Dinda terbangun dari tidurnya saat mendengar adzan berkumandang. Kemudian dia duduk dan melihat hanya ada Fatih yang berada di sampingnya.
"Sudah bangun Din?" tanya Dika yang sudah memakai pakaian Koko dan baru saja mengenakan peci putihnya.
"Abang,,," jawab Dinda terkejut juga malu karena terlambat bangun daripada Dika. Belum lagi pasti penampilan nya sangat berantakan saat ini.
"Abang ke musholah dulu ya. Assalamualaikum" ucap Dika tersenyum kecil lalu meninggalkan Dinda dan Fatih dikamar nya . Seperginya Dika Dinda beranjak dan bercermin, dia melihat penampilan yang ternyata cukup berantakan, terutama rambutnya
"Duh, kucel banget sih aku!! malu bangettt!! tapi untung gak ileran" ucap Dinda yang kemudian berlari keluar dari kamar Dika.
Sementara itu Dika yang berjalan menuju ke musholah sempat senyum-senyum sendiri melihat Dinda yang salah tingkah saat dia terlambat bangun daripada dirinya. Tidak seperti kemarin, Dinda lebih dulu bangun dan saat Dika bangun, Dinda sudah tidak ada di kamar.
Setelah beribadah, Dika tidak lantas langsung pulang karena bapak-bapak di komplek itu mengajaknya untuk rapat sebentar, karena akan diadakan gotong royong di hari Minggu nanti. Sementara Dinda di rumah tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka, dan sedikit berhenti karena Fatih bangun lalu Dinda memandikannya terlebih dulu sebelum kembali melanjutkan masakannya.
Fatih duduk didepan tv sembari menonton film kartun, tak lupa Dinda memberikan sereal di campur susu karena itu sangat disukai oleh Fatih. Kemudian Dinda melanjutkan aktivitas nya membuat sarapan.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumcalam"
Dika masuk kedalam rumah dan melihat Fatih yang tengah menyantap sarapan sambil menonton TV
"Bunda mana?" tanya Dika saat menghampiri Fatih
"Macak" jawab Fatih
"Ohhh,,,," Dika masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian, setelah itu dia kembali keluar dan berjalan ke dapur
"Masak apa Din?" tanya Dika saat melihat Dinda sedang menghadap ke kompor
"Abang, udah pulang. Ini bang, Dinda bikin bubur ayam " jawab Dinda menoleh ke samping melihat Dika
"Oohh,,, Abang bantuin ya,,, "
"Boleh,,,"
"Jadi Abang harus apa ini?"
"Itu ayamnya belum di Suir bang, ini buburnya udah mau jadi" jawab Dinda
"Oke"
Kemudian Dika mengambil ayam yang sudah di goreng Dinda dan menyusuri nya.
"Nanti jam berapa pengumuman nya?" tanya Dika
"Mungkin siang bang. Oh iya Abang ke warung ya hari ini?"
"Enggak, Abang ada kerjaan sedikit. Jadi dirumah dulu. Abang mau coba buka lowongan kerja lagi. Sama nanti mungkin sore Abang baru ke warung. Kenapa?" tanya Dika
"Gak papa bang, nanya aja" jawab Dinda
Dika berdiri bermaksud ingin mencuci tangan setelah menyelesaikan tugas nya, namun disaat itu Dinda berbalik karena ingin mengambil mangkok, dan kini keduanya saling berhadapan dengan jarak yang terbilang cukup rawan. Sepersekian detik keduanya diam dan saling menatap,
"Dinda"
"Abang! bikin kaget aja deh" jawab Dinda salah tingkah dan memilih untuk kabur saja mengambil mangkok, Sementara Dika hanya tersenyum kecil lalu berjalan ke westafel dan mencuci tangannya.
Kemudian Dinda memplating bubur ayamnya didalam mangkok hanya dua porsi lalu Dinda kedepan menghampiri Fatih
"Fatih,,, mau makan bubur ayam gak nak?" tanya Dinda
"Anti aja unda, atih enyang" jawab Fatih
"Ya sudah, bunda sarapan dulu ya sama ayah" ucap Dinda dan diangguki Fatih.
Dinda kembali dan ia pun duduk di samping Dika yang sudah berhadapan dengan semangkok bubur ayam.
"Fatih gak ikut sarapan?" tanya Dika
"Katanya kenyang bang, tadi kan udah makan sereal sama susu. Nanti 1 jam lagi Dinda suapin Fatih deh" ucap Dinda
"Ya sudah kita sarapan dulu" jawab Dika
Keduanya pun nampak menikmati sarapan mereka. Terlihat Dika sangat menyukai masakan dinda, dia begitu lahap dan tak segan untuk menambah bubur ayamnya.
"Bubur ayamnya enak" puji Dika dan Dinda tersenyum
"Gimana kalau kita jualan bubur ayam juga paginya bang?" tanya Dinda
"Boleh,, tapi mungkin kamu bakal repot Din. Abang gak mau itu" ucap Dika
"Ya nanti kita training orang bang"
"Boleh, nanti kita pikirkan konsepnya ya"
"Iya"
Keduanya sudah selesai sarapan, Dinda membereskan meja makan sementara Dika berjalan kedepan untuk melihat putranya. Namun terdengar suara bel berbunyi dan Dika membuka pintu rumahnya
Ceklek
Dimas dan Dika saling berhadapan didepan pintu.
"Dimas?"
"Assalamualaikum bang"
"Wa'alaikumsalam,, ada apa Dim?"tanya Dika
"Dimas mau ketemu Dinda bang. Dia ada kan?" tanya Dimas
"Ada, tapi untuk apa kamu datang kemari lagi? kamu tau seberapa besar luka yang sudah kamu berikan kepadanya?!" ucap Dika
"Iya bang, Dimas tau, Dimas salah. Tapi Dimas mau memperbaiki semua bang. Dimas tau Dinda masih cinta sama Dimas. Dan begitu juga sebaliknya, Dimas tuh juga cinta sama Dinda bang. Hanya saja,,, waktu itu,, Dimas merasa belum terlalu siap untuk menikah, dan Dimas sadar itu keputusan Yang salah ketika Dimas pergi meninggalkan Dinda, harusnya Dimas gak pergi waktu itu. Dan Dimas mau tanya sama Abang, kenapa Abang nikahin Dinda hah?! Abang tau Dinda itu calon istriku, kan masih ada cara lain yang bisa di ambil"
"Cara apa? jelaskan pada Abang?" tanya Dika
"Ya misalnya menunda pernikahan itu bang. Dimas hanya butuh sedikit waktu. Bang, Dimas tau Abang nikahin Dinda bukan karena cinta, Abang cuma mau nyelametin nama baik keluarga kita dan keluarga Dinda kan?! Dimas mohon bang, biarkan Dinda balik sama Dimas bang, Please lepasin Dinda bang. Dimas janji bakal memperbaiki semuanya, Dimas akan bahagiain Dinda, Dimas gak akan nyakitin Dinda" ucap Dimas
Dika termangu memikirkan ucapan adiknya. Sebenarnya semua yang dikatakan Dimas itu benar adanya. Dia memang awalnya tidak mencintai Dinda, dia juga menikahi Dinda karena ingin menyelamatkan nama baik keluarga. Tapi makin kesini, Dika seperti tidak rela melihat Dinda bersama dimas. Apalagi kemarin Dika melihat dan menemani Dinda menangis karena Dimas lagi. Rasanya sangat tidak rela air mata itu jatuh lagi karena adiknya
"Semua terserah Dinda mau bagaimana. Tapi Abang minta jangan kamu temuin dia sekarang. Dia sepertinya belum mau bertemu denganmu" jawab Dika
"Kenapa begitu bang?" tanya Dimas
"Harusnya kamu sudah tau jawabannya dari apa yang sudah terjadi kemarin" jawab Dika
"Ya sudah, aku pulang. Nanti aku akan kembali setelah dia mau menemui ku. Tolong ya bang,, sampaikan pada Dinda, Dimas ingin bicara dengannya" ucap Dimas.
"Nanti Abang sampaikan" ucap Dika
Kemudian Dimas pamit kepada Dika untuk pergi ke kantor. Lalu Dika menutup pintu dan masuk kedalam rumah. Saat sampai di ruang tengah, Dika melihat Dinda yang tengah menemani Fatih bermain.
"Apa Dinda mendengar semuanya?!" batin Dika
.
.
.
.
To be Continue gaesssss 🤗
Tinggalin jejak kalian yah 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
guntur 1609
sdh kau yg salah. malah nyalahi abangmu pula. trs kau pula yg ngatir2 hidup abangmu.
2024-06-28
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
semoga Dinda gak mau balik lagi sama Dimas
2023-12-25
1
Yani
Kayanya Dinda denger percakapan Dika dan Dimas
2023-05-05
0