Suara adzan subuh berkumandang, Dika terbangun dan merasakan lengan kanannya terasa kebas. Dika menunduk dan melihat Dinda masih tertidur didalam pelukannya.
Dika terkejut namun raganya gelisah, bukan tanpa alasan karena itu 'bangun' dipagi hari. Takut saat Dinda bangun dan kaget jika merasakan sesuatu yang mengganjal dibawah sana.
"Aku harus segera pergi" batin Dika
Dika bergerak pelan melepas lengannya yang terasa kebas itu dari kelapa Dinda. Namun baru sedikit bergerak, Dinda pun menggeliat dan perlahan membuka mata. Bulu mata lentik nya itu terus bergerak dan perlahan matanya terbuka
Dinda POV
Aku terbangun saat mendengar suara adzan subuh, tidurku terasa begitu nyaman, meski hanya 5 jam tidur namun cukup untukku beristirahat. Sepanjang tidur aku merasa begitu hangat, dan aku merasa saat ini aku tidur di atas tempat tidurku. Namun aku begitu kaget saat mataku terbuka, ternyata ada sosok pria yang saat ini tengah mendekap ku.
"Bang Dika? Benarkah ini ? dia memelukku? aku,,, aku tidur bersamanya?" batin Dinda
"Ah,, maaf,, Abang,,kayaknya gak sadar" ucap Dika perlahan melepaskan tangan dan kakinya.
Keduanya terlihat kikuk dan canggung saat itu.
"Gak,, papa,,bang" Jawab Dinda yang kemudian duduk dan diikuti oleh Dika.
"Abang ke musholah dulu ya" ucap Dika yang langsung berdiri dan berjalan ke kamar untuk bersiap ke musholah, sementara Dinda segera berlari cepat ke kamar dan masuk kedalamnya.
Blam!
Wajah Dinda terasa menghangat, dia masih berdiri di belakang pintu kamar. Ntah kenapa dia merasa ada yang aneh saja dengan perasaan sendiri. Dia mencoba mengingat sebelum dia tidur, perasaan dia masih menonton film, tapi kenapa saat bangun dia sudah berada di dalam dekapan Dika. Dinda mengusap lengan nya yang polos tentu kulit itu bersentuhan langsung dengan kulit suaminya.
"Astagfirullah,,, ada apa denganku?"
Buru-buru Dinda berjalan menuju ke kamar mandi membersihkan diri dan bersiap untuk sholat subuh.
**
"Assalamualaikum" ucap Dika yang baru saja pulang dari masjid
"Wa'alaikumsalam" jawab Dinda yang berada di dapur
Dika masuk kedalam kamar dan berganti pakaian. Setelah itu Dika keluar dan menghampiri Dinda yang berada di dapur
"Ayo bang sarapan, Dinda udah masak mie tumis"
"Maaf ya bang, cuma bisa masak ini karena biar cepet Mateng" ucap Dinda yang baru saja meletakkan air putih diatas meja
"Gak papa, tiap hari makan mie juga gak papa heheh" jawab Dika terkekeh
"Hehe,, jangan bang, nanti keriting" jawab Dinda
Yang biasanya Dika mengambil makanannya sendiri, kini beralih Dinda yang mengambil makanan untuk Dika
"lagi bang?" tanya Dinda saat Dika masih terbengong saja
"Uu,,udah cukup, makasih" ucap Dika
"Sama-sama " jawab Dinda yang kemudian segera menyantap makanannya
Tidak membutuhkan waktu yang lama keduanya sudah selesai sarapan, setelah selesai Dinda bersiap untuk ke kampus mengikuti tes masuk kedokteran.
"Din, ayo Abang anter" ucap Dika yang keluar dari rumah dan mengunci pintu
"Hah? nanti ngerepotin Abang, Abang kan mau ke warung" ucap Dinda
"Gak lah,,, ayo naik" ucap Dika yang sudah berada di atas Vespa gadingnya.
Dinda tidak bisa menolak, dia pun naik keatas Vespa dan setelah itu Dika menjalankan vespa nya menuju ke kampus.
"Abang gak ke warung ya?" tanya Dinda
"Sore nanti" jawab Dika
"Oohh,,, " jawab Dinda
Beberapa menit kemudian mereka pun sudah sampai di kampus, Setelah Dika memarkirkan motornya, diapun mengantarkan Dinda menuju ke ruangan tes. Persis seperti bapak yang tengah mengantarkan anaknya mendaftar sekolah.
"Jangan tegang,, rilex aja biar gak tegang. Nanti malah ilang semua yang sudah di pelajari" ucap Dika
"Hehe,, iya bang" ucap Dinda yang memang terlihat tegang.
Dinda melihat sebentar didalam ruangan itu sudah banyak yang berada didalam, tes belum di mulai namun sudah sangat ramai disana.
"Kamu yang semangat ya,,!" ucap Dika memberikan semangat
"Doain Dinda ya bang" ucap Dinda
"Pasti!! masuk gih, sebentar lagi ujian di mulai" ucap Dika
"Iya,," jawab Dinda yang kemudian masuk kedalam dan mencari tempat duduknya. Sementara Dika yang sudah memastikan Dinda menempati tempat duduknya, dia pun pergi menemui temannya.
Dika dan Edo memilih pergi ke kantin untuk mengobrol bersama sambil menunggu selesai ujian.
"Dinda itu siapa sih?! sampai segitunya ku ke dia?!" tanya Edo sambil menyeruput es cendol
"Dia istri ku!" jawab Dika bisik-bisik
"Ehh buset!! kapan kamu nikah lagi hah?! kok gak kasih tau aku?!" tanya Edo
"Ceritanya panjang! semua serba dadakan pokoknya" jawab Dika
"Ohhh pantes kamu ngebet banget dik!"
"Bukan gitu juga! berapa kali sih aku harus jelasin sama kamu do?! dia itu anak yang memiliki kemauan keras dan aku lihat dia itu cukup pandai. Aku hanya ingin mewujudkan cita-cita nya do, hanya itu" ucap Dika
"Bukan karena kamu udah cinta sama dia?!" tanya Edo
Deg!
Sesaat Dika terdiam, mendengar ucapan Edo membuat Dika jelas tidak ingin rasa itu ada. Dia tidak ingin sakit hati, karena sudah jelas bahwa Dinda itu menyukai adiknya bukan dirinya dan Dika hanyalah suami sementara nya saja selama 3 bulan kedepan.
"Sudah lah jangan bahas itu lagi. Oh iya sore ini aku ada jadwal ngajar di kampus lain sampe malem. Sorry aku gak bisa ikut main futsal"
"Hmm ya sudah nanti aku sampai ke anak-anak"
Cukup lama mereka berbincang, sementara Dinda tengah berjuang sendiri didalam ruang ujian. Dinda memfokuskan dirinya menyelesaikan soal-soal ujian semampu dirinya. Selain mengejar impiannya, Dinda juga tidak ingin membuat Dika Kecewa. Itu saja yang ada di dalam fikirkan Dinda saat itu.
1 jam berlalu, tes ujian pertama selesai dan satu persatu peserta ujian meninggalkan ruangan itu. Dika yang baru saja tiba bersama Edo langsung mencari keberadaan Dinda.
"Abang" ucap Dinda melambaikan tangan kearah Dika.
Dika tersenyum saat Dinda berjalan menghampiri dirinya dan Edo.
"Gimana ujiannya?" tanya Dika kepada Dinda
"Gimana ya??? sudah-sudah gampang" jawab Dinda
"Bisa jawabnya?!" tanya Dika
"Dinda udah berusaha semaksimal yang bisa Dinda lakukan bang" jawab Dinda dengan tersenyum lega
"Oh iya,, Din, kenalin ini pak Edo. Ini teman Abang, dia kerja disini" ucap Dika
"Salam kenal pak Edo" sapa Dinda ramah
"Iya salam kenal" jawab Edo terpaku saja melihat Dinda yang masih sangat muda dan cantik.
"Ya sudah,,, kami pamit dulu ya pak Edo, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol tadi" ucap Dika beralasan, padahal mereka sangat sering bertemu.
"Iya sama-sama, semoga Dinda bisa lulus ujiannya ya" ucap Edo
"Aamiin,,, terima kasih pak doanya" ucap Dinda
"Kami pulang yah, Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam" jawab Edo
Dinda dan Dika pun melangkah bersama meninggalkan Edo yang masih berdiri menatap mereka. Edo hanya tidak menyangka mujur sekali kisah asmara Dika, dulu bersama Sierra, dia cantik , meski harus kandas. Kini sudah menikah lagi dengan gadis yang jauh lebih muda ditambah cantik lagi. Sementara dia, masih saja sendiri belum ada yang menemani sampai detik ini.
"Abang,, kita gak jemput Fatih ya? Dinda kangen" ucap Dinda saat berada di parkiran motor.
"Emm boleh,,, sekarang aja kita jemput Fatih ya, biar sore nanti kamu gak sendirian dirumah"ucap Dika memasangkan helm untuk Dinda dan sontak saja Dinda kaku di tempat.
"I,, iya " jawab Dinda dengan bersemu merah
Deg!
Keduanya terdiam bersama dengan saling menatap
.
.
.
.
To be Continue gaesssss
Gak papa telat up yah,,
Besok Senin, bagi vote nya yahh🤗😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
gak apa" Dika jatuh cinta sama Dinda karn udah halal
2023-12-25
1
Yani
Semoga benih" cinta segera hadir
2023-05-04
0
Sulaiman Efendy
SEMOGA SEBELUM 3 BLN, MRK SDH SALING CINTA, GAK RELA KLO OTHOR BUAT DINDA BALIKAN KE DIMAS, DN GK RELA KLO OTHOR BUAT DINDA MSH MNCINTAI DIMAS. LAKI2 YG GK BRTANGGUNG JAWAB...
2023-04-22
0