Ke esokan harinya, Ody kembali bersiap bekerja seperti biasa. Dia bertekad akan segera menyelesaikan kerjaanya dengan benar.
Agar bisa cepat-cepat pulang, dan menelefon keluarganya di kampung. Ia akan memastikan kabar kesehatan ayahnya. Ody kali ini benar-benar kefikiran terus dengan mimpi semalam.
Jam kerja pun berakhir dengan aman, dan tanpa kesalahan seperti hari kemarin. Dimana kemarin, Ody banyak melakukan kesalahan, dan mendapatkan teguran dari atasannya.
Ody bersiap pulang ke mess yang disediakan dari tempat kerjanya, dengan hati cemas Ody membuka telfon genggamnya, berniat menanyakan kabar Ayahnya.
*Selama kerja memang semua pekerja tidak diizinkan membawa Hp*
Begitu membuka ponsel, Ody malah dibuat kaget dengan banyaknya panggilan masuk dari Hendra. Dia pun membuka aplikasi chat dan membuka pesan yang memang Hendra kirim.
"Mba tadi pagi jam sepuluh, ayah sudah pulang ke Sang Pencipta, maaf kami disini langsung memakamkan ayah, tanpa nunggu Mba Ody melihat ayah untuk terakhir kalinya.
Begitulah kira-kira isi pesan dari Hendra.
Hancur, sedih, hati Ody lagi-lagi hancur, seolah dunia tidak ingin melihat Ody bahagia.
Kehidupanya kini seperti tanpa arah.
Ketika Ody berusaha dengan keras untuk menata kehidupan, dan menguatkan hati untuk menghadapi semua cobaan yang Alloh berikan. Belum sempenuhnya kekuatan itu Ody dapatkan. Namun, justru Alloh kasih lagi ujian yang begitu berat.
Ody harus merelakan ayah tercintanya, berpulang menghadap kepangkuan Alloh.Tanpa hadirnya ia untuk melepas keperistirahatan terakhir, andai jarak dari tempatnya dia kerja dekat dengan Kampung halaman, mungkin akan ada salah satu keluarganya, yang datang untuk menjemputnya.
Ody duduk sejenak, tubuhnya seolah kehilangan semua tulangnya, rasanya lemas. Hati ingin menangis, menjerit, meluapkam sesaknya beban hidupnya. Namum, Ody sadar masih dilingkungan pabrik.
Ody hanya duduk merenungi setiap kejadian yang menimpanya. Ia selalu berdoa dan bersyolawat, agar dikuat kan dengan ujian kali ini. Ya memang setiap makhluk hidup pasti akan meninggal, tapi kenapa, ketika Ody belum bisa memberika yang terbaik, serta Ody juga belum bertemu secara langsung, semenjak hampir lima tahun dirinya berjuang menjadi pahlawan devisa. Justru didetik-detik terakhir kepulangnya ketanah air, ayahnya meninggalkan Ody untuk selamanya. Fikiran itu muncul terus menerus diingatan Ody. seolah dia tidak ikhlas ayahnya berpulang kepangkuan sang Kholik.
"Ya Alloh, kenapa Engkou tidak izinkan aku bertemu dulu dengan ayah, sebelum Engkau mengambilnya. Setidaknya izinkan aku bertemu untuk terakhir kalinya." gumam Ody pelan.
Keinginan Ody, adalah pengin menikmati momen dimana, dia bisa berkumpul lagi dengan keluarga yang utuh. Bercanda bersama dengan ayah, ibu, dan adiknya. Namun, harapan itu harus Ody kubur dalam-dalam. Karna hal itu sekarang sudah tidak mungkin Ody bisa rasakan lagi.
"Sekarang Ayah sudah tidak sakit lagi ya Yah, Ayah bahagiakan disana kan?" Ody berbisik ke dirinya sendiri, seolah memberi kekuatan untuk dirinya agar kuat dan ikhlas untuk menerima takdir ini.
Sekarang Ody paham, tanda mimpi semalah yang berkali-kali memimpikan ayahnya. Seolah ayah juga kangen dengan Ody, dan pengin bertemu, atau malah pengin berpamitan ke Ody kalo beliau akan kembali kesang pemilik sebenarnya.
Ody bersiap pulang, setelah cukup lama ia duduk termenung, meratapi nasibnya.
Kali ini perjalanan dari tempat kerja kemess seolah menjadi perjalanan terpanjang. Biasanya Ody berjalan kaki, dari tempat tinggal ke tempat kerja sangat menyenangkan. Berbeda dengan sekarang, dengan suasana hati yang kacau, jalanan yg asri, dan indah pun tidak bisa sedikit saja memberika kedamaian hati.
Ody ingin buru-buru sampai ditempat tinggalnya, dan menelefon ibunya, ia juga pengin tau keadaan ibunya sekarang. Ody tau orang yang paling terpukul dengan kepergian ayah adalah ibu. Bukan berati Ody, dan Hendra tidak kehilangan yah.
Mereka juga sangat merasa kehilangan, cuma kan ibu pasti lebih merasakan kehilangan itu. Kebersamaan selama mereka menikah, dua puluh lima tahun, banyak memberikan kenangan manis yang ibu pasti belum siap buat merelakanya. Apalagi kepergian Ayah bisa dibilang mendadak.
Ody harus memberikan kekuatan untuk ibu, dan Hendra. Biarpun hati Ody hancur, tapi ia bertekat tidak akan menunjukan bahwa dia rapuh, dan lemah.
Ody harus memberikan contoh, untuk Hendra supaya kuat, dan tegar, agar Ibu juga tidak berlarut-larut dalam kesedihan ini. Mengingat Ibu juga menderita sakit yang cukup parah.
Ibu sudah lama menderita tumor dirahim. Memang seharusnya menjalankan oprasi. Namun, ibu tidak mau dengan alasan tumornya jinak, serta ibu takut untuk menjalankan oprasi.
Ibu selalu menolak untuk menjalankan oprasi pengangkatan tumor. Biarpun Ody, dan Hendra membujuknya berulang kali.
Birpun sakit ibu adalan tumor jiarpun jinak, tetap harus ada obat jalan, dan terapi, yang selalu rutin Ibu jalani. Untuk memastikan bahwa tumornya tidak menyebar, dan akan menjadi ganas.
Walaupun, Dokter mengatakan tumor yang ibu derita adalah jinak, tapi lebih baiknya dilakukan oprasi pengangkatan tumornya, karna bisa sajah suatu saat akan memperburuk keadaan ibu. Begitu saran yang dianjurkan Dokter.
Jadi Ody dan Hendra harus menjaga pikiran supaya tidak terlalu setres,dan bisa mengakibatkan ibu drop kesehatanaya.
*** Tidak ada hal berarti apapun yang bisa aku lakukan untukmu ayah, selain satu doa semoga engkau bahagia disisinya.***
...****************...
#kritikan dan masukan silahkan komen ajah yah biar saya juga bisa lebih semangat buat nulis
terimakasih buat yang udah mampir, jangan lupa tinggalkan jejak yah...❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 326 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
mantapppppp👍👍👍
2022-08-18
1
Wiwi Niji
baru mampir
2022-06-06
1
Author yang kece dong
Kak aku mampir ya 🙏
2022-05-25
2