Cindi dan Doni

Sementara itu disebuah rumah kontrakan di Jakarta.

"Telepon dari siapa Mas?" tanya Cindi penasaran, ketika melihat Doni barusan menerima panggilan telepon.

"Papa, tadi telpon, katanya barusan Ody kerumah dan menanyakan uang yang dia kirim buat membangun rumah." jawab Doni dengan wajah lesu. "Papa sih menyarankan rumah yang kami bangun dijual sajah, dan nanti uang dari hasil jual rumah kan bisa dibagi dua. Soalnya kan kalo buat mengembalikan uang Ody, kita sudah nggak ada simpanan. Apalagi sekarang aku kan cuma kerja sebagai buruh. Gajih saja cuma cukup buat kebutuhan sehari-hari. Ditambah sekarang kamu sedang hamil butuh banyak simpenan." ucap Doni memberi tahukan rencana papahnya.

"Tadi papa menanyakan surat-surat tanah, biar nanti Ody dan orang tua ku yang mengurus penjualanya." tambah Doni menjelaskan maksud dari papahnya menelefon.

"Lalu,rencana mas Doni gimana?" tanya Cindi lagi.

"Ya kalo aku sih ngikut ajah, penginya juga gitu, biar nanti Ody juga bisa gunakan uangnya buat keperluanya. Kasian kan dia sudah kerja cape-cape malah nggak ada hasilnya. Aku kalo diposisi Ody juga akan melakukan hal yang sama meminta keadilan." jawab Doni yang seolah membela Ody.

"Papa juga jadinya nggak terlalu pusing memikirkan masalah Aku terus, kasian mereka sudah tua. Ditambah masalah yang aku buat terus menerus. Kejadian kemarin yang kita buat saja mereka sudah cukup malu, ditambah kalo sampai masalah ini tetangga juga tau makin malu mereka." oceh Doni.

"Aku jadi merasa bersalah banget sama papa dan ibu." tambah Doni dengan raut muka sedih.

"Untung surat-surat tanah udah aku ambil, dan aku gadekan. Ga rela banget aku kalo Ody mendapatkan uang-uangnya balik. Semoga saja mereka nggak tau, dan juga nggak curiga kalo aku yang sudah mengambil surat tanah itu." batin Cindi

Cindi memang iri dengan keberhasilan Ody. Sedang dia selalu gagal dalam semua rencanaya biarpun sudah mengikuti cara Ody menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) Cindi memutuskan menjadi pahlawan devisa ke negara gajah putih. berharap ingin mengikuti apa yang Ody capai. Namun, sayang nasib Cindi tidak seberuntung nasib Ody. Cindi mendapatkan bos yang pelit dan galak. Serta pekerjaan yang lebih berat dari kebanyakan tenaga kerja lain.

Memang sifat Cindi yang aga susah diatur dan memilih pekerjaan, juga berpengaruhi ke sifat Bosnya, dan pekerjaan Cindi banyak teledornya. Maka Bosnya lebih sering menegor Cindi, maksudnya sebenarnya baik agar Cindi bisa lebih rajin, dan tanggung jawab. Namun, Cindi suka tersinggung, jika atasnya menegor dia. Maka dari itu dia memutuskan untuk pulang lebih awal, sebelum masa kontrak habis.

Setelah pulang dari Taiwan, Cindi memutuskan menikah, dengan kekasihnya, tetapi sayang kebahagia Cindi, cuma bertahan sementara.

Pernikahan Cindi dan Suaminya cuma bertahan tiga tahun, merekapun memutuskan bercerai.

"Yah,..Cindi adalah janda yah."

Janda anak satu, dan Anak Cindi dirawat oleh mantan suaminya, karna Cindi paska Cerai pergi merantai kembali. Karena itu anaknya Suami yang urus.Takutnya kalo Cindi yang urus nanti kurang kasih sayang. Begitu alasan mantan suami Cindi untuk bisa mendapatkan hak asuh anaknya .

Cindi memang sebenarnya tidak suka dengan Ody, diapun berniat mengambil apa yang Ody miliki. Begitu Cindi tau kalo Doni tunangan Ody pulang ke kampung halaman. Cindi pun memutuskan untuk mudik ke kampung. Lebih-lebih Cindi tau Ody dan Doni sedang membangun rumah bersama.

#Wah,serem yah,punya temen macam sifatnya Cindi#

*terkadang orang yang paling dekat adalah musuh yang paling berbahaya*

Diapun menyusun rencana untuk mendekati Doni, niatnya sih dia hanya ingin jadi selingkuhan Doni dan membuat hancur hubungan Doni dan Ody. Setelah mereka hancur Cindi pergi dari kehidupan merka, begitu niat Cindi. Namum lagi-lagi rencana tinggal rencana sekarang malah Cindi terjebak dipernikahan yang tidak masuk dalam rencananya.

Belum Image dia dimata tetangganya sudah tercap sebagai pelakor. Eh perebut tunangan orang bukan laki orang, kan belum jadi suaminya Ody l, si Doni mah hehe.

*Kebahagiaan yang didapatkan dari merampas hak orang lain tidak akan bertahan lama.Hari ini mungkin kau sedang tersenyum,besok lusa bisa jadi kau akan menangis pilu,lebih sedih dari seorang yang pernah kau zalimi.*