Dika POV
Aku hampir lupa, titipan Edo masih tertinggal di meja kerjaku, kemudian aku kembali ke rumah untuk mengambil nya. Untung saja aku belum terlalu jauh tadi. Tapi,,, tunggu,,, aku melihat sebuah motor ninja besar yang bisa aku pastikan itu milik Dimas terparkir didepan rumah.
Deg!
Jantungku terasa berdenyut nyeri saat kulihat Dimas tengah memeluk Dinda dengan begitu erat didepan pintu rumah. Langkah ku terhenti disaat yang sama, hingga beberapa detik, Dimas masih memeluk Dinda. Aku tidak ingin menonton drama romantis itu, dan aku memilih untuk pergi meninggalkan mereka.
Ku tuntun Vespa ku beberapa meter dari rumah untuk menghilangkan jejak ku.
Kenapa rasanya sakit? bukankah memang mereka berdua sepasang kekasih! sementara aku? aku hanya pengantin pria pengganti. Kenapa aku bisa lupa dengan tujuan awal menikahi Dinda?!
Harusnya aku tidak masalah, toh tidak lama lagi kami akan berpisah dan Dinda akan kembali bersama Dimas. Tapi rasa sakit ini,,, kenapa harus hadir,,??
Mungkin aku terlalu terbawa suasana disaat bersama Dinda hingga sakit ini jadi terasa.
Sepanjang perjalanan, Dika terus berfikir dengan fikiran nya sendiri tentang Dinda dan Dimas. Hingga sampailah Dika di kampus dan dia pun menyibukkan dirinya dengan mengajar para mahasiswa nya.
Sementara itu di rumah Dika
"Undaaa,,, unda kenapa angic? unda cedih ya?" tanya Fatih saat menghampiri Dinda yang masih terduduk di ruang tamu
"Gak sayang, bunda cuma kelilipan kayaknya. Ayo kita ke kamar aja, kita main lagi" ucap Dinda yang kemudian mengajak Fatih kembali ke kamar.
Dinda POV
Aku tidak menyangka kak Dimas masih berani datang menghampiri ku. Lebih parahnya lagi dia memeluk ku begitu saja dan saat itu ada Fatih yang melihat nya. Sebenarnya,,, apa sih maunya?! dia sendiri yang memutuskan hubungan ini, tapi dia datang kembali. Aku yang masih mencoba melupakan rasa sakit yang ditorehkannya, belum sembuh, malah sangat jauh dari kata sembuh, kini aku bertemu kembali dan membuat luka hatiku semakin dalam.
Aku kesal, aku benci, aku sakit, aku ingin tidak mengingatnya, meski mustahil karena dia adalah adik bang Dika!
Bang Dika, kenapa aku jadi kepikiran bang Dika?! disaat kak Dimas yang tiba-tiba memelukku, aku jadi takut jika bang Dika sampai tau hal itu. Aku takut dia salah paham... Tapi tunggu,,, ada apa dengan diriku?
Dinda pun mengalihkan pikiran kacaunya dengan terus menemani Fatih bermain, hingga waktu sudah beranjak siang. Kemudian Dinda bersiap-siap begitu juga Fatih, Karena mereka akan pergi berbelanja nanti, tinggal menunggu Dika pulang.
Tinn
Klakson motor Vespa Dika berbunyi, Dinda dan Fatih pun bergegas kedepan untuk menyambut kedatangan Dika.
"Ayahhhhh"
"Fatihh,,,, Assalamualaikum" ucap Dika dengan bersikap seperti biasa.
"Wa'alaikumsalam,,," jawab Dinda
"Wahh udah siap semua nih, mau berangkat sekarang?" tanya Dika
"Istirahat dulu bang, Abang kan baru sampai" jawab Dinda
"Oh gitu,, ya udah istirahat sebentar deh, Setelah itu kita berangkat ya" ucap Dika dan kemudian mereka masuk kedalam rumah.
Dinda masuk ke dapur dan membuatkan minuman dingin untuk Dika. Sementara Dika masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian. Setelah itu Dika keluar dan duduk di ruang tengah bersama Fatih
"Ini Dinda buatkan es teh bang" ucap Dina saat menurunkan gelas diatas meja
"Terimakasih bunda" ucap Dika
"Iya" jawab Dinda
"Yah, tadi ada Om Mac ke lumah kita" ucap Fatih dengan polosnya
Deg!
langkah Dinda terhenti saat akan kekamar mengambil tasnya. Sesaat Dika melihat langkah Dinda yang berhenti
"Benarkah? ngapain om Dimas kesini?" tanya Dika pada Fatih
Dinda sudah dag dig dug, takut jika Fatih mengatakan apa yang dilihatnya tadi saat Dimas memeluk nya didepan pintu
"Tadi, atih di kacih ini, teyuc Om bicala sama unda" jawab Fatih sambil menunjukkan makanan di tangan nya
"Oohh gitu,,,," jawab Dika
Dinda berjalan cepat kekamar dan tak lama Dinda kembali dengan membawa tas kecilnya
"Udah siap?" tanya Dika kepada Dinda
"Udah bang" jawab Dinda seperti menahan sesuatu
"Ya sudah, yukk kita jalan,,, emm tapi naik taksi aja ya,,, tadi Abang udah pesen taksi" ucap Dika yang kemudian menggendong Fatih dan mereka keluar dari rumah. Saat Dika mengunci pintu, taksi yang dipesan pun sudah sampai didepan rumah. Ketiganya lalu segera masuk kedalam taksi dan menuju ke pusat perbelanjaan.
Sepanjang perjalanan ketiganya, Dinda hanya banyak diam, sementara bintang di mobil itu di raih oleh Fatih.
Jalanan cukup longgar, mereka pun sampai di salah satu pusat perbelanjaan. Setelah membayar ongkos taksi, ketiganya turun dan masuk kedalam sana.
"Kita mau kemana dulu bang?" tanya Dinda
"Terserah bunda mau kemana dulu" jawab Dika dengan tersenyum
"Langsung ke supermarket aja ya bang, udah mau sore juga" jawab Dinda
"Boleh"
Ketiganya naik eskalator menuju ke lantai 2, sementara Fatih berada di gendongan Dika, satu tangan Dika yang nganggur pun meraih tangan Dinda dan sontak saja membuat Dinda menoleh kaget.
Sampainya di lantai 2 Dika terus saja menggandeng Dinda hingga mereka sampai di supermarket yang mereka tuju.
"Fatih duduk di troli mau gak?"tanya Dika
"Mauuuuuuu" jawab Fatih
Lalu Dika mendudukkan Fatih di troli belanja dan setelah itu mereka masuk kedalam supermarket
"Kemana dulu Bun?" tanya Dika
"Perlengkapan anak bang" jawab Dinda
"Oke" Dika mendorong troli itu menuju ke perlengkapan anak. Disana Dinda mengambil beberapa keperluan untuk Fatih. sementara Dika dan Fatih hanya mengekor saja di belakang Dinda.
"Udah semua?" tanya Dika
"Udah, Langsung ke bahan makanan aja ya" ucap Dinda
"Oke"
Ketiganya pun berjalan lurus saja sampai ketemu bagian bahan-bahan makanan. Disana Dinda pun masih bertugas untuk memilih bahan-bahan makanan yang mereka butuhkan.
"Unda,,, atuh au ec cim" ucap Fatih
"Kita buat sendiri aja mau? nanti bunda buatin yang enak buat Fatih" ucap Dinda
"Mauuuuu" jawab Fatih dengan cepat dan Dika hanya tersenyum saja.
Semua kebutuhan Sudah masuk kedalam troli, Sebelum ke kasir Dinda mengecek ulang apa saja yang mereka beli
"Masih ada yang kurang?" tanya Dika
"Kayaknya udah semua bang" jawab Dinda
"Ya sudah kita bayar dulu ke kasir ya"
Lalu Dika mengantri di kasir yang tidak terlalu banyak orang.
"Bunda gak sekalian beli keperluan bunda?" tanya Dika
"Gak usah bang, kayaknya masih banyak semua" jawab Dinda
"Gak mau belanja baju? atau sepatu? atau yang lainnya?" tanya Dika lagi
"Dinda bingung, nanti aja deh belinya online" jawab Dinda
"Ohh,, ya sudah kalau gitu" jawab Dika
"Abang gak belanja?" tanya Dinda balik
"Emm,,, kayaknya sama dengan bunda, semua masih ada" jawab Dika dengan tersenyum kearah nya.
Lalu Dika mendorong troli ke kasir dan penjaga kasir mulai menghitungnya.
"Mau makan dulu?" tanya Dika
"Tadi Dinda masak bang, gimana kalau makan dirumah aja?" jawab Dinda
"Ohhh,, gak masalah, makan dirumah lebih enak" jawab Dika
"Yah,,, Atih au Oti itu yah" ucap Fatih menunjuk salah satu otlet roti
"Oke,, kita bayar dulu yang ini ya" jawab Dika.
Kemudian Dika membayar belanjaan mereka dan setelah itu mereka pun membelikan Fatih roti yang diinginkan. Karena tidak ada lagi yang akan di beli, mereka pun memutuskan untuk segera pulang. Tentunya dengan seabrek belanjaan mereka. Pulangnya pun mereka memesan taksi kembali.
**
Sampai nya dirumah,,,,
Fatih yang tertidur di pelukan Dinda pun belum juga bangun. Mungkin karena kelelahan Fatih tertidur di pertengahan jalan sebelum sampai dirumah. Dika turun dari mobil lalu membuka pintu dan kembali menghampiri taksi yang berada didepan rumahnya
"Din, kamu bawa aja fatih ke kamar, barang-barang nya biar Abang yang bawa" ucap Dika
"Iya bang" jawab Dinda yang kemudian membawa Fatih masuk kedalam kamar. sementara Dika di bantu oleh pak supir taksi membawa masuk semua belanjaan mereka kedalam rumah.
"Terimakasih ya pak" ucap Dika kepada supir taksi itu
"Sama-sama" jawab bapak itu yang kemudian pergi meninggalkan tempat itu, sementara Dika segera masuk kedalam rumah.
"Sini bang, Dinda bantu" ucap Dinda membawa sebagian barang-barang mereka ke dapur
"Fatih masih belum bangun?" tanya Dika sambil membantu Dinda menata bahan makanan di dapur
"Kayaknya kecapekan dia bang, pules banget tidurnya" jawab Dinda
"Kayaknya gitu. Apa siang tadi dia belum tidur?" tanya Dika
"Belum, tadi dia ngajakin main terus,,, " jawab Dinda
"Ohh gitu"
Setelah selesai Dika pergi ke ruang tengah kemudian duduk dan menghidupkan kipas angin. Tak lama Dinda keluar dengan membawa air putih
"Ini minumnya bang,,,"
"Makasih,," jawab Dika yang kemudian meminum air putih itu dan Dinda akan pergi
"Dinda,, bisa kita ngobrol dulu?" tanya Dika dan Dinda mengangguk. Kemudian Dinda duduk di sebelah Dika
"Ada apa bang?" tanya Dinda
"Kamu habis nangis ya? mata kamu sembab" ucap Dika saat menatap Dinda
"Kelihatan jelas ya bang?" tanya Dinda
"Iya,, apa semua karena Dimas?" tanya Dika, dan Dinda hanya diam
"Dia menyakitimu lagi?" tanya Dika dan Dinda masih diam.
"Jawab Din" ucap Dika
Sejenak semuanya senyap, namun sepermenit kemudian wajah Dinda berubah sedih dan air mata Dinda kembali menetes. Dinda tidak bisa menahannya untuk tidak keluar, karena hatinya masih begitu sakit jika bertemu dengan Dimas.
Kemudian Dika meraih pundak Dinda dan menariknya agar Dinda dapat bersandar di bahunya.
"Menangis lah, jika itu membuatmu tenang" ucap Dika saat mengusap bahu Dinda.
.
.
.
.
.
To be Continue 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
mending Dika drpd Dimas yg durjana
2023-12-25
1
Rita Mahyuni
pak dika suami idaman loh din...jgn dianggurin...byk yg suka tu dikampus..
2023-06-20
0
Yani
Sama" udah ada rasa
2023-05-05
0