Di sebuah ruangan dengan satu pencahayaan lampu LED. Terlihat kedua wanita bercadar sudah dibekuk oleh anak buah Adelio. Kini kedua wanita bercadar itu begitu miris dengan kedua tangan dan kaki terikat kuat.
Mereka baru saja mendapatkan penyiksaan dari Kendrick, si tangan kanan Adelio berupa cambukan sebanyak seratus kali. Semua itu, hanya sekedar efek jera bagi mereka, agar tak mengulang kembali kesalahannya.
Adelio masih saja kesal, aksinya sempat di tentang hebat oleh kedua orang tuanya. Adelio sebenarnya ingin menghabisi mereka, namun seluruh keluarganya menentangnya untuk tidak membunuh kedua gadis bercadar itu.
Sehingga mau tak mau, Adelio harus mengikuti ucapan keluarganya.
Malfin, Morgan dan Kendrick juga berada dalam ruangan itu dan ingin kembali menginterogasi kedua gadis bercadar itu.
"Ayo katakan, mengapa kalian menyusup di kediaman kami ? apa kalian ingin membunuh salah satu anggota keluarga kami hah!. Untung kak Lio menangkap kalian berdua. Lihatlah, tangan besi kak Lio belum melakukan apa-apa kepada kalian berdua. Dan dipastikan tulang rusuk kalian berdua akan hancur malam ini"ucap Morgan dengan sekali gertakan untuk mengancam mereka.
Kedua gadis bercadar itu hanya mampu diam seribu bahasa. Mereka pun kembali berusaha keras untuk lepas dari tali yang mengikat nya dengan sekujur tubuh yang sepertinya sudah babak belur, namun mereka masih saja terlihat kuat.
"Sekarang giliran aku yang memberi pelajaran kalian berdua" ucap Morgan yang berusaha terlihat garang di depan gadis bercadar itu.
Morgan merentangkan kedua tangannya dan tak lupa meregangkan otot-otot jemarinya untuk memberi mereka pelajaran.
"Rasakan ini" ucap Morgan menyeringai dan langsung menarik telinga salah satu gadis bercadar itu.
"Hei lepas, apa yang kau lakukan" ucap salah satu gadis bercadar yang begitu marah.
"Aku cuman interogasi kau, tapi kau rupanya tuli ya. Maka rasakan ini, telinga mu harus disiplinkan, agar kembali berfungsi dengan normal" ucap Morgan sambil tersenyum mengejek.
"Akkhhhh, hentikan...." ucap gadis bercadar itu sambil meringis kesakitan.
Kendrick hanya mampu tersenyum tipis melihat aksi Morgan yang menggelitik. Sedangkan Adelio dan Malfin terlihat memasang wajah tampa ekspresi. Entah apa yang sedang dipikirkan mereka berdua.
Sementara gadis bercadar dengan sorot mata elang begitu marah besar dengan kepalan tangannya yang siap menghajar mereka. Gadis bercadar itu mulai memberontak untuk lepas. Tapi, usahanya hanya sia-sia.
Aku tidak akan mengampuni kalian!. Penyiksaan ini akan terus membekas di hati ku. Jadi kau rupanya lelaki yang sempat berurusan dengan ku beberapa tempo hari, hingga membunuh orang ku. Dunia begitu sempit rupanya, aku menemukan anak-anak musuhku. Batin gadis bercadar itu.
"Morgan, hentikan" ucap Malfin yang mendekat ke arah mereka.
Nyali Morgan langsung menciut, dia pun segera menghentikan aksinya dan segera melangkah mundur.
"Sekarang giliran kakak yang interogasi mereka" ucap Morgan.
"Apa motif kalian menyusup di kediaman kami?" tanya Morgan sambil bersikadap menatap tajam kedua gadis bercadar itu.
Lagi-lagi tak ada yang ingin buka suara mengenai motif mereka menyusup di kediaman Alexander.
"Kalian berdua ibarat wanita bisu yang sama sekali tak ingin berbicara. Kami tak biasa memakan orang, hanya saja, kami butuh kejujuran dari kalian, agar kalian bisa lepas setelah ini" ucap Malfin yang mencoba bernegosiasi dengan mereka.
Kedua gadis bercadar itu hanya saling menunduk dan tak ingin angkat bicara sedikit pun.
"Sudahlah, tak perlu buang-buang waktu kalian hanya meladeni gadis sampah seperti mereka. Biarkan mereka beristirahat di ruangan ini, kalau perlu membusuk sekalian, biar hewan aligator ku mendapatkan santapan baru" ucap Adelio yang bangkit dari duduknya.
"Kak Lio, bukankah paman dan bibi tidak ingin gadis itu mati" ucap Morgan sambil melirik Adelio.
Adelio langsung menatap tajam kearahnya, membuat nyali Morgan menciut.
"Jangan ikut campur anak kecil" bisik Kendrick cepat kepada Morgan.
Morgan langsung gelagapan dan segera berdiri di belakang tubuh kakaknya.
"Ayo pergi, tinggalkan gadis sampah itu di gudang ini" ucap Adelio dingin, lalu melangkahkan kakinya.
Morgan kembali berbalik badan menatap kedua gadis bercadar itu. Ada rasa kasian dalam relung hatinya.
"Itu salep luka, aku banyak stok di saku ku" ucap Morgan sambil melemparkan salep tersebut ke arah mereka.
Salah satu gadis bercadar itu berusaha menggaetnya menggunakan kedua kakinya.
Sedangkan Morgan bergegas berlari kecil mengikuti langkah kaki kakaknya.
"Lelaki brengsek! aku bukan gadis sampah yang kau tuduhkan hah!" teriak salah satu gadis bercadar dengan kemarahan berapi-api yang tidak terima di sebut sampah oleh Adelio.
Adelio langsung menghentikan langkahnya mendengar teriakkan gadis tersebut. Adelio berbalik badan dan melangkahkan kakinya mendekati gadis bercadar tersebut.
Sementara Malfin memilih acuh dan tak ingin ikut campur dengan urusan mereka.
"Ayo pergi" ucap Malfin sambil merangkul pundak adiknya.
"Terus, Kak Lio" ucap Morgan.
"Biarkan dia yang mengurus gadis itu" ucap Malfin lalu menarik tangan adiknya keluar dari gudang tersebut.
Adelio sudah berdiri di hadapan gadis bercadar itu. Sambil menatap salah satu gadis bercadar itu.
"Aku tidak akan menyakiti orang, jika orang itu tidak menyakiti balik. Aku tidak akan membunuh seseorang jika orang itu tidak berusaha membunuhku. Aku tidak akan pernah menghargai seseorang, jika orang itu tidak menghargai ku. Aku menyebutmu sebagai wanita sampah, karena dirimu memang patut disebut seperti itu. Aku sedikit memberimu pengampun, dengan syarat kau harus berkata jujur tentang tindakanmu menyusup di kediaman ku. Tapi, kalian berdua begitu keras kepala dan patut mendapatkan pelajaran yang berharga" ucap Adelio dengan tatapan membunuhnya.
"Kau sampah lelaki brengsek" teriak gadis bercadar itu kembali.
"Tak ada seorang pun berbicara kasar kepada ku!" ucap Adelio dingin, lalu mencengkeram kuat dagu gadis bercadar itu.
"Jaga ucapan mu, karena aku tidak segan-segan merobek mulutmu" ucap Adelio kesal.
Gadis bercadar itu meringis kesakitan merasakan cengkraman tangan Adelio.
"Kalian tak akan pernah bebas dari tempat ini, sebelum kalian berkata jujur tentang motif yang sebenarnya hingga kalian menyusup di kediaman ku!" teriak Adelio yang sudah tersulut emosi, lalu segera melepaskan tangannya.
Gadis itu memalingkan wajahnya dengan rasa sakit yang masih terasa menyakiti kulit wajahnya.
"Bahkan membusuk sekalian hah!" ucap Adelio marah, lalu melenggang pergi meninggalkan gadis bercadar yang akan menjadi tawanannya di gudang tersebut.
Anak buahnya segera mengunci pintu ruangan itu dan tak lupa menggemboknya. Adelio memilih berjalan menuju kediamannya yang hanya berjalan kaki, karena jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah utama.
Sementara kedua gadis bercadar itu terus saja memberontak untuk lepas.
"Aku ingin pergi dari tempat ini min" ucap salah satu gadis bercadar itu.
"Tenang tuan putri, kita pasti bisa keluar dari tempat ini" ucap gadis yang bernama Min.
Gadis bercadar itu adalah Rania dan bodyguardnya. Rania terus saja menggesekkan tali yang mengikat kedua tangannya pada kursi yang sedang ia duduki, ia berusaha keras untuk melepaskan tali dikedua tangannya. Hingga pada akhirnya, tali yang mengikat kedua tangannya terlepas.
"Awww, sial...kulitku jadi lecet begini" ucap Rania kesal dan berusaha bangkit dengan hati-hati dari tempat duduknya.
"Akkhhhh"
Rania hanya mampu memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya merasakan luka cambukan di sekujur tubuhnya.
"Tuan putri" ucap Min khawatir melihat majikannya.
"Aku tak apa-apa" ucap Rania yang berusaha menahan rasa sakitnya. "Sini ku bantu" ucap Rania lalu melepaskan bodyguardnya.
Mereka lalu berusaha mencari jalan untuk keluar dari gudang tersebut. Namun hasilnya nihil, sama sekali tak ada celah untuk mereka kabur.
Mereka memilih duduk bersama sambil memikirkan rencana selanjutnya untuk kabur dari gudang tersebut.
Bersambung....
Jangan lupa dukungannya teman-teman 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Mardi Anah
seruu lanjut
2022-05-29
0
Dewi
lanjut kak
2022-03-01
1
Lia Ardilla Maharani
lanjut kak
2022-02-27
1