Doni pun mulai mencoba mencari surat-surat tanah dirumah kontrakanya, yang mungkin saja dia bawa, karna kata orang tuanya dirumah mereka tidak ada surat-surat rumah itu.
Maka dari itu orang tuanya menelefon Doni, untuk memastikan Doni menyimpanya dimana, apabila kalo ada sama Doni, mereka meminta segera Doni bisa mengirimkanya melalui kantor pos, jadi biar masalahnya cepat selesai mereka tidak ingin masalahnya berlarut-larut .
Setelah Doni mencari cari, ternyata surat rumah tersebut tidak ada.
"Engga ada dirumah ini terus dimana yah dokumen itu," batin doni. "Seinget Aku sih, aku tinggal dirumah papa tapi ko nggak ada juga disana," Doni semakin bingung.
"Kamu tau nggak Cin, dokumen tanah ada dimana? Barang kali kamu tau, soalnya aku cari dirumah ini juga nggak ada." tanya Doni dengan muka mulai cemas.
"Engga lah Mas, apa Mas nggak lupa simpen.
Terus papa juga carinya udah bener belum? Takutnya keselip dirumah papa," Jawab Cindi pura-pura tidak tau.
"Seinget aku, kamu kesini nggak bawa surat surat tanah, yang ada juga cuma Akta nikah dan Kartu Keluarga." Cindi berusaha meyakinkan suaminya, agar Doni tidak curiga denganya.
"Iya juga sih, ya sudah nanti Aku kasih kabar papa siapa tau, mereka nyarinya kurang teliti .
sekalian aku juga nanti inget-inget lagi," ucap Doni dengan pasrah.
Aduh mudah-mudahan nggak sampe ilang. bisa panjang urusanya kalo sampe ilang. Pasti nanti aku dikira sengaja untuk mempersulit mengembalikan uang Ody, malah takutnya juga aku dikira nipu sama keluarga Ody." batin Doni, ia yang mulai cemas dan menggaruk garuk belakang kepalanya.
"Huh mudah-mudahan ajah Doni dan orang tuanya nggak tau kalo surat-surat itu aku yang ambil dan aku gadekan. Mana uangnya udah abis lagi aku pake buat belanja- belanja." batin Cindi mulai cemas kebusukanya terungkap.
......................
Sementara itu di rumah Ody
Aduh ini anak ko belum pulang sih, katanya tadi pamit mau kemakam, tapi udah hampir Duhur belum pulang juga." gerutu ibu Ody dengan panik dan mondar mandir diteras rumah. Beliau panik takutnya hal butuk terjadi dengan anak-anaknya.
"Ya Alloh Nak kalian dari mana ajah sih?" begitu ibu liat motor yang ditumpangi anak-anaknya memasuki pekarangan rumah.
"Ya Alloh bu kita baru sampe ini, udah ditodong pertanyaan ajah." ledek Hendra sama ibunya
"Enggak dari mana-mana ko Bu, Ody cuma ajak Hendra buat keliling desa ajah. Udah lama kan Ody ga pulang kampung." jelas Ody supaya ibunya tidak curiga.
"Wah, ternyata banyak banget perubahanya yah Bu, sampe-sampe Ody lupa jalan pulangnya hehe... " jawab Ody sambil menampilkan muka imutnya seolah meminta maaf karna sudah pulang telat.
Sebelumnya Ody sudah meminta Hendra untuk tidak memberitahu kan ibunya, mengenai kepergianya ke rumah keluarga Doni, biarlah urusan ini hanya Hendra dan Ody yang mengetauinya. Mengingat ibu kondisinya mudah lelah dan ditakutkan jatuh sakit.
"Iya nih Bu, Mba Ody maksa buat diantar keliling desa, katanya kangen suasana kampung, bilangnya sih sebentar, tapi taunya sampe siang gini," jawab Hendra ikut meyakinkan ibunya biar percaya dengan alasan mereka.
"Marahin tuh Bu Mba Ody." cetus Hendra.
"Engga bakal we....." ledek Ody dengan menjulurkan lidahnya.
"Enggk apa-apalah berbohong buat kebaikan." batin Ody
"Abis seru Bu, bangunan dan rumahnya makin padet.Terus juga bagus-bagus lagi rumahnya," puji aody nyengir.
"Owalah, ibu takutnya kalian kenapa-napa." ucap ibu sudah mulai tenang.
"Ya udah yuk masuk, terus makan jangan lupa kalian nanti pada Sholat yah," nasehat bu .
"Ok Bu!" jawab mereka bersamaan .
Merekapun menikmati makanan dengan penuh hangat.
Apalagi masakan ibu yang bener-bener lezat. sudah bisa membius mereka..
*Masakan ibu adalah bagian dari keindahan yang akan selalu dikenang dan dirindukan anaknya* "bener apa bener"
...****************...
#Terimakasih buat yang sudah mampir dinovel pertamaku ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 326 Episodes
Comments