Waktu menjelang pagi,,,
Pintu gerbang kediaman Dirdja terbuka sedikit lebar dan sebuah motor ninja memasuki pekarangan rumah lalu tak lama berhenti di garasi. Dimas baru saja kembali kerumah subuh itu dan ia pun segera masuk ke dalam.
Ceklek
Dimas masuk menggunakan kunci serep yang ia bawa sebelumnya
"Darimana saja kamu hah?!" suara bass menghentikan langkah Dimas yang belum panjang melewati ruang tamu. Dan bisa di pastikan Dimas sangat tau itu suara siapa
"Papa?!" ucap Dimas saat menoleh kesamping
"Darimana?!" Sarkas Papa yang kemudian menghampiri Dimas
"Dimas,,, menginap di rumah Toni pa"
Plaaakkkkk
"Bisanya buat malu keluarga!!" sarkas papa
"Dimas!!" Teriak mama yang kemudian mendekat kearah Dimas dan papa
"Aku minta maaf pa, ma, aku salah. aku terlalu gegabah tanpa berfikir panjang. Aku hanya memikirkan egoku, tapi aku sadar pa aku salah. Aku akan meminta maaf kepada keluarga Dinda, dan aku akan memperbaiki hubungan kami. Selama beberapa hari ini, aku berfikir,, aku sangat kehilangan Dinda" ucap Dimas
"Untuk apa lagi kau cari Dinda?! bukankah kau sendiri yang bilang tidak ingin menikah dengannya?!" sarkas mama
"Aku nyesel ma, aku ngerasa sangat kehilangan Dinda!" ucap Dimas
"Sudah terlambat!" sarkas mama
"Apa maksud mama??" tanya Dimas
"Dinda sudah menikah dengan kakakmu!" ucap Mama
"Apa?!" Dimas begitu kaget saat itu
"Bagaimana bisa ma?! Dinda itu gak cinta sama bang Dika! Dinda cuma cinta sama aku!! bagaimana mereka bisa menikah?!" sarkas Dimas
"Harusnya kamu mikir! jika bukan karena kakakmu menikahi Dinda, mau ditaruh dimana muka kami hah?! semua itu karena kamu dim!! harusnya kamu mikir sebelum bertindak!" papa meledak-ledak
"Aduhhh,,, darah tinggi papa kambuh ma,, aduh, aduh,," ucap papa limbung dan dibantu mama Nadira duduk di sofa
"Dinda itu cuma cinta sama aku! aku akan bicara dengan Dinda!" ucap Dimas yang kemudian berlari ke kamar untuk membersihkan dirinya sementara pak Dirdja merasa lemas dan ditemani ibu Nadira.
"Kamu bilang sama anakmu itu! jangan buat kekacauan lagi!" ucap pak Dirdja dengan memijit keningnya yang pusing
Di tempat lain,,,,,
Dinda, Dika dan Fatih tengah menikmati sarapan mereka. Pagi ini, Dika harus mengajar di fakultas kedokteran hingga siang nanti.
"Bang, Abang ke warung ya hari ini?" tanya Dinda
"Iya nanti, ada apa Din?" tanya Dika
"Pulangnya jam berapa?" tanya Dinda
"Tumben tanya kapan Abang pulang,,, ada apa nih?? takut rindu ya?" tanya Dika dengan tersenyum
" Apaan sih bang! Itu bang, keperluan Fatih udah mau habis, sama bahan makanan kita juga hampir habis" jawab Dinda
"Ohh,, ya sudah nanti jam 2 Abang pulang. Kita belanja keperluan rumah tangga setelahnya ya" ucap Dika dan diangguki oleh Dinda.
Sarapan selesai, Dika pun bersiap untuk berangkat, sementara Dinda yang sudah menyiapkan bekal pun segera menyusul Dika yang berjalan keluar rumah bersama Fatih
"Ayah berangkat ya,, jangan nakal, apalagi bikin bunda marah. Fatih kan anak Soleh dan pintar" ucap Dika pada putranya
"Ciap yah! anti Cole kita alan ya yah?" ucap Fatih
"Iyah,,,"
"Omes yah?"
"Iya Omes" jawab Dika dan sekilas Dinda terkekeh
"Kamu kenapa ketawa gitu?" sungut Dika kepada Dinda yang seketika menghentikan tawa kecilnya
"Gak papa bang,, Lucu aja, Abang dibilang Omes sama anak sendiri. Oh iya ini Dinda bawain bekel. Nanti Abang kan pulangnya setelah jam makan siang" ucap Dinda
"Makasih yahh,,,,,Perhatian banget sih? meleleh nih hati Abang " ucap Dika dengan sedikit menggoda Dinda saat mengambil bekal yang disiapkan untuknya.
"Udah sana berangkat bang! jangan becanda muluk" ucap Dinda menahan malu
"Ngusir? ini kan rumah Abang" ucap Dika dan Fatih terkekeh melihat papanya mulai genit
"Ayah, enit!" ejek Fatih dan Dika tertawa
"Hahaha,,, kamu ini bisa aja bilang ayah genit!" ucap Dika mengacak-acak rambut Fatih sesekali melirik kearah dinda
"CK! bener kata Fatih, Abang genit!" ledek Dinda
"Hehe,,, bukan genit, cuma lagi usaha" jawab Dika
"Usaha?! usaha apa bang?" tanya Dinda bingung
"Usaha deketin bundanya Fatin. Assalamualaikum " jawab Dika buru-buru pergi dan Dinda lagi-lagi dibuat bengong dengan jawaban Dika
"Wa'alaikumsalam " jawab Dinda
"Da,,da,,,, yahh,,,," ucap Fatih melambaikan tangannya kepada Dika. Dika pun semakin menjauh pergi meninggalkan Fatih bersama Dinda dengan senyuman penuh arti.
"Apa sih maksud bang Dika?!" batin Dinda.
Kemudian Dinda mengajak Fatih masuk kedalam rumah setelah Dika tidak terlihat lagi.
Beberapa menit kemudian, bel rumah berbunyi, Dinda yang berada di kamar bersama Fatih pun beranjak dan akan melihat siapa tamu yang datang.
Ceklekk
Begitu terkejut nya Dinda saat melihat Dimas yang berdiri tegak didepan pintu dan menatap Dinda dengan lekad.
"Kak Dimas?!" batin Dinda masih dalam keterkejutannya
Buukkkkkk
Dimas langsung memeluk Dinda dengan begitu erat, sementara Dinda terdiam terpaku dengan begitu kagetnya. Begitu sadar, Dinda mendorong Dimas untuk melepaskan nya namun, Dimas tidak mau melepaskan Dinda.
"Lepaskan Aku!!" Ucap Dinda berontak
"Maafin aku Din!" Ucap Dimas
"Lepaskan!!" Sarkas Dinda
"Gak! sebelum kamu memaafkan aku, aku gak akan mau melepaskan pelukanku?" ucap Dimas
"Lepasss!!!" Ucap Dinda mendorong sekuat tenaganya
"Unda,,,," ucap Fatih menghampiri dinda dan Dika. Karena Dinda tak kunjung kembali kekamar, Fatih pun mencari keberadaan bundanya. Sontak saja Dimas melepaskan pelukannya pada Dinda saat keponakannya melihat mereka.
"Om Mac?" ucap Fatih melihat Dimas
"Hallo Fatih,,, sini,, sama Om" ucap Dimas kepada Fatih
Fatih menghampiri Dimas dan ia pun digendong oleh Dimas lalu dibawanya masuk kedalam rumah tanpa permisi kepada Dinda. Sementara Dinda hanya bisa diam melihat Dimas masuk membawa Fatih
"Fatih lagi apa? eyang katanya kangen sama Fatih" ucap Dimas
"Main cama unda. Atih uga angen cama eyang" jawab Fatih
"Nanti Om mas bilang sama Eyang kalau Fatih kangen ya, biar eyang main kesini. Oh iya, Om punya coklat buat Fatih" ucap Dimas mengeluarkan coklat dari dalam tasnya dan memberikan nya kepada Fatih
"Acih om"
"Iya,,, Fatih makan di kamar dulu boleh? om ada perlu sedikit sama ,Tan,,, eh Bunda" ucap Dimas dan diangguki oleh Fatih
Setelah itu Fatih berlari ke kamar dengan membawa coklat yang diberikan oleh Dimas. Dinda masih tegak dan tidak bergeser sedikitpun dari tempatnya. Lalu Dimas berdiri dan akan mengajak Dinda untuk bicara
"Ayo kita duduk, kita perlu bicara" ucap Dimas pelan
"Gak! tidak ada lagi yang perlu di bicarakan! sekarang lebih baik kamu pulang!" jawab Dinda dengan ketus
"Kamu kenapa jadi kasar gitu ngomongnya Din?" tanya Dimas
"Pulang !" ucap Dinda meninggi
"Aku gak mau pulang sebelum kita bicara!" ucap Dimas
"Sudah aku katakan, tidak ada lagi yang perlu di bicarakan! sekarang, tolong pulanglah! suamiku tidak ada dirumah, aku tidak ingin ada fitnah diantara kita!" ucap Dinda dengan nada penuh penekanan.
Terlihat Dinda sudah akan menangis, membendung air mata yang membuat wajah dan mata Dinda memanas terlihat merah. Namun Dimas tidak ingin menyerah begitu saja. Dimas yakin, jika Dinda masih mencintainya dan mereka bisa merajut kembali hubungan mereka yang sempat retak.
"Baik,, aku pergi sekarang. Tapi nanti aku benar-benar ingin menjelaskan semuanya padamu" ucap Dimas sendu
Dimas memilih pergi saat ini dan membiarkan Dinda menenangkan diri nya sejenak. Tentunya Dimas juga tidak ingin membuat keributan dirumah itu. Mungkin saat ini bukan waktu yang tepat untuk Dimas datang menemui Dinda dan menjelaskan semuanya.
Sementara Dinda segera menutup pintu dan menguncinya begitu Dimas keluar dari rumah itu. Dia menangis kembali ketika luka hati kembali tenganga.
.
.
.
.
.
To be Continue 🤗
Tinggalin jejak kalian yahhhh🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kl Dinda mau balik lagi sama Dimas kacida dah bikin sakit hati dan malu keluarga msh aja berharap
2023-12-25
1
Yani
Enak bener kamu Fimas setelah pergi begitu saja bikin malu keluarga tiba" datang mintamaap ingin kembali lagi ga punya malu
2023-05-05
0
Sulaiman Efendy
SEMOGA DINDA GK TRGODA DIMAS LAGI ,, ENAK BENAR DATANG MAU JDI PEBINOR ABANGNYA SENDIRI..
2023-04-22
0