Sore itu, Emelin kembali memikirkan bagaimana semua hal ini bisa menimpanya.
Berpikir, bagaimana Claudia dan Ibu Tirinya, Cornelia bisa begitu jahat padanya.
Padahal, Emelin selalu menyayangi mereka berdua...
Sejak kapan ini dimulai?
Emelin rasanya masih ingat saat pertama kalinya bertemu dengan mereka berdua, apakah itu sekitar ketika dirinya berumur, 15 tahun?
Saat itu, dirinya hanyalah seorang gadis muda, yang sudah ditinggal Ibunya, beberapa tahun yang lalu.
Melihat Ayahnya, memperkenalkan Kekasihnya, yang akan menjadi seorang Ibu baru untuknya, Emelin sangat bersemangat, dia bahkan begitu senang ketika akan memiliki seorang Kakak.
Hari pertama mereka bertemu, Emelin membelikan mereka berdua hadiah yang dirinya pilih dengan hati-hati.
"I.. Ini untuk Tante Cornelia dan Claudia,"
"Emelin, kamu sungguh anak yang baik," pujian kecil dari Mama barunya hari itu, seolah masih membekas di hati Emelin.
Dia lalu menjadi lebih dekat dengan mereka berdua.
Semua hal dalam hidup Emelin dia mulai bercerita pada mereka berdua, dirinya juga selalu membelikan banyak hadiah untuk mereka.
Hari-hari indah sebagai Keluarga yang bahagia.
Bahkan ketika dirinya akan dijodohkan oleh Kakeknya, dirinya mematuhi perintah 'Mamanya' itu untuk dengan patuh mematuhi Kakeknya walaupun itu semua palsu, ide Pernikahan Kontrak ini berasal dari Mamanya.
Hari ketika dirinya memasuki Dunia Hiburan, Claudia juga mulai tertarik untuk mencoba kesana.
"Claudia tenang saja, aku akan membantu Kakak untuk menjadi seorang Artis Populer, mari aku akan memperkenalkan, Kakak pada salah satu Produsen yang aku kenal,"
"Terimakasih, Emelin. Kamu sangat baik hati,"
"Ya, karena Emelin sangat menyayangi Claudia,"
Seperti seorang gadis kecil penurut, Emelin selalu mematuhi perintah dari Ibu Tiri dan Saudaranya ini, dan melakukan banyak hal untuk mereka berdua.
Emelin selalu cukup puas ketika melihat mereka berdua tersenyum senang, untuk Emelin, mereka adalah Orang-orang yang sangat dirinya sayangi.
Orang-orang paling berharga dalam hidupnya.
Namun sepertinya semua tidak berjalan dengan baik untuk Claudia yang memasuki Dunia Hiburan, Emelin tetap mendukung dan memberikan sponsor untuk Claudia, selalu disisinya dan menyemangatinya.
"*Claudia pasti, bisa. Aku yakin Ka*mu bisa,"
"Terimakasih, Emelin."
Suatu hari, Kakek Emelin yang juga sangat Emelin sayangi meninggal. Emelin diberikan cukup banyak Warisan lebih dari yang Emelin kira, termasuk Perusahaan Smith.
Tentu saja, Emelin tidak bisa apa-apa soal mengendalikan Perusahaan dan hal-hal seperti itu, walaupun dalam surat wasiat, disana ditulis agar Emelin di bantu oleh Suaminya untuk mengurus itu, namun, berkat perkataan Ibu Tirinya, Emelin pada akhirnya menyerahkan kendali Perusahaan pada Ayahnya.
Ya, agar dia menjadi lebih dekat dengan Ayahnya saat itu, dan benar saja, sejak Ayahnya menduduki posisi itu, Emelin sesekali akan mendapatkan perhatian darinya.
Itu adalah puncak kebahagiaan Emelin.
Apalagi, saat itu Emelin berhasil mencapai mimpinya, memasuki Dunia Hiburan, menjadi Artis Populer Papan Atas.
Namun, hari-hari baik sangat cepat berlalu.
Emelin, saat itu cukup kesepian karena Kakeknya meninggal, apalagi Claudia sibuk dengan memasuki Dunia Hiburan, dan lagi Ibunya bersama Ayah nya sibuk mengurusi Perusahaan.
Emelin yang kesepian itu, bertemu dengan salah satu Aktor yang cukup tampan, dia begitu perhatian pada Emelin. Lagipula saat itu, hubungan Emelin dan Suaminya cukup dingin dan mereka hanya menikah dalam kontrak.
Jadi, dengan semua perhatian Daniel, tidak lama sampai Emelin jatuh cinta padanya.
Emelin tidak pernah mengira kalau ini adalah awal dari sebuah Tragedi.
Setelah mendukung Daniel menjadi salah satu Aktor Populer, Emelin memergoki kalau Daniel ternyata berselingkuh dengan Claudia.
Namun itu sudah terlambat, karena Emelin sudah kehilangan segalanya.
Sebelum itu, Claudia dan Ibunya sudah membujuk Emelin untuk tanda tanga surat penyerahan Perusahaan, dan lagi, Daniel sudah mengabil begitu banyak Uang Emelin, dengan kedok Investasi Bodong.
Dan, kemudian malah Claudia menjebak Emelin sampai namanya hancur di Dunia Hiburan, bahkan membuat Ayahnya benci padanya.
Dan yang paling parah, Claudia tega menyiram wajah Emelin dengan air Panas, yang membuat wajah Emelin cukup rusak parah dan menjadi tidak enak dipandang seperti sekarang.
Di khianati oleh orang-orang yang paling Emelin kasihi, membuat Emelin benar-benar hancur.
Dirinya tidak mengira, orang-orang yang selalu dirinya sayangi, dan dirinya anggap Keluarga akan memperlakukannya dan menipunya seperti ini.
Jika hidupnya selama ini hanyalah sebuah sandiwara demi Uang miliknya.
Bahkan laki-laki yang awalnya Emelin cintai, hanya mengincar uang miliknya.
Benar, kata Kakeknya, kalau dirinya masih terlalu naif, dan tidak mengerti soal dunia.
Memikirkannya membuat Emelin semakin sedih, karena Kakeknya yang satu-satunya tulus padanya sudah lama meninggal.
Seolah-olah, Emelin tidak punya lagi tempat untuk kembali.
Disini, tiba-tiba Emelin teringat dengan Suami Kontraknya dan Putranya.
Apakah mereka masih mau menerimanya?
Emelin tidak berani memilikirkannya.
####
Hari-hari sekali lagi berlalu, ketika Emelin masih tinggal di Hotel dengan perasaan gelisah.
Namun memikirkan ini, Emelin masih belum tahu mau kemana, jadi dia masih ingin terus di hotel.
Siapa yang tahu, kalau pagi ini Emelin dipanggil oleh petugas hotel.
"Apa yang terjadi?"
Tanya Emelin binggung sambil menutupi wajahnya dengan masker.
"Anda sudah tinggal disini, cukup lama namun belum membayar biaya sewanya,"
"Bukankah aku sudah membayarnya?" Kata Emelin dengan binggung.
Melihat wanita yang mencurigakan didepannya ini, dengan penampilan yang berantakan, Petugas Hotel itu tentu saja jadi berprasangka buruk.
"Itu sudah habis untuk beberapa hari lalu, dan anda belum membayar lagi untuk beberapa hari ini,"
Emelin dengan cemas, lalu mengeluarkan Kartu Kredit miliknya pada Petugas Hotel di Resepsionis itu.
"Ini... Aku akan memperpanjang untuk tinggal disini,"
Lalu kemudian, petugas hotel itu, mengambil Kartu yang Emelin berikan, namun dia langsung mengembalikannya.
"Kartu ini tidak bisa digunakan,"
Dari sini, Emelin mulai mencoba semua Kertu miliknya, namun tidak satupun yang bisa digunakan, membuat Petugas ini menjadi jengkel.
"Jadi apakah kamu tidak bisa membayarnya? Untuk apa tinggal di hotel ini?"
"A... Aku bisa... Tunggu dulu..."
Disana, Emelin yang cemas memeriksa Tasnya, dan malah Tasnya jatuh, saat mengambil Tas itu, Masker Emelin malah terlepas, disana wajah Emelin yang rusak mulai terlihat, dan membuat Petugas Hotel itu merasa jijik.
"Kamu... Wajah menjijikan seperti ini... Kamu pasti penipu yang hanya ingin tinggal di hotel, dan sok berlagak Kaya, aku tahu. Hey Petugas Keamanan, cepat ambil barang-barang wanita ini di Kamar 305."
"Jangan usir aku,"
Emelin memohon pada Petugas Hotel itu, namun malah dia ditangkap oleh penjaga keamanan.
Melihat wajah wanita yang dipegangnya itu, membuat Petugas Keamanan merasa jijik.
"Maaf, kamu seharusnya sadar diri, lihat wajahmu yang seperti itu!!"
Disana, keributan yang Emelin buat menarik perhatian pengunjung lainnya.
Saat itu masih cukup pagi, namun masih banyak tamu yang lewat disana setelah sarapan atau mau sarapan.
Beberapa mulai menatap Emelin dengan tampang merendahkan, sambil berguma,
"Lihat, tidakkan wajah Wanita itu terlihat mengerikan?"
"Kamu benar, lihat wajahnya benar-benar rusak, apalagi dia sepertinya bermasalah dengan petugas hotel,"
Kata beberapa tamu lewat, dan Emelin mendengar hal itu.
Ada lagi pengunjung yang lain,
"Hey, sepertinya wanita jelek ini Emelin yang itu bukan? Ya ampun, wajahnya sekarang begitu jelek, membuatku tidak memiliki selera makan lagi,"
Laki-laki disamping pengunjung itupun mulai menambahkan komentar,
"Petugas, sebaiknya segera bawa wanita jelek ini keluar, bukankan ini merusak pemandangan?"
Beberapa tamu lain yang melihat Emelin ditanah juga mulai ikut berkomentar,
"Itu, benar, kenapa pagi-pagi sudah ada sesuatu menjijikan yang merusak selera makanku? Apakah sekarang hotel bintang lima ini menurunkan standarnya?"
Petugas yang bertugas menjadi begitu geram.
"Maafkan kami, Tuan dan Nona pengunjung, ini adalah kesalahan kami. Kami akan segera mengusir wanita ini," tahap Petugas itu dengan tampang kesal.
Disini, melihat perlakuan semua orang padanya, membuat hati Emelin sakit.
Semua orang memperlakukan nya dengan buruk karena wajahnya seperti ini.
Tatapan penuh jijik yang semua orang berikan padanya, seolah-olah menjatuhkan harga diri Emelin.
Sejak dirinya kecil, Emelin selalu bangga dengan penampilannya.
Semua orang, selalu memujinya betapa dirinya cantik, sejak masih kecil.
Emelin sudah terlalu terbiasa dengan pujian itu, selalu membuat orang yang melihatnya merasa kagum dengan kecantikan.
Wajah cantik dan lembut, miliknya yang selalu jadi kebanggaannya.
Bahkan dengan wajah cantiknya itu, yang membuat dirinya bisa memasuki Dunia Hiburan dengan cukup lancar.
Namun hari ini, ketika wajahnya rusak, dan dirinya sudah tidak cantik lagi, semua orang mulai menghinanya.
Wajah cantik kebanggaannya telah hilang digantikan wajah yang rusak.
Tatapan memuji semua orang berubah menjadi tatapan penuh rasa jijik dan keengganan.
Memikirkan itu membuat, Emelin semakin hancur.
Dia dilempar oleh Petugas keamanan, beserta koper miliknya di luar gerbang Hotel, membuat Emelin terjatuh di tanah yang becek.
Emelin menjadi linglung, dan mencoba bangun, mencari taksi.
Namun dijalanan, dia selalu ditatap oleh semua orang.
Tatapan penuh rasa enggan, atau menusuk, melihat seorang wanita yang begitu jelek.
Putus asa, itulah yang Emelin rasakan.
Memikirkan ini, Emelin sendiri tidak tahu harus kemana....
Hanya satu tempat yang menjadi tujuannya....
Itu adalah Rumah Suami Kontraknya, Suami yang hanya di atas kertas.
Perasaan Emelin, rumit, namun dirinya tidak memiliki pilihan lain.
Jadi, dengan uang tersisa, dia naik taksi menuju Alamat Rumah Suaminya.
####
Taksi itu berhenti di kompleks perumahan yang sederhana.
Dibandingkan dengan Rumah Ayahnya yang berada di Perumahan Elite, yang juga begitu mewah dan besar, ukuran rumah ini tidak terlalu besar, namun tidak bisa terbilang kecil.
Sekilas terlihat seperti sebuah rumah sederhana namun terlihat nyaman.
Sebenarnya Emelin merasa tidak suka untuk tinggal disini, lagipula Emelin jarang pulang jadi dia tidak lagi terlalu mempermasalahkannya.
Akhirnya, Emelin memutuskan untuk mengambil kunci dari Tasnya.
Kapan terakhir kali dirinya ke Rumah ini?
Apakah ini Bulan lalu?
Sejak Kakeknya meninggal, dirinya sudah pindah ke Rumah Ayahnya, dan ketempat ini jauh lebih jarang.
Namun dari pada tidak sama sekali?
Ketika memasuki rumah itu, ada perasaan yang cukup familiar namun juga terkesan tidak familiar, itu mungkin karena Emelin jarang ketempat ini.
Memasuki rumah, itu terlihat sepi, apakah tidak ada orang disini?
Namun ketika dirinya masuk lebih dalam, dari arah tangga, terlihat seorang anak kecil menuju kearah bawah.
Melihat siluet yang familiar dari Emelin, anak itu segera meninggalkan Pengasuhnya, kemudian berlari begitu semangat untuk turun kebawah.
Anak itu terlihat tergesa-gesa, seolah sedang mengejar sesuatu, seolah takut, kalau dirinya telat 1 detik saja, dia tidak akan bisa bertemu dengan Emelin.
"Mama...." Kata anak itu dengan ceria.
Terlihat sebuah senyuman muncul diwajah kecil itu, menunjukan kilat kebahagiaan karena akhirnya dia bertemu dengan Mamanya yang begitu dirinya rindukan.
Disini, Emelin yang melihat betapa bersemangatnya anak itu, tidak tahu harus berbuat apa.
Anak kecil itu, langsung mencoba memeluk Emelin, dan karena tidak memiliki pilihan, Emelin langsung memeluk anak itu.
"Alexander, kamu baik-baik saja?"
"Hmm, Alex baik-baik saja. Alex sangat merindukan, Mama..."
Anak itu memeluk Emelin begitu erat, pelukan yang hangat yang sudah lama tidak Emelin rasakan.
Disini, Emelin tiba-tiba air mata Emelin muncul.
Merasakan Mamanya menangis, anak itu melepaskan pelukannya, lalu melihat kearah Mamanya.
Dia melihat penampilan Mamanya yang berantakan, dan melihat bekas luka besar di wajah dan lehernya.
Disini, muncul rasa khawatir dan panik dari Alex, yang bahkan melihat Mamanya mulai menagis.
"Mama? Mama kenapa? Kenapa dengan wajah Mama? Apakah ini sakit? Ah, Mama terlihat basah, apakah Mama dingin? Ah... Kita harus memanggil dokter, ini pasti sakit," Kata anak itu.
"Kamu tidak merasa jijik dengan wajah Mama sekarang, Alex?"
"Kenapa harus? Ini hanya beberapa luka, tapi yang pasti ini sangat menyakitikan bukan? Dan kenapa Mama menangis? Siapa yang melakukan ini semua pada Mama? Mama? Mama baik-baik saja?"
Anak itu benar-benar terlihat cemas setelah melihat Mamanya.
"Mama dingin? Kita harus segera Menganti Baju Mama, Alex takut Mama sakit,"
Melihat Putranya yang tidak pernah dirinya perhatikan itu ternyata sangat khawatir padanya, membuat Emelin merasa terharu.
"Alex...."
"Iya, Mama."
"Apakah kamu akan selalu disamping Mama?"
"Ya, apapun yang terjadi, Alex akan selalu disini bersama Mama, karena Alex sangat menyayangi, Mama," kata anak itu dengan tegas.
Sekali lagi, Emelin memeluk anak ini.
Ketika semua orang meninggalkan, semua orang yang dia kasihi, aja orang yang dirinya habiskan waktu dan tenaganya demi membuat mereka bahagia, malah mengkhianatinya dengan kejam, namun anak ini yang jarang dirinya perhatian malah begitu menyayanginya, memikirkan ini Emelin merasa lebih bersalah, dan Air mata tidak bisa berhenti keluar.
####
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
tinta hitam
😭😭😭😭😭😭😭😭
air mataku terkuras habis
2022-11-23
1
🦋⃟ℛ★Quen Elsa★ᴬ∙ᴴ࿐
Ceritny bgus thot semangat 😊😊😊😍😍😘
2022-07-18
1
halimah abdul hayes
Suka dengan Alex…mesti sedih bila baca cerita Alex
2022-07-11
1