Malam Menjelang,,,,
Dika sudah bersiap ke warung untuk mengecek penjualan hari ini dan persiapan untuk besok. Saat Dika keluar dari kamar, ia melihat Dinda bersama Fatih tengah bermain di ruang tengah sambil menonton film kesukaan Fatih.
"Dinda,,, Abang ke warung ya. Nitip Fatih" ucap Dika yang langsung menguyel-nguyel putranya
"Warung mana bang??" tanya Dinda
"Warung mie ayam Abang. Mau nitip apa?" tanya Dika
"Oohhh,,, gak ada" Jawab Dinda
"Baiklah, Abang pergi dulu. Kunci saja rumahnya, Abang bawa kunci serep. Takutnya Abang pulang kemalaman, karena buat persiapan besok di warung" ucap Dika mulai beranjak
"Iya bang "
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikumsalam " jawab Dinda
Selepas Dika pergi, Dinda mengunci pintu rumah sesuai yang di perintahkan Dika. Lalu Dinda kembali menemani Fatih bermain sebentar, tak lama kemudian Dinda mengajak Fatih untuk segera tidur karena waktu sudah malam. Seperti tadi siang, Dinda membacakan cerita hingga Fatih terpejam.
Setelah memastikan Fatih tidur pulas, Dinda turun dari tempat tidur dan membuka kopernya. Disana Dinda mengeluarkan buku kedokteran yang ia beli sendiri sebelum akan menikah, lalu membaca dan mempelajari buku itu di meja kecil milik Fatih.
Tepat pukul 23.00 WIB, Dika baru saja sampai dirumah, setelah memarkirkan Vespanya, Dika berjalan membuka pintu rumah. Didalam rumah sudah terlihat sepi juga lampu ruang tamu dimatikan oleh Dinda.
Biasanya Dika selalu menemani Fatih tidur, menciumnya, membacakan cerita dan malam ini dia merindukan hal itu setelah beberapa hari lalu Fatih tinggal bersama eyangnya. Ingin membuka kamar Fatih, takut membangunkan Dinda. Tapi Dika mencoba untuk perlahan membuka pintu siapa tau tidak dikunci oleh dinda, benar saja, kamar tidak dikunci dan Dika masuk perlahan ke kamar putranya.
"Ngapain Dinda tidur di meja Fatih?" Ucap Dika lirih saat melihat Dinda yang tengah tidur beralaskan buku.
Dika menggeser buku Dinda, padahal sangat pelan tapi membuat Dinda terbangun dan terkejut.
"Astagfirullah!" ucap Dinda kaget dan menoleh kekanan dan kekiri
"Bang Dika?! Abang sudah pulang?!" tanya Dinda dan membuat Dika kikuk
"Anu,, iya,, maaf mengagetkan mu. Abang cuma mau lihat Fatih tadi, gak sengaja lihat kamu tidur disini. Emm,, niatnya bangunin, tapi udah kebangun duluan,,," jawab Dika dengan senyum tak enak
"Aku ketiduran bang, Fatih juga sudah tidur" ucap Dinda terburu-buru membereskan buku-bukunya
"Kamu belajar apa?!" tanya Dika mengambil satu buku milik Dinda dan membaca judul 'ILMU KESEHATAN ANAK'
"Hmm,,, kamu belajar buku kedokteran?" tanya Dika pelan dan Dinda mengangguk pelan
"Dinda,,, seneng aja bacanya, buat tambah wawasan" jawab Dinda
"Menambah wawasan tanpa guru takut salah arah. Kamu mau kuliah?" tanya Dika dan Dinda melihat Dika yang duduk di sampingnya dengan menatap kearahnya
"Hanya punya keinginan, tapi tidak ada biaya bang. Lagian kedokteran kan mahal, bapak dan ibu pasti gak ngebolehin karena gak ada biaya" jawab Dinda
"Abang tanya, kamu mau kuliah?" tanya Dika lagi
"Gak dulu bang, belum ada biaya" jawab Dinda lesu
"Hemm,,, bulan ini kan ada penerimaan mahasiswa tahun ajaran baru Din, sayang kalau di lewatkan. Kalau kamu beneran mau kuliah kedokteran, kamu bisa ikut tes di kampus tempat temen Abang kerja. Disana juga ada program beasiswanya dengan syarat nilai tesnya diatas yang lain. Mau coba dulu? siapa tau rejeki" ucap Dika
Dinda kaget saja, Dika yang hanya pedagang mie ayam memiliki teman dosen di kedokteran. Namun sesaat Dinda baru ingat jika Dika juga pernah kuliah, mungkin saja teman yang di maksud teman kuliahnya dulu.
"Tapi,,, Dinda gak yakin bisa mencapai itu bang"
"Dicoba dulu,,, belum dicoba, mana tau hasilnya. Nanti Abang bantu kamu semampu abang" ucap Dika
"Gimana?" tanya Dika dan Dinda mengangguk
"Dinda coba ya bang, terima kasih " ucap Dinda
"Ya sudah, ini sudah malam, tidurlah, Abang juga mau istirahat, besok pagi mau ke warung" ucap Dika berdiri dan diikuti Dinda
"Boleh ikut?" tanya Dinda
"Emm,, boleh, tapi jangan Bangkong ya! Abang tinggal nanti" kekeh Dika
"Iya ,,,iya,," jawab Dinda
"Oke, Abang kekamar dulu, selamat malam"
"Malam"
Dika melangkah pergi meninggalkan Dinda yang masih terpaku menatap kepergiannya. Tidak pernah terbayangkan oleh Dinda, dia memiliki kesempatan untuk mengikuti tes masuk kedokteran. Sementara Dika cukup senang bisa membantu Dinda mewujudkan mimpinya.
***
Waktu menjelang pagi,,,
Dinda yang sudah mengubrek dapur menyiapkan sarapan untuk mereka. Masakan sederhana saja yang bisa Dinda siapkan memburu waktu Dika yang akan berangkat ke warung pagi itu.
"Maaf ya,,, cuma bisa masak ini" ucap Dinda kepada Dika dan juga Fatih
"Gak papa, ini juga udah enak" jawab Dika mengambil Nasi, telor ceplok, tahu goreng dan tumisan sawi. Kemudian Dika menikmati makanan yang sudah ada didalam piringnya
"Unda, mam mam" ucap Fatih begitu antusias
"Fatih makan telur, nasi sama kecap mau?" tanya Dinda dan diangguki Fatih
Dinda pun mengambilkan makanan untuk Fatih dan menyuapkan nya dengan telaten. Dika menyelesaikan makannya dengan cepat, mungkin tidak sampai 33x mengunyah langsung di telan saja
"Sini Din, Abang aja yang nyiapin Fatih, kamu gantian makan" ucap Dika meraih piring Fatih dan bergantian menyuapi Fatih , sementara Dinda mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
Setelah semua selesai sarapan, ketiganya pun bersiap untuk ke warung mie ayam milik Dika.
"Gak papa ya naik ini aja? apa mau naik go Car?" tanya Dika
Sesaat Dinda melihat Vespa warna gading milik Dika.
"Naik ini aja gak papa bang" jawab Dinda
"Ya sudah, Fatih sini duduk di depan sama ayah" ucap Dika membuka boncengan yang sudah ada di Vespa Dika. Lalu Dinda duduk di belakang dan Dika menjalankan Vespanya menuju ke warungnya.
Sepanjang perjalanan menuju ke warung, Dinda tidak berani berpegangan pada pinggang Dika, diantara tempat duduk mereka pun dipisahkan oleh tas sedang yang berisi keperluan Fatih.
Beberapa menit kemudian, Mereka pun sudah sampai di sebuah 'warung mie ayam bang Dika' didekat kampus swasta. Lalu Dika mengajak Dinda untuk turun. Tempat itu tidak terlalu besar, namun terlihat bersih dan rapi dibandingkan tempat makan yang tak jauh dari tempat itu.
"Sini Fatih, ikut bunda" ucap Dinda menggendong Fatih dan mereka masuk kedalam warung
"Pagi pak Dika" sapa pegawai Dika yang tengah berberes
"Pagi,,, sudah siap semua?" tanya Dika
"Sudah pak, semua sudah beres, tinggal nunggu pelanggan. Bapak sudah sarapan?"
"Sudah tadi dirumah, yang lain belum sampai? Oh iya,, ini kenalin, Ibu Dinda" ucap Dika
"Belum pada Dateng pak, mungkin sebentar lagi, nama saya Santo Bu,,, pegawainya pak Dika" ucap Santo
"Dinda" jawab Dinda
"Oh iya, kamu kebelakang aja Din, disana ada ruangan untuk istirahat, Abang mau bantuin disini" ucap Dika
"Iya"
Lalu Dinda membawa Fatih keruang belakang. Ternyata benar ada ruangan kosong yang terdapat banyak mainan anak laki-laki. Kemudian Dinda masuk dan mengajak Fatih main di tempat itu, sementara Dika membantu pegawainya untuk berjualan pagi itu.
.
.
.
Novel uni kali ini bukan CEO-CEO an yahh,, cinta orang biasa yang dikemas dengan alur santai aja. Semoga kalian terhibur dan betah ngikutin cerita ini dari awal sampai ending nanti🤗
Like dan komen kalian sangat berarti buat uni, meski kadang gak kebales, tapi ini baca semua komen kalian. Maklum yahh,,, ada dua bocil yang rusuh kalau emaknya pegang hp terus heheheeh,,,,,
Love you readers semua😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
bagus kl bukan CEO" karna bosen juga pemain utama itu CEO dan sultan
2023-12-25
2
Prasasti
baru mau nanya...eh udh dijelasin. kirain typo 😅
2023-09-10
0
Biduri Aura
ceritanya bagus banget,, alami kehidupan sehari-hari dgn penuh perjuangan 🥰🥰🥰😘😘😘yg sabar ya Din,, mas Dika perlu dukungan
2023-07-11
0