Satu bulan Ody sudah dikampung halaman. Dia pun berencana mengadu nasib ke ibukota. Terlebih Ody dikampung tidak ada pekerjaan. Sedang kebutuhan keluarganya, dari dulu Ody yang menanggungnya, maka dari itu Ody memutuskan akan ikut pamanya yang sudah lebih dulu bekerja di Jakarta .
"Bu, Ody mau ikut paman yah kerja di Jakarta. Kalo dikampung terus, Ody bingung mau kerja apa penghasilan juga nggak ada." izin Ody ke ibunya.
"Ya kalo kamu maunya gitu, ibu sih hanya bisa mendukung dan mendoakan saja," jawab ibu pasrah.
Ibu tau, Ody juga pasti memikirkan nasib mereka, jadi ketika ia tidak bekerja, pasti nggak ada pemasukan, mengandalkan hasil sawah dan ternak lele yang Hendra tekuni belum bisa memenuhi semua kebutahn keluarganya.
"Ibu bisa kan tanyakan ke paman kerjaan buat Ody. Soalnya kemarin kan waktu bibi telfon, bilang kalo Ody mau kerja bilang ajah, nanti paman usahakan bantu, nah sekarang Ody rasa, butuh bantuan paman." ucap Ody meminta bantuan ibunya.
"Ya sudah nanti ibu telpon pamanmu. Supaya bantu carikan kerjaan buat kamu," jawab ibu dengan lembut.
"Iya, makasih yah Bu," ucap Ody sambil memeluk ibunya.
"Pokoknya, ibu nanti jangan kawatir kan kalo Ody kerja di Jakarta mah kalo terjadi apa-apa, atau kangen bisa segera pulang .Berbeda kalo diluar negri nggak semudah itu untuk mengurus perizinanya susah minta ampun, belum perjalananya yang banyak menyita waktu, sedang kalo di Jakartakan masih bisa ditempuh dengan hitungan jam." ucap Ody menenangkan ibu.
"Iya sayang, kalo ibu mah terserah kamu sajah, yang penting kamu hati-hati, dan jangan terlalu percaya sama orang, apa lagi orang itu masih baru kamu kenal. Jadikan masalalumu buat pelajaran." nasehat ibu sambil mengelus-elus kepala putrinya.
"Siap Bu," jawab Ody dengan semangat.
Satu minggu kemudian, paman Ody menelefon mengabarkan bahwa di rumah sakit tempatnya bekerja sedang membutuhkan pekerja baru buat ditempatkan sebagai tenaga kebersihan .
Tanpa pikir panjang, Ody pun menyanggupi tawaran dari paman.
"Ah, mau Cleaning Service, OG(Office Girl), bahkan pembantu itu nggak jadi masalah menurut Ody, karena bagi dia sekarang adalah yang penting ada kerjaan dan Halal. Mengingat kebutuhan keluarganya ia yang sebagian besar menaggungnya, belum sebentar lagi Hendra akan lulus sekolah. Ody bertekad supaya Hendra melanjutkan ke jenjang Universitas,
jangan seperti dirinya yang hanya lulus SMA.
Sore harinya, Ody memberi kabar ke ibu dan Hendra, bahwa besok pagi Ody akan mulai berangkat ke Jakarta,
Ibu pun mengizinkan, dan pastinya memberi banyak nasehat buat putrinya.
Begitupun Hendra, dia juga memberikan nasehat ke Kakanya, biarpun Hendra lebih muda dari segi umur, tapi untuk pemikiranya jangan diragukan lagi,dia bisa lebih dewasa dari Ody. Apalagi Hendra tau betul sifat Ody yang mudah kasihan dengan orang kadang dimanfaatkan bahkan bisa saja ditipun,dan hal itu Ody tidak menyadarinya.
***
Malam harinya, setelah makan malam bersama, Ody dibantu Hendra mulai menyiapkan barang-barang apa sajah yang sekiranya akan dibawa.
"Mba, pokonya Mba harus jaga diri loh. Jangan mudah percaya sama orang asing." oceh Hendra selalu mewanti wanti kakanya.
"Siap adekku yang ganteng, jangan kawatir yah, Mba juga akan selalu waspada, ya kan Mba juga nggak mau kejadian kaya dulu ke ulang lagih.
"Mba juga nitip ibu yah, kalo ada apa-apa kamu langsung kabarin Mba, biar mba cepat pulang." pinta Ody.
"Pasti Mba, tanpa Mba minta Hendra akan selalu jaga ibu, terlebih sekarang Orang tua kita hanya tinggal ibu." ujar Hendra menenagkan Ody.
"Oh iya Ndra, Mba juga minta tolong yah, kamu awasin terus masalah rumah itu, kita nggak boleh terlalu percaya juga dengan omongan keluarga Doni. Masa surat-surat rumah nggak ada. Mba jadi curiga takutnya itu akal-akalan mereka sajah supaya rumah itu nggak bisa dijual dan lama kelamaan kita lupa masalah ini." ucap Ody mengingatkan Hendra dengan masalah uang Ody.
"Siap Mba, nanti Hendra akan ambil alih masalah Mba yg ini, Hendra sudah minta tolong temen Hendra juga yang rumahnya bersebelahan dengan mereka, buat mengawasi gerak gerik keluarga Mas Doni, kalo ada yang mencurigakan biar kita nggak ketipu, kita nggak tau kan niat dia gimana." ucap Hendra menenagkan Ody.
"Ya mudah-mudahan sih yang mereka omongin memang benar pengin menjual rumah itu, dan mungkin sajah surat-suratnya keselip makanya mereka masih cari. Enggak salah juga kita waspada boleh kan Mba, secara itu bagi keluarga kita bukan uang yang sedikit," Hendra berusaha meyakinkan Ody, bahwa dia mampu untuk dikasih kepercayaan mengurus maslahnya dengan keluarga mantan tunanganya
"Iya lah Ndra, Mba ngumpulin uang itu nggak mudah. Kalo inget gimana susahnya kerja dinegri orang Mba suka pengin marah-marah sama diri sendiri kenapa pecaya ajah dengan janji manis Doni. Pokoknya Mba percayakan semuanya kekamu, tapi juga mungkin ini takdir yang Alloh kasih buat kita jalanin barang kali Alloh sudah siapkan kebahagiaan yang lebih dari ini semua , Mba cuma bisa berdoa ajah supaya Alloh kasih jalan yang terbaik buat kita." ucap Ody dengan pelan.
"Amin." jawab Hendra dengan sungguh-sungguh
Mengenai rumah belum laku terjual, karna memang surat -surat, yang Cindi ambil dan digadekan, menghalangi buat proses jual beli.Ya kalo nggak ada surat-suratnya susah pastinya buat jual, terlebih itu tanah dan bangunan. Pasti yang mau beli takut juga kalo nggak ada dokumen yang menunjukan kepemilikan tanah dan bangunan.Entar dikiranya penipuan lagi.
***Kebahagiaan yang didapatkan dari merampas hak orang lain tidak akan bertahan lama, hari ini mungkin kamu sedang tersenyum. Besok lusa bisa jadi kamu akan menangis pilu, lebih sedih dari seseorang yang pernah kau zalimi***
...****************...
*Terimakasih buat yang udah mampir yah ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 326 Episodes
Comments
Author yang kece dong
Kak aku mampir 🙏
2022-06-02
3