Dika menghampiri Dinda dan Fatih yang tengah bermain di karpet rasfur, Dika duduk di dekat Fatih dan sekilas Dinda melihat kearahnya
"Lagi main apa?" tanya Dika
"Paccel yah" jawab Fatih tanpa menoleh kearah ayahnya dan masih fokus menyusun puzzle mobil miliknya
"Fatih udah pinter bisa nyusun puzzel, bunda ya yang ngajari?" tanya Dika
"Iya" jawab Fatih sementara Dinda masih diam. Dika sudah menduga pasti Dinda mendengarkan pembicaraan nya bersama Dimas tadi.
Dinda POV
Aku baru saja keluar dari dapur dan akan menghampiri Fatih juga bang Dika di depan. Tapi langka ku terhenti saat berada didekat ruang tamu,telingaku gak salah, aku mendengar suara kak Dimas dirumah ini. Ya benar,, itu suara kak Dimas sedang bercakap dengan bang Dika. Aku mendengar setiap pembicaraan mereka. Aku ingin marah, apa kak Dimas pikir aku adalah barang yang bisa di ambil ketika di butuhkan, dan dibuang saat sudah tidak terpakai?! hatiku semakin berdenyut sakit mendengar ucapannya. Meski tidak bisa aku pungkiri, masih ada cinta untuknya, aku tidak akan semudah itu melupakannya dalam waktu yang singkat meski dia sudah menyakitiku. Setelah ku dengar jawaban bang Dika, aku memilih untuk duduk di ruang tengah bersama Fatih.
"Ayah kerja sebentar ya"
"Iya yah"
"Abang nitip Fatih sebentar ya Din" ucap Dika canggung saat berbicara dengan Dinda. Ingin sekali Dika langsung mengatakan semuanya tentang Dimas, tapi disana masih ada Fatih yang tidak harus mendengarkan semuanya, jadi Dika memilih untuk bekerja saja dulu.
"Iya bang" jawab Dinda melihat Dika sekilas
Waktu menjelang siang,,,,
Dika yang baru saja kembali dari musholah langsung masuk kedalam rumah. Dilihatnya Dinda yang tengah menata makanan diatas meja makan, namun Dika tidak melihat Fatih.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam,, sudah pulang bang, ayo makan siang" ucap Dinda dengan bersikap biasanya
"Ah iya,, Abang juga laper. Fatih dimana!" tanya Dika yang kemudian duduk dan Dinda mengambilkan makanan untuk Dika
"Fatih tidur bang di kamar" jawab Dinda
"Emm,, kamu sudah cek hasil pengumuman tes kemarin?" tanya Dika
"Udah bang, tapi belum keluar, mungkin sore nanti" jawab Dinda
"Iya kayaknya..." sahut Dinda
Dika menyegerakan makannya dan setelah itu dia pun mencuci piringnya sendiri. Tak lama Dinda pun selesai makan dan ia pun membereskan meja makan setelahnya
"Din, kita ngobrol sebentar boleh?" tanya Dika
"Boleh bang, dimana?" tanya Dinda
"Didepan ya, apa mau di kamar?" tanya Dika dengan terkekeh lalu pergi
"Abangggg,,,,,!" ucap Dinda kesal-kesal sebal lalu membuntuti Dika yang mengajaknya ke ruang tengah ternyata.
Lalu keduanya duduk lesehan saja dan tak lupa Dika menghidupkan kipas angin karena sedikit panas setelah makan siang mereka tadi.
"Mau ngobrol apa bang?" tanya Dinda
"Begini,,, Abang,, gak bermaksud mencampuri urusan pribadi Dinda dan juga adik Abang. Abang juga tidak memihak pada siapapun disini. Meski Abang tau posisi Abang berdiri ditengah-tengah antara istri Abang dan juga adik Abang. Tidak perlu dijelaskan panjang lebar lagi, karena Abang yakin Dinda juga sudah tau maksud Abang. Dimas berpesan kepada Abang, dia ingin bicara denganmu. Dia ingin menjelaskan semuanya kepadamu. Tidak ada yang bisa Abang lakukan disini kecuali menyerahkan semuanya keputusan nya padamu. Jika kamu mau berbicara dengannya, Abang akan sampaikan, dan bila juga kamu tidak ingin bicara, Abang akan tetap sampaikan. Abang hanya ingin menyampaikan, jika ada masalah, selesaikan dengan baik-baik. Itu saja" ucap Dika dengan pelan
Dinda diam dan berfikir sejenak, sementara Dika masih sabar menunggu jawabannya
"Dinda,,, Dinda belum siap untuk bertemu lagi dengannya bang. Maaf" jawab Dinda
"Baiklah, nanti Abang sampaikan kepada Dimas" jawab Dika.
Sebenarnya Dika merasa senang karena Dinda tidak mau bertemu adiknya. Dika juga tidak mau bertanya mengapa, karena jelas pasti sakit hatinya belum sembuh. Jika Dinda mau bertemu, tentu Dika akan tetap memasang dada tegap, andai saja nanti Dinda akan pergi dan memilih bersama adiknya.
Ponsel Dika bergetar, kemudian Dika melihat ternyata Edo yang menelfon nya
"Sebentar ya , pak Edo menelfon" ucap Dika kepada Dinda dan Dinda mengangguk
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam, sudah lihat pengumuman hasil tes kemarin belum? sudah keluar Dik! kamu pasti kaget banget lihatnya" ucap Edo
"Kami cek dulu !!" ucap Dika tak sabaran yang langsung mematikan sambungan telfonnya, bahkan Dika lupa mengucapkan salam
"Ada apa bang?" tanya Dinda melihat wajah Dika berubah cemas
"Hasil tes kemarin udah muncul, berapa nomer tes mu kemarin Din?!" tanya Dika yang tengah membuka website kampus.
Dinda menyebutkan angka dan Dika mengetik di ponselnya.
"Gimana bang hasilnya?" tanya Dinda juga tak sabar
...SELAMAT ANDA LULUS...
"Lulus Din!" teriak Dika dengan antusias
"Beneran bang?!" tanya Dinda melihat di ponsel Dinda dan membaca sendiri hasil pengumuman itu
"Aaaaaaaaa!!!!!!!! Alhamdulillah banggggggggg" teriak Dinda merasa bahagia, dia pun bersorak gembira dengan rasa tidak percaya jika dirinya bisa lulus ujian itu, dan sangking bahagianya kini Dinda dan Dika berpelukan erat melampiaskan kebahagiaan mereka berdua, ntah siapa yang memulainya. Bahkan Dika tanpa sadar mengecup kepala Dinda beberapa kali dan mereka hanyut dalam kebahagiaan itu
Deg!
Setelah beberapa saat keduanya berpelukan, kini keduanya tersadar. Diam sesaat, lalu Dinda menarik tangannya yang tadi sempat memeluk Dika dengan sangat erat karena euforia kelulusan tes itu.
"Maaf bang,, Dinda,,, gak sadar" ucap Dinda jadi malu sendiri
Dinda cukup kaget saat Dika tidak melepaskan pelukannya seperti dirinya. Dinda mendongak ke atas dan netra keduanya bertemu. Keduanya saling menyelami kedalam sorot mata keduanya hingga beberapa saat kemudian Satu kecupan sayang mendarat mulus saja di kening Dinda, dan tentu saja Dinda sangat kaget karena Dika melakukan itu.
"Selamat ya,, atas kelulusan mu, ini sebagai awal dari perjuangan untuk meraih cita-cita mu" ucap Dika begitu lembut
Seolah terhipnotis, Dinda tak sedikitpun melepas tatapannya pada Dika. Dinda tersenyum dan mengangguk pelan saat Dika mengucapkan selamat untuknya.
"Terimakasih bang" jawab Dinda dan Dika sama-sama tersenyum
Wajah keduanya sama-sama memerah, lalu Dika melepas pelukannya dan keduanya terlihat kikuk. Dika mengambil ponselnya dan melihat pesan yang dikirimkan Edo untuknya
"Hah?!"
.
.
.
To be Continue gaesssss 🤗
Kira-kira apa yah isi pesannya pak Edo?🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
jadi penasaran Edo ngasih pesan apa sama Dika di hp nya 🤔🤔🤔
2023-12-25
0
Yani
Apa ya pesan pak Edo
2023-05-05
0
Winda Kurnia
thorrr aku padamu
2023-01-31
0