Pagi hari setelah menjalankan sholat Subuh, Ody mulai bersiap untuk berangkat mengadu nasib ke ibukota.
Setelah sarapan Ody pun berpamit ke ibu, untuk berangkat keterminal diantar oleh Hendra ..
Kurang lebih perjalanan delapan jam Ody tempuh dari kampung halaman sampai ke terminal kampung rambutan.Yah, perjalanan memang sedikit ngaret, mengingat hari ini weekend, jadi jalanan sedikit lebih padat dari hari-hari biasanya .
Ody menatap kota Jakarta sejenak begitu keluar dari bus yang ia tumpangi sampai ke terminal kampung rambutan.
Ody mulai menajamkan penglihatanya, guna mencari pamanya yang kemungkinan sudah menunggu Ody diterminal.
Ody memang meminta pamanya buat menjemputnya, karena ini pengalaman pertama Ody naik bus ke Jakarta, Ody kawatir akan nyasar kalo ga dipandu dengan pamanya.
"Ody," teriak paman, setelah melihat keponakanya yang tampak celingukan mencari cari keberadaanya .
Ody pun menoleh ke asal suara .
"Paman," sapa Ody balik, ketika sudah mengetahui kalo yang memanggilnya barusan adalah pamanya.
Ody langsung bersalaman dengan pamanya mencium tangannya dengan takzim.
Kemudian pamanpun mengajak Ody menuju palkiran . Mereka menaiki motor paman menuju rumah beliau, yang kebetulan tidak terlalu jauh dari terminal .
Merekapun mengobrol banyak hal dari menanyakan kabar keluarga dikampung ,dan terutama masalah yang menimpa Ody dan Dni. Sudah sejauh apa perkembanganya, dan Ody pun menjelaskan bahwa belum ada hal yang berarti, karna niat awal untuk menjual aset mereka belum terlaksana, disebabkan surat-surat yang belum ditemukan, mempersulit proses jual beli.
Paman pun turut prihatin, dengan masalah Ody yang seolah tidak menemukan titik kepastian.
"Makanya Ody jadikan masalah ini sebagai pelajaran, jangan terlalu percaya biarpun kalian sudah bertunangan, kedepanya kamu harus lebih teliti, dalam berteman maupun memilih pasangan." nasehat paman ke Ody
"Iya paman Ody juga sebenernya nyesel banget, tapikan nyesel sekarang juga seolah ga ada artinya, tanpa Action." ujar Ody dengan wajah sendunya.
"Untuk saat sekarang rencana Ody sambil menunggu proses yang keluarga Doni janjikan, Ody harus cari kerja, hidup harus terus berjalan, kan paman." ujar Ody.
"Iya dong kamu ga boleh larut juga dengan masalah itu. yang ada kamu harus makin kuat dengan adanya cobaan. Jawab paman meberikan semangat buat Ody
"Sebentar lagi Hendra kuliah, ibu juga masti harus Control rutin setiap bulan. Makanya Ody minta kerjaan ke paman supaya Ody bisa bantu-bantu mereka, Ody nggakmau mereka susah." tambah Ody
"Kalo Paman, dan Bibi malah dengan senang hati membantu kamu, terlebih kamu Anak yang rajin dan patuh." ucap paman tidak keberatan Ody ikut tinggl dengan mereka.
Tanpa terasa karna saking asiknya mengobrol, merekapun sudah sampai kerumah paman, dan sudah disambut oleh bibi.
Paman dan bibi memiliki satu orang anak laki-laki, seumuran dengan Hendra, Bayu namanya .
Ody pun bergegas turun dari motor dan memberika salah mencim tangan bibi, cepika cepiki dan berpelukan.
"Ya Alloh ini ponakan bibi udah perawan ajah.Terakhir ketemu kamu masih SMA loh, sekarang udah besar ajah." Celoteh bibi mengenang masa-masa terakhir mereka ketemu.
"Hehe iya Bi, berati sudah enam tahun yah Bi, nggak ketemua langsung." jawab Ody sambil garuk-garuk kepalanya.
"Oh ya Bayu keman Bi, pasti sekarang udah bujang yah tuh anak.
"Kalo Bayu belum pulang sekolah, diakan sekaran kelas tiga SMA jadi kegiatanya makin banyak makanya pulang suka sore," jawab bibi.
"Berati sama Bi, Hendra juga gitu banyak kegiatan kadang sampe sore," ucap Ody mengingat banyaknya aktifitas adiknya disekolah.
"lah, ya iya kan Hendra sama Bayu cuma beda beberapa bulan saja, jadi mereka sama sekolahnyan, sama-sama kelas tiga SMA," jawab bibi antusias ketika membahas Hendra dan Bayu .
"Udah dong kangen-kangenanya, ajak tamunya masuk biar istirahat, ajak makan, besok kan Ody harus langsung kerja jadi biar banyak istirahat," perintah paman untuk mengakhiri obrolan antara ponakan dan bibinya, yang nggak akan abisnya biarpun mereka berada didepan rumah sekalipun tetap asik mengobrol hehe .
"Oh iya Bibi sampe lupa ,saking senenganya ketemu sama ponakan yang cantik ampe lupa nggak diajak masuk. Ayo Dy masuk, makan dulu yah." bibi menawarkan makan.
"Makasih Bi, Ody jadi malah merepotin paman dan bibi," jawab Ody merasa nggak enak dengan mereka.
"Hus, ngerepotin dari mana sih kita ini keluarga mana ada ngerepotin yang ada kita saling membantu, kaya sekarang Ody lagi butuh kerjaan dan bibi membantu." ujar bibi nggak mau ponakanya merasa nggak enak denganya.
"Enggak taukan nanti mungkin paman dan bibi yang akan gantian dibantu oleh Ody. Udah yang penting Ody disini baik-baik, kerja yang bener jangan banyakan mikirin yang engga -engga. Bibi seneng ko ada Ody disini jadi ada temenya ngobrol, kan kalo sama paman dan Bayu ngobrolnya cuma seadanya ajah, biasa cowok suka susah diajak gosip," jawab Bibi sambil menaik turun kan alisnya menggoda Ody biar jangan terlalu sungkan.
"Lagian disini juga ada kamar kosong satu lagi jadi pas kan," jawab paman
"Kalo begitu makasih yah Bi, Paman." ucap Ody dengan tulus.
"Sama-sama anggap ajah rumah bersama, kan kalo paman pulang kampung juga sama kita sekeluarga tinggal dirumah Ody, jadi ya sekarang gantian kamu yang tinggal dirumah kita," jawab bibi dengan senyum diwajahnua.
"Ya udah Ody bersih-bersih dulu Bi, badanya berasa udah lengket." pamit Ody buat mandi dan membereskan barang-barang yang ia bawa.
Setelah selesai beberes dan mandi .Mereka makan malam bersama, dan sedikit bercengkrama dengan paman, bibi, dan Bayu.
Setelah puas mengobrol, Ody pun pamit untuk istirahat terlebih dahulu mengingat besok adalah hari pertama kerja dan butuh tenaga yang banyak, makanya siap-siap nabung energi yang banyak malam ini pikir Ody .
Memang sebenarnya keluarga Ody dikampung ada sawah yang di garap (urus) oleh sodaranya dan untuk hasilnya nanti dibagi dua (Pemilik dan yg garap) dan Hendra juga sepulang sekolah memiliki kegiatan mengurus ternak lele jadi sebenernya mereka ada pemasukan biarpun tidak besar, tapi cukup membantu kebutuhan sehari hari. Jadi nggak sepenuhnya kebutuhan keluarga Ody yang tanggung, Ody hanya menanggung keperluan-keperluan yang mendesak sajah, tapi sebagai Anak tertua, Ody merasa wajib memberika kehidupan yang layak, dia juga ingin adiknya kuliah biarpun nanti dia harus kerja keras buat biyaya kuliah Hendra. Dia sudah siap yang penting pendidikan adiknya nantinya lebih baik dari dirinya dulu.
***Janganlah nyaman dengan pujian, keluarlah dari kandang Anda, dan mulai dari nol. Itulah pertumbuhan***
...****************...
#Terimakasih buat semua yang udah mampir.❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 326 Episodes
Comments