"Cieeee yang baru di lamar "Seloroh Ninik teman kerjaku, saat aku baru saja sampai di Cafe.
"Alhamdulillah,,," jawabku dengan tersenyum
"Jadi hari ini kamu kesini cuma mau pamit ke kita-kita? sepi Din gak ada kamu" tanya Ninik
"Maaf yah,, aku udah janji sama kak Dimas, aku akan berhenti kerja saat akan nikah. Pernikahan kami sebentar lagi, banyak yang harus di persiapkan"
Semua teman yang bekerja di cafe berkumpul dan aku berpamitan kepada semuanya
"Terimakasih yah semuanya, selama setahun lebih ini sudah mau membantu ku selama aku bekerja disini. Maafkan jika aku ada salah dengan kalian"
"Kamu udah pamitan dengan pak Bara?"tanya Ninik
"Udah semalem. Baiklah,,, aku pulang yaaa, assalamualaikum" kataku melambaikan tangan dan mulai pergi meninggalkan cafe
"Wa'alaikumsalam" jawab teman-teman ku.
Saat aku keluar, motor kak Dimas baru saja sampai di cafe itu. Aku menyapanya dan kami pun akan pergi ke butik untuk memilih gaun pengantin yang akan kami pakai nanti.
"Pegangan ya,, nanti jatuh" ucapnya
Aku menurut dan berpegangan di jaket yang dia pakai saat ini.
"Dipeluk dong Din,,, oleng loh nanti motor nya karena aku gak fokus"
Aku terkekeh lalu memukul punggungnya ringan
"Modus ih!" dan kak Dimas terkekeh
Motor besar kak Dimas terus membelah jalanan hingga kami sampai di butik yang di pilihkan mama kak Dimas. Disana kami memilih dua pasang gaun beserta couplenya yang tentu dengan selera orang kaya. Jelas harus begitu, calon Ayah mertuaku adalah seorang Pak Camat, dan kak Dimas sendiri bekerja di perusahaan, tentu mereka memiliki selera yang tinggi. Setelah selesai kami pun memilih baju untuk konsep prewedding, undangan dan juga WO untuk mengurus keperluan acara nanti.
Sebelum pulang Kak Dimas mengajakku makan malam di sebuah restoran untuk mengisi tenaga kami yang terkuras karena mempersiapkan pernikahan kami nanti.
"Dimas?"
kami menoleh ke samping dan melihat seorang pria memanggil kak Dimas, pria itu bersama wanita cantik dengan pakaian berkelas.
"Endrew! kamu disini juga?!" Dimas berdiri dan memeluk Endrew
"Iya! aku baru mau makan juga disini. Ini siapa?!" tanya Endrew
"Ohh kenalin dia Dinda, calon. Makan bareng aja disini " aku tersenyum saja pada kak Endrew dan berjabatan tangan dengan mba sisi istrinya. Lalu kak Endrew dan istrinya satu meja bersama kami
"En, Gimana kabarmu?! makin makmur aja sekarang"
"Baik,,, kamu?"
"Baik juga lah. Oh iya kata Dio kamu naik jabatan, wihhh mantep"
"Alhamdulillah, dan Alhamdulillah nya lagi Sisi keterima di kementrian keuangan. Kalau Dinda kerja dimana?"
"Ah,,dia ,,, udah gak kerja lagi. kemarin pernah kerja di,, cafe" terdengar jawaban Dimas sedikit berat.
Aku mengatup bibirku saat mendengar perbincangan kak Dimas dan temannya. Sungguh aku merasa terkucil, mereka semua akan bertitle sarjana dan mereka bekerja di perusahaan besar dengan gaji yang besar. Apalah aku yang hanya lulusan SMA dan bekerja di cafe sebagai pelayan. Sungguh disaat itu aku merasa insecure.
Aku sudah tidak berselera makan lagi, namun aku masih memakan makanan yang kami pesan, demi menghargai mereka yang ada di meja itu. Setelah selsai makan, kami pun pamit pulang lebih dulu dan kak Dimas mengantarku sampai di rumah.
"Makasih ya untuk hari ini" kak Dimas melepas helmku dan tersenyum manis
"Sama-sama" jawabku dengan juga tersenyum
"Besok, aku jemput, kita pemotretan pagi jam 8"
"Iya kak, Dinda inget kok"
"Ya sudah aku pulang ya,, assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Motor kak Dimas melaju meninggalkan ku yang masih berdiri di depan teras rumah. Lalu aku masuk kedalam dan ingin segera mandi karena badanku terasa begitu lengket.
.
Dimas telah sampai dirumah,,,
Setelah memarkirkan motor kesayangannya di garasi, berjejer dengan deretan mobil miliknya dan juga keluarga, Dimas berjalan masuk kerumah dengan lenggang saja, terlihat rumah itu sedikit sepi.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam,,, baru pulang kamu dim, darimana saja?" tanya Ibu Dira
"Sesuai jadwal ma, mumpung aku libur jadi aku Dateng kesana sini buat persiapin keperluan acara resepsi nanti"
"Kamu beneran mau nikahin gadis itu?!"
"Ma,,, udah dong! mama jangan tanya itu terus! aku udah yakin sama pilihanku" Dimas mulai kesal dengan mamanya,
"Mama hanya meyakinkan niat kamu saja! mama tuh kenal banget sama kamu dim! meski mama suka sama anak itu tapi mama rasa ini terlalu cepat! "
"Udah mama, Dimas capek! mau ke kamar"
Mama Dimas mematung saja Melihat Dimas yang pergi ke kamar.
"Semoga kamu tidak menyesal sudah memutuskan untuk menikah lebih cepat!" batin ibu Nadira
"Berantem lagi sama Dimas?" tanya pak Dirdja
"Ya, apalagi?!" sungut Bu Nadira
"Sudahlah ma,, anakmu sudah besar, dia mampu memutuskan mana yang terbaik untuk dirinya"
"Papa belain anak terus! apa papa lupa, Dika cerai dengan istrinya karena apa? mereka memutuskan menikah terlalu muda! mama gak pengen itu terjadi sama Dimas! Mama setuju saja Dimas sama Dinda, tapi menurut mama ini terlalu cepat! mereka belum saling kenal!"
"Sikap mama begini bukan karena setelah lamaran kemarin mama lihat kondisi mereka kan?!"
"Gak lah! bukan itu"
"Dimas itu kelakuan nya sangat manja pa! usianya saja baru 23tahun, ini masih terlalu muda untuk menikah! dan juga dia masih kuliah sambil kerja! mama cuma pengen dia fokus dulu selesaiin kuliahnya baru nikah!"
"Kalau anaknya mau gimana? daripada dia berbuat dosa dengan Dinda?! mama bisa apa?"
"Menyebalkan! semuanya menyebalkan!" Ibu Nadira berlalu ke kamar karena kesal.
Sementara itu, Dimas berendam didalam bathub dan menenangkan pikirannya yang jadi kacau karena mamanya.
"Sabar pa,,,,, jaga kesehatan papa" Dika datang menghampiri papanya dengan menggendong seorang anak laki-laki berusia 2,5 tahun yang begitu mirip dengan mamanya dulu
"Iya iya,,, tensi darah papa selalu naik jika berhadapan dengan mama dan adikmu. Sini Fatih sama eyang" Pak Dirdja mengambil Al Fatih dan memangkunya
"Dika,,,, gimana, sudah selesai renovasi?" tanya pak Dirdja
"Sudah pa, mungkin lusa Dika bawa Fatih pindah kesana"
"Aduh,,, jangan,,, Fatih tinggal saja, nanti kalau tensi darah papa naik gak ada hiburan papa. Ngadepin mama dan adik kamu itu bikin kepala papa mau pecah!"
"Tapi pa,,,"
"Kamu kan ngajar di kampus, sibuk juga pasti. Mama juga sekarang-sekarang dirumah terus karena belum ada kegiatan lagi. Biar mamamu punya kesibukan jadi gak ngomel-ngomel terus! kecuali kamu menikah lagi baru boleh bawa Fatih pergi dari rumah ini"
"Paaaa,,,,,"
"Pikirkan, Fatih masih sangat butuh sosok seorang ibu! dia butuh kasih sayang dalam masa seperti sekarang ini. Lupakan wanita itu dan segera cari pengganti!"
"Aku sudah tidak memikirkannya lagi pa, tapi untuk pengganti, tidak semudah itu mendapatkan nya. Dika harus lebih extra karena saat ini bukan hanya Dika tapi juga ada Fatih "
"Papa ngerti, tapi baiknya kamu coba membuka hatimu. Di kampus kan banyak yang cantik, masak gak ada yang nyangkut sih?! percuma dong tampang ganteng mu yang nurun papa itu kalau gak bisa dapetin pengganti wanita itu!" kekeh pak Dirdja
Seiring obrolan mereka, Fatih mengantuk, lalu Dika membawanya ke kamar mereka untuk beristirahat. Dika sedikit trauma dengan pernikahan setelah perpisahan yang terjadi dengan mamanya al-Fatih. Cukup berat Dika bangkit melupakan cinta pertamanya itu, Sierra yang ntah kemana.
.
.
.
Bersambung,,,,,,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kasihan al-Fatih gak bis liat mama nya karna mereka berpisah
2023-12-25
1
Mmh Icha
aaaaaaaaaaa,, akhirnya ketemu juga bang andika kuhhh loveh,,, loveh,, kuuuu,,, ini dulu ada d fb,, jadi baca tiap episodenya d fb,, eh HP kuh rusak jd sedih deh dk liat bang dika lagi,,, nah rumah kemaren2 inget lagi m bang dika trus inget judulny dilamar bujang d kawin m duda,, eheee adaaa alhamdulillah akuh ampe teriak2 girang,,, loveh,, loveh kuhhhh,,,,,
2023-07-28
0
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor 😁
2023-07-04
0