Kehangatan Sore hari

Vespa gading milik Dika terus membelah jalanan sore itu, Dika yang duduk menyetir Vespa, ditengah ada Fatih dan dibelakang ada Dinda. Ketiganya nampak menikmati perjalanan sore menuju kerumah. Kadang jalanan longgar, kadang juga sedikit macet. Meski terlihat berhimpitan namun tidak jadi masalah bagi mereka sore itu, hingga kini mereka sudah sampai dirumah dengan selamat

"Ayok turun, Fatih langsung mandi ya,, udah sore ini" ucap Dinda yang turun dari motor dan membawa Fatih masuk, Sementara Dika menenteng tas Fatih dan membuka pintu rumah

"Silahkan masuk" ucap Dika

"Assalamualaikum" ucap Dinda

"Wa'alaikumsalam" jawab Dika

Mereka masuk kedalam dan langsung menuju ke kamar Fatih. Dinda yang akan memandikan Fatih mengajak Fatih ke kamar mandi, sementara Dika keluar menuju ke kamarnya. Tak lama Dika kembali ke kamar Fatih

"Dinda,,,"

"Iya bang?! Dinda masih di kamar mandi" ucap Dinda yang tengah memandikan Fatih

"Ohh belum selesai ya?"

Kemudian Dika menyiapkan pakaian Fatih dan meletakkan diatas tempat tidur.

"Atih dah andi yah" ucap Fatih keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk di pinggang

"Uuhhh anak ayah udah mandi, wangiiii,, sini pake baju dulu" ucap Dika menyambut kehadiran Fatih.

Kemudian Dika melepas handuk Fatih dan membalur minyak telon, setelah itu Memasangkan baju dan juga celana kepada Fatih, tak lama Dinda keluar dari kamar mandi dan melihat Dika tengah menggantikan pakaian Fatih. Pemandangan itu terlihat begitu menyenangkan, Dika begitu telaten mengurusi Fatih, dan sedikit candaan ketika Dika memakaikan bedak bayi di wajah putranya. Malah Fatih meraih bedak dari tangan Dika dan menaburkan bedak itu ke wajah Dika.

"Fatihhhh,,," ucap gemas Dika dan Fatih tertawa

Diam-diam Dinda tersenyum melihat kehangatan hubungan Fatin dan juga Dika.

"Eh, bunda,,,,," ucap Dika yang baru selesai menyusuri rambut Fatih

"Udah selsai bang?"

"Udah dong,,, udah ganteng ini, anak ayah Dika" ucap Dika dan Fatih terkekeh

"Oh iya, ini persyaratan yang harus kamu siapkan besok, hari Selasa nya bisa langsung tes tahap pertama" ucap Dika memberikan brosur salah satu kampus . Dinda mengambil brosur itu dan membaca persyaratan nya

"Dinda belum punya foto bang, kalau yang lain insyaallah ada" jawab Dinda

"Ya sudah besok kita ke studio. Tapi mungkin siang ya, Abang ada kerjaan pagi" jawab Dika

"Iya gak papa bang, oh iya besok pagi Dinda pulang kerumah dulu ya, berkasnya ada dirumah"

"Oh iya boleh, pagi setelah Abang anter Fatih kerumah Omanya, Abang anter kamu pulang kerumah" ucap Dika

"Gak usah bang, nanti Dinda naik ojek aja"

"Ohh ya sudah kalau gitu, terserah kamu " jawab Dika

Waktu sudah menjelang malam, Dinda baru saja menidurkan Fatih yang terlihat kelelahan karena seharian diajak keluar. Setelah memastikan Fatih tidur, Dinda beranjak dan mengambil buku kumpulan soal-soal ujian dan mempelajari soal-soal itu, siapa tau masuk kedalam soal tes nanti.

Tok

"Dinda? sudah tidur?"

Dinda mendengarkan panggilan dari luar, dan ia berjalan membuka pintu

"Bang Dika?"

"Lagi apa?" tanya Dika

"Belajar, heheeh" jawab Dinda, sebenarnya Dika sudah bisa melihat di belakang Dinda sudah berserakan buku-buku miliknya

"Ada apa bang?"

"Ah ini,,, Abang punya beberapa contoh soal ujian, siapa tau nanti ada yang masuk pas tes besok " ucap Dika memberikan beberapa lembar soal bahasa Inggris

"Ah bahasa Inggris?! ini susah banget, Dinda gak ngerti!! Oh iya Abang dapet dari mana?!" tanya Dinda

"Dari,,,, kampus, dulu akan Abang pernah kuliah. Dan menurut Abang, bahasa Inggris itu mudah kok, asal kita tau kuncinya" ucap Dika

"Susah bang, Mending Dinda disuruh ngerjain matematika atau fisika deh!" jawab Dinda masuk kedalam kamar diikuti oleh Dika.

"Dari dulu Dinda tuh gak seneng bahasa Inggris, pusing,,,, gak ngerti artinya. kalau nonton film barat pun juga capek baca subtitle nya!" ucap Dinda dengan polosnya dan Dika hanya terkekeh

"Mau Abang bantu?" tanya Dika

"Boleh,,," jawab Dinda

"Begini,,,,,, " Dika menjabarkan beberapa kunci dalam mengerjakan bahasa Inggris melalui soal-soal ujian yang diberikan kepada Dinda. Dinda terlihat antusias meski dirinya tidak menguasai mata pelajaran itu.

"Abang jago bahasa Inggris nya, pasti dulu nilai bahasa Inggris Abang A+++++ ya?!" ucap Dinda dan Dika tertawa

"Mana ada A+++++ gitu?! A ya A aja Din. Gimana, mudahkan?!" tanya Dika

"Mudah sih kayaknya, tapi nanti yang keluar pasti beda dari sini" jawab Dinda dan Dika terbahak-bahak

"Kok ketawa?! emang bener kan?!" ucap Dinda

"Iya, namanya ini juga cuma contoh, bukan real pertanyaan disaat ujian. Tapi kan gak jauh-jauh melesetnya, beda-beda sedikit" jawab Dika

"Duhh,, kepala Dinda pusing bang. Belum ujian Dinda kepala Dinda udah puyeng!" ucap Dinda

"Semangattt! lakukan yang terbaik, Abang yakin kamu bisa!" ucap Dika memberi semangat

"Makasih ya bang, Abang baik sama Dinda" ucap Dinda dengan tatapan tulus

Deg!

"Ah iya,,, emm,, sudah malam, kamu istirahat, seharian kan kerja bantuin Abang." ucap Dika

"Iya,,, Dinda juga sudah ngantuk" ucap Dinda

Lalu Dika beranjak dan mendekat ke ranjang Fatih, dia mencium kening putranya sementara Dinda membereskan buku-bukunya.

"Abang balik ke kamar ya"

"Iya bang"

"Selamat malam"

"Malam"

Kemudian Dika berjalan keluar dari kamar Fatih dan Dinda, sementara Dinda menyusul Fatih yang berbaring di tempat tidur. Dinda tersenyum, hatinya senang setelah menjalani seharian ini bersama Fatih dan Dika. Kekaguman nya terhadap Dika semakin bertambah ketika melihat Dika yang begitu telaten mengurusi Fatih. Sikapnya menunjukkan seorang ayah yang begitu menyayangi putranya. Benar kata Dika, 'Fatihlah penyemangat dalam hidupnya'.