"Iya, lihat wajahnya itu, dia berusaha untuk menutupinya, seberapa mengerikannya wajahnya itu sampai dia tidak pernah menunjukkan wajahnya selama ini?" Kata seorang Ibu muda yang juga berkerumun disana.
"Ah... Padahal Alexander adalah anak yang sangat tampan, aku tidak mengira dia akan memiliki Ibu seperti itu,"
"Itu benar, aku kira orang tua Alexander akan sebaik dia, apakah Ayah Alexander terlihat cukup tampan, namun.... Ibunya...."
"Ya, pasti mereka sudah berpisah, lihat wajah itu, astaga....."
Beberapa tatapan jijik dan penuh hinaan ketika Alex dan Emelin melewati rombongan itu.
Percakapan mereka terlalu keras hingga sampai ke telgia Emelin dan Alexander.
Emelin tentu saja merasa sangat malu....
Kejadian seperti ini terjadi lagi......
Dengan wajahnya yang seperti sekarang sangat memalukan, bahkan sekarang membuat malu Putranya sendiri, seharusnya dirinya tidak perlu mengantarkan Alex ke sekolah, dirinya hanya membuat malu Putranya.
Emelin juga mulai bertanya-tanya, apakah Putranya juga akan sangat malu akan kedatangannya ini?
Namun ternyata, Alex menunjukan respon yang tidak pernah Emelin duga, dia mendekati rombongan Ibu-ibu itu.
"Siapa kalian bermain menghina Mama Alex?? Tidakkah kalian melihat penampilan kalian sendiri? Beraninya kalian menghina Mama Alex!!" Kata anak itu dengan begitu marah.
"Kamu... Kamu anak kecil tidak tahu apa-apa," kata salah satu Ibu-ibu disana.
"Kalian yang tidak mengerti apa-apa!! Kalian hanya suka bergosip dan membicarakan kejelekan orang! Orang-orang dewasa menyebalkan!!"
"Hey, Nak, kami hanya membicarakan fakta, lihat wajah Ibumu...."
"Diam!!!"
Terlihat salah satu Putra dari rombongan Ibu-ibu ini muncul, dia adalah teman sekelas Alex, kebetulan dia sangat membenci Alex karena selalu dibandingkan dengannya, jadi melihat ada kesempatan untuk menghina anak itu, dia tidak melewatkan kesempatan.
"Alex, tapi Mamaku hanya mengatakan kenyataan, tidakkah kamu lihat? Wajah Mamamu begitu mengerikan, lihat itu...."
"Tidak!! Mamaku tidak seperti itu!"
"Awalnya aku kira kamu tidak punya Mama, namun ternyata itu karena Mamamu begitu jelek, jadi kamu sangat Malu, bukan Alex?" Kata anak itu dengan arogannya.
"Mamaku adalah yang paling cantik! Kalian semua tidak mengerti!!" Kata Alex dengan marah.
"Jangan bicara omong kosong! Mama mu terlihat sangat jelek, tidakkan kamu malu akan keberadaan Mamamu makanya kamu tidak pernah menunjukkannya pada kami?"
"Aku tidak pernah malu dengan Mama, Mamaku adalah yang terbaik!!" Alex yang kesal itu lalu mendorong anak didepannya itu, dan itu membuat anak itu jatuh dan menagis, membuat Ibu anak itu jengkel.
"Aku kira kamu anak yang masuk akal, namun kamu begitu buta pada, Mamamu? Jadi apakah ini yang diajarkan Mamamu yang jelek itu? Teryata kamu anak yang kurang ajar, sangat pantas kamu memiliki Mama yang begitu jelek seperti itu,"
Emelin yang tidak tahan itu, lalu masuk dalam percekcokan itu.
"Kalian! Kalian orang dewasa namun berani berkata kasar didepan anak-anak? Jangan berani kalian menghina Putraku!" Kata Emelin penuh emosi, lalu memeluk Alex.
"Itu Putramu yang membuat masalah duluan!"
"Kalian yang orang dewasa namun tidak masuk akal!" Kata Emelin lagi.
"Ternyata selain memiliki wajah yang jelek kamu juga berlagak syok bukan? Tidakkah kamu harus berkaca diri? Lihat wajahmu itu! Kamu benar-benar hanya membuat malu, Putramu!"
Deg
Kata-kata itu benar-benar membuat luka di hati Emelin semakin perih.
Sejak dirinya masuk Rumah Sakit, Sampai bahkan di usir oleh Ayahnya, bahkan di hina-hina didepan seluruh pengunjung Hotel, tidak ada yang lebih menyakitkan dari ini.
Yah, wajahnya memang sudah begitu buruk hingga membuat Putranya malu.
Emelin, seolah ingin menagis memikirkan ini.
"Mama, Mama jangan sedih! Mari kita pulang saja! Alex juga tidak mau bersama dengan orang-orang seperti mereka!!" Alex lalu mengajak Mamanya kembali masuk ke mobil.
Emelin masih diam saja.
"Mama? Apa Mama marah pada Alex?"
Emelin yang mendengar suara putranya itu lalu tersadar dari lamunannya.
"Tidak. Mama tentu saja tidak marah ada Alex, Alex adalah anak paling baik untuk Mama. Tapi Mama hanya membuat Alex malu dengan wajah, Mama...."
Emelin mulai menagis, dirinya merasa begitu cegeng hingga menangis didepan anak kecil.
Alex menatap Mamanya yang duduk disampingnya, mencoba menghilangkan air mata Mamanya dengan saputangannya.
"Mama jangan menagis! Alex tidak akan malu dengan Mama, seperti apapun, Mama. Untuk Alex, Mama adalah yang paling cantik sedunia, bahkan sekarang Mama masih cantik dimata Alex!"
Mendengar pujian yang begitu tulus itu, membuat hati Emelin luluh, lalu sekali lagi, dia memeluk Alex dengan hangat.
Ya, ini semua karena orang-orang itu!!
Mereka merebut segalanya miliknya dan bahkan membuat hancur wajahnya seperti ini, hingga sekarang penampilannya membuat Putranya ini ikut di hina!
Orang-orang itu yang selalu Emelin percayai dan sayangi!!
Emelin tidak akan pernah memaafkannya!!
Dirinya akan kembali merebut semua yang diambil darinya!!
Kembali ke Dunia Hiburan, hingga dirinya bisa menjadi kebanggaan Putranya ini, agar tidak ada lagi orang-orang yang berani merendahkan dirinya dan Putranya ini.
Lihat saja nanti, orang-orang yang menghina dan menghianatinya akan membayar semua ini!
Dirinya akan berubah, dan dirinya pasti akan membalas semua ini.
Dirinya bertekat untuk berubah, menunjukan pada semua orang kalau dirinya bukan Ibu yang jahat, jika dirinya bisa kembali lagi memasuki panggung Dunia Hiburan....
Namun masih ada masalah, yaitu wajahnya...
Setidaknya butuh biaya yang cukup besar untuk Operasi Plastik....
Saat ini dirinya belum memiliki cukup uang....
Bagaimana ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
halimah abdul hayes
Hmmmm netizen memang suka mengambil tahu orang lain
2023-05-31
0
Ra Ja
jadi baper
2022-11-13
1
🦋⃟ℛ★Quen Elsa★ᴬ∙ᴴ࿐
Sungguh ibu yg tangguh😊😊
2022-07-18
0